Tingkatan - Tingkatan Dalam Ilmu Penglihatan Batin
PENGELIHATAN BATIN
Pengelihatan dikategorikan menjadi dua berdasarkan pancaindera yang digunakan. Yaitu pengelihatan mata dan pengelihatan batin. Pengelihatan Batin pun dibagi menjadi lima tingkat.Beberapa saat yang lalu ada sebuah email yang masuk ke inbox si X, yang isinya meminta bantuan karena kehilangan barang berharga. Setelah membaca email tersebut, X memutuskan untuk membantu dengan doa agar barang tersebut kembali ke pemiliknya. X tidak mengenal dan melihat barang yang hilang itu maupun si pemilik sebelumnya. Ketika X mendoakan agar barang yang hilang itu kembali ke pemiliknya, suatu mujizat terjadi. X dapat menyaksikan terjadinya pencurian itu disamping juga melihat bagaimana pencuri menyembunyikan barang itu kamarnya.
Tiga hari setelah X berdoa pada Tuhan Yang Maha Mengetahui, sang pemilik barang tersebut mengirim X email lagi. Dia menjelaskan bahwa barang yang hilang tersebut sudah ada di depan rumahnya. Rupanya, si pencuri itu merasa diperintahkan agar mengembalikan barang yang telah dicurinya.
Pada umumnya, orang kejadian ini menganggapnya aneh. Bahkan mungkin menganggapnya sebagai kebetulan. Padahal, ini sebagai sebuah bukti dari keberadaan ‘penglihatan batin’. Sebuah kejadian yang sering terjadi pada pendahulu kita dulu yang gemar olah batin sehingga mempunyai kemampuan batiniah.
Bagaimana fenomena ini dijelaskan? Ketika X berdoa untuk barang yang hilang itu, X mengirim sebuah ‘gelombang energi doa’ yang menyebar di angkasa. Berapa kuat gelombang doa tersebut dan berapa luas penyebarannya tergantung kemampuan dari batin masing-masing orang.
Barang itu juga mengirimkan gelombang gelombang. Ketika kedua gelombang bertemu, terjadilah resonansi (komunikasi). Penjelasannya adalah sebagai berikut: X itu seperti sebuah televisi. Pikiran X adalah seperti monitor televisi. Memfokuskan pikiran itu sama seperti memilih saluran televisi tertentu. Sementara barang yang hilang itu seperti menara pemancar yang mengirimkan frekwensi.
Ketika keduanya saling berhubungan, layar pikiran mengulang kembali berbagai kejadian yang telah terjadi sebelum dan sesudah pencurian. Pengulangan (replay) seperti ini merupakan penggambaran yang tepat tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Lagipula, barang itu kemungkinan terus mengusik batin pencuri tersebut. Itu sebabnya dalam gambaran batin X, barang yang hilang, termasuk dibawa kemana barang tersebut setelah dicuri dapat terekam dengan jelas.
Gelombang Otak akan memancarkan ke gelombang otak lain. Bila X mengkonsentrasikan pikiran maka yang terjadi adalah mengirim dan juga dapat menerima gelombang otak dari si pencuri. Tingkat kemampuan batin orang bervariasi. ‘Gelombang doa’ sebagian orang dapat menembus dan mencapai tingkat tingkat yang lebih tinggi dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk disana. Sebagian orang kebatinan dapat mengirim gelombang vibrasi yang dapat membungkus seluruh bumi. Sebagian orang kebatinan mempunyai gelombang yang lebih lemah yang menyebabkan hambatan hambatan dalam komunikasi dan ketidaktepatan dalam hasil.
Disamping itu, ada berbagai metode dalam mengembangkan kemampuan batin. Sebagian orang mengandalkan kekuatan dengan mengandalkan metode keagamaan seperti dzikir dan sebagainya. Sebagian mengandalkan upaya ilmu parapsikologi dengan menggunakan hipnosis dan konsentrasi pikiran. Sebagian menggunakan obat-obatan dan ilmu perdukunan. Ada pula yang memang terlahir mempunyai kemampuan ini.
Menurut pendapat X, penglihatan batin itu bisa dikategorikan dalam 5 tingkat. X membagi tingkatan itu menjadi: Mata Syahadat, Mata Sholat, Mata Zakat, Mata Puasa, dan Mata Haji. Mata Syahadat adalah tingkat tertinggi dan juga disebut “Penglihatan Sejati”. Mata Haji adalah tingkat terendah dan juga disebut Penglihatan Ilusi. Orang bisa mencapai tingkatan-tingkatan itu bila sudah menjalani proses masing-masing tingkat dengan penuh kesungguhan dan menyelami hakikatnya dengan sempurna.
Disamping mengandalkan latihan kerohanian, orang juga bisa mendapatkan mata batin dengan cara berkonsentrasi pikiran atau bermeditasi dengan berbagai cara-cara yang sesuai dengan tradisi dimana dia berada. Bahkan ada yang menggunakan hipnosis, gendam dan obat-obatan. Namun, penglihatan batin seperti ini masih berada dalam katagori ‘penglihatan ilusi’. Hal ini bukanlah hal sederhana yang dapat dijelaskan dengan beberapa baris kalimat saja.
Ya, sudah waktunya kini bagi kita semua untuk meyakini bahwa dunia ruh(ani) itu benar benar ada sehingga di dalam hidup yang singkat di dunia ini tidak boleh hanya mengandalkan otak yang cenderung terbiasa memanipulasi fakta dan puas dengan kebohongan-kebohongan.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..