Tatacara Melakukan Ngelmu Jamasan
NGELMU JAMASAN
Mendengar
Istilah “jamasan”, pikiran kita langsung merujuk pada satu tradisi di
Keraton yaitu memandikan pusaka-pusaka pada bulan Suro. Memandikan
pusaka? Kenapa pusaka harus dimandikan? Nah, ritual jamasan seperti ini
sebenarnya adalah simbolisasi dari membersihkan jasad dengan menggunakan
salah satu anasir alam yaitu air.
Ada banyak anasir alam selain air misalnya air, angin, tanah, kayu, api dan sebagainya.
Kita
membersihkan jasad dengan kungkum atau mandi sehingga memerlukan air.
Pusaka kita tahu berisikan doa. Pusaka dibuat dengan riyadhoh puasa dan
wirid sambil menempa besi yang dipanaskan. Oleh sebab itu pusaka perlu
dijamasi agar kita senantiasa mensucikan pusaka yang berisi doa agar doa
kita tetap berkaromah sebagai jembatan/sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Pada
kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas tentang teknik menarik
power api dengan jamasan. Jamasan menggunakan media api ini bertujuan
untuk membersihkan seluruh tubuh eterik mulai rambut atau bulu, kulit,
daging, darah, urat syaraf dan juga tulang sungsum dengan NIAT yaitu
memunculkan daya kesaktian/daya kekuatan kepada diri sendiri maupun
orang lain, mengobati orang sakit atau niat-niat lain yang baik. Jadi
energi api dalam jamasan digunakan untuk menumbuhkan daya keberanian,
membakar penyakit dan juga menghilangkan rasa sakit.
Dalam
sejarah, nenek moyang kita dulu sudah menggunakan ritual jamasan sejak
jaman kuno mulai era Singosari – Kediri, Majapahit, Mataram, dan
seterusnya. Jamasan merupakan salah jenis bertapa yaitu “topo geni”.
Selain topo geni, ada beberapa jenis bertapa misalnya topo air/topo
kungkum, topo angin/berdzikir/wirid daim dalam hati,
tarakbroto/berpuasa, tahan ngantuk tidak tidur. Kesemuanya itu
dimaksudkan agar manusia bisa mendapatkan daya kesaktian/karomah dari
Allah SWT yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.
Setidaknya
ada tujuh tataran/tingkatan/patrap yang harus dijalani untuk
mendapatkan ilmu jamasan paling dasar adalah MENGHILANGKAN RASA TAKUT
TERHADAP API MESKIPUN KITA TAHU API ITU PANAS. Setelah kita tidak
memiliki rasa takut maka yang dilakukan adalah:
1. Tataran pertama membangunkan sedulur papat kelimo pancer
2. Tataran kedua mengamalkan Carokowalik, mulai aksara Jawa HO sampai NGO kemudian naik dari NGO sampai HO
3. Tataran ketiga Ilmu Rajah Kolo Cokro sebagai pertanda hadirnya cahaya Guru Pribadi/Guru Sejati
4.
Tataran keempat disebut mendudukkan raja di dalam diri alias
“Nglungguhke Ratu”. Siapa ratu yang dimaksud? Siapa lagi kalau bukan
Tuhan Yang Maha Kuasa di dalam diri kita?
5. Tataran kelima yaitu ilmu Caroko Kawedar, yaitu mewedar agar kita memahami hakekat aksara HO sampai NGO.
6. Tataran keenam disebut mendirikan guru sejati di alam kesejatian/alam kajaten
7. Tataran ketujuh disebut ILMU PANGRACUTAN untuk mengetahui hidup sejati.
Terkait
dengan tahapan paling dasar untuk membangkitkan keberanian dan
kepasrahan kepada Allah SWT maka salah satu teknik untuk menjilat BESI
membara sebagai berikut:
Siapkan
sebuah angko/kompor arang atau apa saja yang bisa sebagai tempat
pembakaran. Isilah dengan arang kayu lalu dibakar. Siapkan sebilah
pisau; yang stainless steel (tahan karat) lebih baik, lalu pangganglah
dalam tungku api tersebut. Tunggu hingga pisau berubah warna, hingga
merah membara.
Untuk menambah keberanian dan kepercayaan
diri baca doa atau mantra berikut ini (tidak wajib dibaca. Dibaca
boleh/tidak dibaca tidak apa-apa yang penting yakin bahwa yang
memberikan kekuatan kepada diri kita adalah Allah SWT ). Salah satu
mantra yang sudah dimuat di blog KWA misalnya anda baca:
=ONO DZAT DAIM ONO PANGERAN IMAN ADEM ASREP KETIBAN IDUKU PUTIH LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAH=
Tahan
nafas lalu jilatlah pisau itu sebentar. Tahap awal pisau cukup
disentuhkan ke lidah sebentar saja, jangan lama-lama. Jika sudah mulai
terbiasa bisa dilakukan berkali-kali, 3 sampai 7 kali jilatan. Tidak
akan terasa panas, jika anda pernah tanpa sengaja meminum segelas air
panas, lidah jadi terasa kasar-pahit, nah seperti itulah rasanya.
Beberapa
atraksi ilmu kanuragan biasanya melakukan pertunjukan jilat
pisau/keris/tombak pusaka yang dibakar hingga membara. Atraksi seperti
ini tak perlu memakai ilmu-ilmu gaib. Ini adalah hal yang logis bahwa
lidah kita memiliki daya tahan terhadap logam yang panas yang dijilatkan
dengan kecepatan tertentu.
Teknik lain untuk membangkitkan keberanian kedua adalah FIRE WALKING atau BERJALAN DI ATAS KOBARAN API. Atraksi ini sering digunakan oleh para motivator dalam acara seminar-seminar motivasi diri dan tidak ada unsur gaib sama sekali. Kita pun bisa mencobanya.
Teknik lain untuk membangkitkan keberanian kedua adalah FIRE WALKING atau BERJALAN DI ATAS KOBARAN API. Atraksi ini sering digunakan oleh para motivator dalam acara seminar-seminar motivasi diri dan tidak ada unsur gaib sama sekali. Kita pun bisa mencobanya.
Caranya: Siapkan arang kayu sepanjang 2
meter dengan lebar 30cm. Siramlah dengan minyak tanah sampai merata dan
bakarlah. Untuk menambah keberanian dan kepercayaan diri berdoa membaca:
Yaa Naaru kuuni bardan wasalaaman ( “wahai api, jadilah kamu dingin dan
selamat”).
Nyalakan api dibagian ujung dan bagian
tengah secara bersamaan. Berjalanlah dengan cepat, jangan menunggu
hingga arang menjadi bara. Dalam beberapa atraksi ada juga yang
menggunakan lem storlak yang dioles dikaki, agar tidak terasa terlalu
panas. Dalam acara traning motivasi biasanya didahului dengan
mencelupkan kaki ke dalam air.
Bila
anda telah menguasai dan memiliki NGELMU JAMASAN ini, maka Insya Allah
akan mendapatkan daya kesaktian dari Allah SWT yang banyak manfaatnya
untuk masyarakat. Anda bisa mengobati orang sakit dengan teknik
menjilat bara api lalu menyemburkannya ke orang yang sakit dan dalam
waktu singkat sembuh atas ijin Allah SWT.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..