Pesan Para Leluhur Untuk Kejayaan Nusantara
PESAN LELUHUR UNTUK KEJAYAAN NUSANTARA
Ini
adalah pesan yang baru saja saya terima malam ini dari leluhur. Bukan
apa, ini hanya sebuah informasi berupa “wisik” sehingga para sedulur
pejalan spiritual mengenali leluhurnya sendiri yang bukan dari jenis
jin. Berikut kurang lebih dialog antara saya (WA) dengan seorang
Leluhur Nusantara, seorang Raja Mataram (LR). Mohon maaf bila saya salah
menafsirkan pesan-pesannya. Semata-mata ini karena kekurangan dan
buramnya hati nurani saya.
WA: Banyak anggapan bahwa leluhur adalah golongan makhluk dari jenis
jin. Ini mungkin pengaruh kitab suci yang hanya menjelaskan ada dua
mahluk di bumi yang wajib beribadan yaitu Jin dan Manusia. Sebenarnya,
bagaimana cara membedakan antara leluhur dengan jin?
LR:
Sebenarnya mudah mengenali antara leluhur dan jin. Alat untuk membedakan
keduanya adalah BATIN atau RAHSA. Kedatangan leluhur akan menentramkan
sementara jin akan menggelisahkan. Sesunggunhnya, seseorang tidak harus
tirakat wiridan, mengamalkan amalan tertentu dan sebagainya untuk
bertemu leluhur. Kehadiran leluhur membuat kita tenang tentram.
Sementara kedatangan jin saynag lain. Hawanya panas, emosi dan lainnya.
Tiba-tiba angin semilir dan nyaman, baunya wangi dan sebagainya. Setiap
orang bisa merasakan kehadiran leluhur asal hatinya tenang dan tentram.
Nafsu dan emosi tertata dengan baik. Anggapan bahwa leluhur sama dengan
jin itu karena hanya sebatas kemampuan dalam menafsirkan kitab. Kitab
ada dua, kitab basah dan kitab kering. Kitab kering adalah kitab yang
tertulis. Sementara kitab basah adalah kitab yang anda alami dan apa
yang anda lihat dan rasakan yaitu alam semesta ini.
WA:Dimana sebenarnya leluhur itu berada?
LR: Para leluhur adalah orang-orang
yang suci. Mereka itu sedang semedi dan menunggu salah satu keturunan
yang mampu mengemban amanah di suatu tempat yang sepi dan terpencil.
Leluhur menunggu sesuatu yang akan disampaikan dan menunggu kemuliaaan
anak turun yang bisa menerima. Leluhur ini belum meninggal. Leluhur
tersebut masih hidup dan menyepi, dan masih beraga. Pengelihatan orang
biasa tidak akan mampu melihatnya. Leluhur tidaklah moksa seperti
bayangan orang biasa pada umumnya. Mereka belum meninggal dan masuk ke
alam barzakh. Namun mereka masih hidup di bumi sekarang ini.
WA: Jadi tugas mereka secara spesifik apa?
LR: Tugas mereka adalah menunggu
datangnya keturunan yang mampu mengemban amanah tadi, menyampaikan ilmu
atau kawruh, termasuk menyampaikan harta peninggalan dan lainnya.
WA: Bagaimana caranya menyampaikan ilmu atau kawruh?
LR: Sarana leluhur untuk
menyampaikan pesan atau wejangan, bisa beragam caranya. Bisa disesuaikan
dengan sarana, misalnya telepon, keris, mimpi atau yang lain. Ini
berhubungan dengan masa meditasinya yang panjang. Untuk bangkit dari
meditasinya dia kesusahan sehingga dia menggunakan kemampuannya batin
dan diejawantahkan dalam beragam sarana yang ada dan disesuaikan dengan
kemampuan anak cucu.
WA: Hanya itu?
LR: Bila masa yang ditunggu itu
sudah datang maka dia akan menemui secara langsung dalam wujud aslinya
dan setelah selesai maka dia akan kembali ke alam kelanggengan.
WA: Apa saja yang dilakukan para leluhur, apakah hanya meditasi?
LR: Tidak. Mereka senantiasan
memohonkan keselamatan, keringanan dosa, kesejahteraan dan kemakmuran
bagi anak cucunya. Mereka juga datang setiap tahun sekali, biasanya pada
bulan Suro untuk berkumpul untuk membahas apa yang akan dihadapi oleh
anak turunnya satu tahun mendatang.
WA: Apakah nanti bisa merubah takdir Tuhan?
LR: Tidak. Ketentuan Tuhan atau KUN
FAYAYAKUNNYA tetap terjadi, Namun karena kesungguhan leluhur untuk
mewiradati atau mengusahakan sehingga beban-beban anak cucunya akan
berkurang. Disinilah fungsi para leluhur yaitu memberikan petuah dan
wejangan sehingga anak keturunanya bisa mengambil langkah yang terbaik.
Misalnya saja ada peristiwa badai
topan pada hari yang ditentukan. Para leluhur ini dengan kemampuan
batinnya memintakan agar Tuhan berkenan memecah kekuatan badai topan
agar tidak terjadi dalam satu wilayah saja dan membagi kekuatan angin
sehingga tidak terjadi badai. Badai tetap badai namun kekuatannya
berkurang karena terbagi dalam beberapa wilayah. Para leluhur ini akan
menunjuk satu dua orang yang dipercaya dan dipandang memiliki kekuatan
batin untuk mengusahakan agar badai bisa dipecah.
WA: Apa saran anda?
LR: Generasi penerus harus
menghormati dan menghargai jasa-jasanya. Meski secara wadag mereka tidak
ada namun mereka masih ada. Anak cucu jangan sombong bahwa apa yang
diperoleh selama ini hanya upayanya saja, sebab para leluhur ini juga
memiliki sumbangan yang besar terhadap kesuksesan anak cucunya.
WA: Bagaimana cara menghormati leluhur?
LR: Sebagai orang beragama, dia
minimal sadar untuk saling mendoakan, menjaga adab, perilaku dan sopan
santun kepada para leluhurnya. Jangan lupakan peran ibu bapak, kakek
nenek dan seterusnya. Jangan lupakan budaya nenek moyang. Jadi misalnya
kita tinggal di Jawa, Sumatra, atau Kalimantan maka juga harus menjaga
budaya setempat.
Bila di
Jawa, jangan lupa untuk menggelar ruwat desa dan lainnya. Ini adalah
sarana untuk menghormati bumi dan alam sekitarnya. Para leluhur adalah
menjaga harmoni alam.
WA: Bagaimana rasanya ditunjuk jadi manusia pilihan leluhur?
LR: Mungkin mereka akan kebingungan
dan menganggap wejangan dari leluhur ini tidak masuk akal. Namun setelah
diberi pengajaran, semua hijab-hijab ruhaninya dibuka maka dia akan
mampu menangkap isyarat leluhur itu dengan bening. Perpaduan antara akal
dan batin mereka lama kelamaan akan seimbang berjalan beriringan.
Leluhur kadang memberikan pembelajaran secara keras. Misalnya menyuruh
menguras isi dompetnya untuk membantu sesame, dikasihkan ke orang yang
yang tidak dikenalnya, membatu orang yang kesusahan, dan sebagainya.
Tapi leluhur akan menggantinya secara cepat bahkan berlipat-lipat.
Kuncinya pada kepasrahan dan hati yang ikhlas.
WA: Apa
yang harus dilakukan oleh rakyat Indonesia sekarang sehingga negeri ini
sejahtera lahir batin, jauh dari derita dan nestapa, dijauhkan dari
krisis?
LR: Kuncinya ada pada pemimpinnya.
Pemimpin itu harus: Satu,didukung rakyat. Dua, dukungan dari bumi tempat
dia dilahirkan. Ketiga, harus ada dukungan leluhurnya. Rakyat dan bumi
ini sejatinya kan Tuhan yang sudah manunggal dengan isinya. Sementara
leluhur yang memberi petuah dan saran serta mendudukan perkara-perkara
pada tempatnya.
WA: Apakah negeri ini akan gemar ripah loh jinawi dan makmur sesuai dengan cita-cita bangsa kita?
LP: Setelah era kebangkitan banga
Cina, maka bangsa kitalah yang akan jaya. Negara akan dipimpin oleh
orang yang benar-benar adil dan mampu mengemban amanah dari rakyat. Mari
kita tunggu bersama kedatangan pemimpin yang seperti itu. Semoga anda
masih diperkenankan Tuhan untuk menyaksikan datangnya kejayaan negeri
kita.
WA:
Baiklah, terima kasih dan matur nuwun atas kedatangan panjenengan,
leluhur kami. Semoga Anda senantiasa dalam lindungan Ilahi.
LR: Yo ngger, rahayu rahayu…
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..