Tatacara Pelatihan Program Paranormal Profesional
PELATIHAN PROGRAM PARANORMAL PROFESIONAL KWA
Assalamualaikum wr wb
Inilah sepenggal kisah tentang tujuh
sosok manusia yang bermandikan cahaya kewalian, yang terbungkus oleh
badan kasar manusia, yang ditugaskan oleh Allah SWT berkarya dan hidup
di dunianya masing-masing..
Mas Lu, seorang direktur
perusahaan dari Jawa Timur dengan ratusan karyawan yang amaliahnya luar
biasa, dengan baju kaos sederhana. Di dalam hati ikhlasnya menginginkan
bahwa hidupnya adalah untuk memberikan yanng terbaik untuk sesama
Mas Su, seorang usahawan
dari Bali yang dalam hidupnya sudah kenyang dengan asam garam
pengalaman menghadapi masalah. Di dalam jiwanya menginginkan kedamaian
bersemayam dalam samudra hakekat-hakekat.
Mas Yu, seorang usahawan
dari Jogja. Dalam hidupnya saat ini sudah tidak silau lagi oleh
berbagai tipu muslihat dan menginginkan guru yang benar-benar sejati
Mas Ya, seorang ahli teknis dari Ibu Kota. Dia datang untuk mentadaburi ilmu-ilmu yang selama ini sudah banyak dimilikinya
Mas Bu, seorang usahawan
dari Jawa Timur. Menunggu, menunggu dan senantiasa menunggu ketajaman
mata hati, karena dia sudah menjalani tharikat sejati dalam hidupnya.
Mas Do, seorang sufi
dari ibu kota yang hidupnya sarat dengan ujian demi ujian. Ketegaran
menaunginya seumur hidup. Kesabaran menjadi cahaya hatinya
Mas Ro, ahli tarikat
dari Jawa Barat yang menggabung karena kebenaran akan selalu memiliki
magnet untuk saling menyatu dan menggabung dalah wilayah kebenaran,
keindahan dan kedamaian absolut-NYA
Ketujuh sosok ini akhirnya kami kumpulkan
di satu rumah sederhana di sekitar Parangkusumo, sebuah pantai di
Daerah Istimewa Yogyakarta yang sakral.
Saya jemput mereka satu persatu di
terminal, di stasiun kereta api dan di Bandara pagi/siang itu. Kita
berangkat ke pantai dan tiba di pantai tiada lain awalnya adalah untuk
saling kenal mengenal…
Malamnya kami mulai satu proses katarsis…
hingga satu fase, kita semua berada di wilayah bawah sadar, trance,
menyatukan gelombang dzikirnya alam semesta… kita tinggalkan fase
keduniawian masing-masing… menuju cahaya-cahaya…
“Sembunyikan cahaya kewalianmu
rapat-rapat… biarkan orang mengenal apa adanya… damaikan diri mu dan
sejenak saja mari kita jadikan momentum ini momentum perubahan hingga
akhir masa”…. ujarku saat itu.
Paginya kita mulai…. beruntun enam belas
(16) ilmu titipan Allah SWT, kita ijasahkan dan semua mohon ijin pada
Maha Guru Sejati… siapa lagi yang memberikan ilmu kalau bukan sang
pemilik Ilmu itu sendiri, Allah SWT.
Ketika akhirnya, malam hari, di pinggir
pantai yang menggetarkan hati itu, kami mengijasahkan ilmu pamungkas,
kami didatangi sosok wali tanah Jawa: Kanjeng Sunan Kalijaga yang
berkenan menyaksikan prosesi mulia ini.
“le, aku seksimu kabeh, iki tetenger nandur kabecikan kanggo wong liyo”
“Sendhiko dawuh Kanjeng, kulo nyuwun pengayoman donga pangestu”
Begitu berhasrat kami ditemui sosok
beliau yang mulia, kami pun bertekad untuk menempuh disiplin ruhani yang
berat, berkhalwat sepanjang hidup kami… mengikuti sebuah saran, bahwa
barangsiapa yang dapat menuntaskan langkah yang berat dalam menggenggam
kebenaran maka doa akan dikabulkan dan langkah kaki akan diridhoi. Sebab
ketika kita mendekati NYA, maka DIA akan lebih dulu mendekati kami….
Dalam hatiku berkata: “Jika utusan-Nya begitu indah, pastilah Dia jauh lebih indah!”
La ilaha ilallah… hu Allah… Allah…. hu…..
Tiada apapun di dunia ini kecuali DIA….
dari lisan dan hatiku hanya keluar suara: “Aku hanya pasrah pada
kehendak NYA….. bersujud kepada DIA… yaitu Engkau, Duh Gusti!”
Hawa nafsu dan keinginan adalah penjara
hijab; ketika kita mengendalikannya, ketika kita kita mengindarinya…
disanalah sakti bersemayam….talak tiga dunia, maka akhirat dan dunia
justeru akan mendekati kita ……
Sang malaikat, yakni Jibril as.
mengarahkan kami untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam kepada
Rasulullah SAW dan Nabi Khidir guru ruhani yang senantiasa membimbing
kami saat melaut di lautan ilmu-NYA, samudra makrifat, dzikrullah….
Pelatihan kami tuntaskan malam itu juga
dan kami akan setia kepada janji bahwa kami adalah hamba NYA…… manusia
biasa dengan kewajiban dharma yaitu untuk berbakti kepada sesama…..
saya memberikan mereka nama gelar sebagai tali cinta dunia akhirat kepada ketujuh pendekar guru KWA ini….
KIMAS LU KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS SU KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS YU KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS YA KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS BU KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS DO KUSUMO YUDHO NEGORO
KIMAS RO KUSUMO YUDHO NEGORO
(mohon maaf sedulurku pembaca KWA, mereka memilih untuk tidak
mempublikasikan diri, ingin menyelinap ditengah masyarakat, bertekad
menjadi wali-NYA)Terima kasih dan wassalamualaikum wr wb…. salam asah asih dan asuh.. rahayu..rahayu..rahayu…
Parangkusumo, Akhir Suro, 30 November 2013
GEMBLENGAN LIMA PENDEKAR KWA MELAHIRKAN LIMA PENJAGA KESEIMBANGAN ALAM
Alhamdulillah
selesai sudah KAMPUS WONG ALUS menyelenggarakan acara Gemblengan
PROGRAM PELATIHAN PARANORMAL PROFESIONAL KWA (TINGKAT GURU) yang
berlangsung selama tiga hari mulai hari Kamis (13/2) hingga Sabtu (2/3)
di sebuah asrama sejuh di Gunung Penanggungan. Ada tujuh ilmu wingit
dan sinengker yang selama ini belum pernah diajarkan di forum manapun
diijazahkan dan diturunkan secara langsung kepada lima peserta program.
KAMPUS WONG ALUS membekali peserta dengan
tujuh ilmu itu dengan maksud dan tujuan agar mereka bisa langsung
bekerja dan berfungsi untuk membantu sesama yang membutuhkan sesuai
dengan profesi dan bidangnya masing-masing.
“Setelah selesai mengikuti program ini,
peserta langsung bisa bekerja mempraktekkan ilmu yang diijazahkan ke
tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan. Peserta akan memiliki
keyakinan dan konfidensi yang tinggi bila mereka memiliki ilmu dan
ketrampilan dalam hal mencari solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat,”
ujar Ki Wongalus, trainer yang sudah berpengalaman menangani pelatihan
SDM sejak tahun 2004 ini.
ISYAROH LIMA ANAK KUCING
Salah satu isyaroh diizinkan oleh para
Goib dilangit diterima ki wongalus sebelum pelatihan. “Pagi tadi sebelum
kita berangkat, di teras rumah saya tiba-tiba muncul kucing yang
melahirkan lima bayi kucing. Ini isyaroh agar jumlah peserta ditambah
menjadi lima dari yang awalnya hanya ada empat pendaftar. Nah saat
setelah mendapati ada lima bayi kucing, saya terkejut ketika membuka HP
ada SMS dari seseorang sedulur KWA dari Kediri yang ingin jadi peserta
perlatihan, dan pendaftar inilah yang kemudian kita terima menjadi
peserta program sehingga genap jadi lima peserta,” kisah Ki Wongalus.
Awalnya, peserta berkumpul di Balai
Diklat Sidoarjo dan diangkut dalam satu kendaraan menuju tempat
pelatihan di PPLH Seloliman Trawas Mojokerto. Peserta ditempatkan di dua
bungalow yaitu bungalow “katak” dan bungalow “bebek”. Dua bungalow ini
menjadi saksi praktek-praktek beragam ilmu yang diijazahkan. Selain
itu, trainer juga mengadakan pengijazahan di alam terbuka sekaligus
prakteknya.
Proses
dimulai dengan pembersihan wadah lahir dan batin. Pembersihan batin
dilakukan dengan wirid yang yang intinya adalah taubatan nasuha,
pembersihan raga dengan mandi sempurna. Ini syarat pengijazahan yaitu
bersih lahir dan batin. “Wadah harus bersih dulu, itu syarat mutlak dan
bila wadah sudah bersih baru diisi dengan ilmu. Bila wadah kotor maka
ilmu tidak akan sempurna bahkan bisa mengganggu metabolisme fisik maupun
psikis,” jelas ki wongalus.
Pengijazahan baru dilakukan keesokan
harinya di alam terbuka, pertama dilakukan pengijazahan Inti Besi
Kursani di pinggir sungai. Terlebih dulu peserta diajarkan berbagai
teknik olah energi: olah napas dan pembangkitan kekuatan melalui
afirmasi, visualisasi dan sugesti ditambah boster wirid spesial untuk
pembangkitan daya metafisis dalam diri. Selanjutnya peserta diajarkan
cara ‘no mind’ dengan teknik Amarta Movement dan diakhiri dengan
meditasi dengan menatap sungai. Nah, saat ‘no mind’ itulah peserta
langsung diinstal dengan daya Inti Besi Kursani full power 100 persen.
“Ini saat yang tepat untuk memasukkan
energy inti besi kursani yaitu saat peserta sudah memasuki kondisi
kejiwaan nol yaitu saat otak berada pada stage alpha teta,” kata ki
wongalus.
KONDISI SEMAKIN BUGAR
Setelah pengijazahan, tampak kondisi
peserta semakin segar bugar. Materi dilanjutkan ke sesi berikutnya yaitu
materi ilmu pelet pengasihan, ilmu terawangan dan meraga sukma,
berlanjut ke materi ilmu kerezekian, ilmu-ilmu hikmah, tata cara ilmu
perajahan dan pengisian benda bertuah, ilmu pengobatan dengan berbagai
media, dan terakhir ilmu khodam jin.
“Semua materi ini fresh dan belum pernah
diajarkan di banyak forum, dan kita bisa mengawasi perkembangan tahap
demi tahap dari ilmu yang diajarkan. Bila pengijazahan online guru tidak
bisa mengawasi perkembangan yang dialami pengamal, nah disini kita bisa
mengawasi dan kita bisa mendeteksi bila ada gangguan,” kata ki
wongalus.
Gangguan, misalnya, dialami oleh seorang
peserta yaitu gejala membiru di satu kakinya setelah dilakukan pemasukan
energi. Setelah dikonsultasikan ke ki wongalus, dijelaskan bahwa itu
gejala normal dan alamiah seorang setelah pengijazahan. “Saya dulu malah
panas dingin selama satu minggu setelah pengijazahan,” imbuh ki
wongalus sambil tersenyum.
Pengijazahan
demi pengijazahan diterima peserta dengan antusias. Bahkan saking
antusiasnya, peserta juga meminta tambahan materi lain yang nantinya
semakin menunjang dan memperkuat profesi keparanormalan. Namun,
sebelumnya trainer melakukan proses ‘negosiasi’ kepada para guru di alam
goib agar ilmu-ilmu wingit sinengker dan rahasia yang selama ini hanya
berada di kalangan terbatas boleh diturunkan kepada peserta.
Materi terakhir adalah Ilmu Khodam Jin.
Materi ini sangat berbahaya dan hanya boleh dimiliki peserta program
dengan pantauan khusus. Selain itu, setiap peserta juga diberikan bonus
yaitu satu khodam Jin yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.
“Atas ijin NYA, hari ini ilmu-ilmu itu
boleh diijazahkan dan dimiliki oleh lima peserta pilihan ini,” jelas ki
wongalus dan peserta juga diperkenankan untuk mengijazahkan hampir semua
ilmu yang diberikan kepada peserta. Ada beberapa ilmu yang memang tidak
boleh diijazahkan kepada orang lain dan hanya boleh diberikan kepada
anak keturunannya. Jadi sifatnya sangat khusus. Ilmu yang khusus itu
untuk pegangan diri sendiri sehingga alam semesta tetap berada di dalam
keseimbangan.
Ki wongalus berpesan proses selanjutnya
setelah acara berakhir adalah peserta diwajibkan untuk berziarah ke
makam leluhurnya masing-masing dan senantiasa menjaga adab dan etika
menjadi seorang paranormal yang profesional. “Tumbuhkan rasa kemanusiaan
setinggi-tingginya di bila sudah menceburkan diri ke masyarakat. Semoga
Allah SWT mengijabah upaya anda semua,” pesan ki wongalus.
Alhamdulillah wa syukurilah, semua proses
berlangsung sempurna dan tanpa halangan. Baik pengijazahan, teori dan
prakteknya di masing-masing ilmu. Acara diakhiri dengan pemberian nama
bagi para peserta yang saat ini telah ‘diwisuda’ menjadi guru KWA dengan
sebutan ‘Ki Ageng ANG Penanggungan’ dari Kediri, ‘Ki Ageng BAYU
Penanggungan’ dari Jakarta ,‘Ki Ageng IS Penanggungan’ dari Indramayu,
‘Ki Ageng AG Penanggungan’ dari Jakarta dan yang terakhir ‘Ki Ageng YOH
Penanggungan’ dari Cirebon.
Mereka ini adalah lima pendekar yang siap
untuk mengabdikan dirinya ke masyarakat. Selamat dan sukses untuk
mereka dan keluarga besar KAMPUS WONG ALUS mengucapkan terima kasih atas
keikutsertaan anda. “Bangga rasanya anda menjadi bagian dari keluarga
kami dan semoga ilmu-ilmu yang anda miliki nanti bermanfaat untuk
masyarakat dan peradaban yang lebih baik, amin,” tutur ki wongalus.
Kapan gemblengan semacam ini akan digelar lagi? “Belum ada rencana,
doakan saja bila sudah mendapatkan ijin dari Yang Maha Kuasa,” jelas
trainer yang juga pemilik dari CV Motivasindo Perkasa, Usaha Jasa
Training Pengembangan SDM indoor outdoor ini.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..