Ajian Pancasona
aji pancasona
Rahwana
adalah tokoh antagonis simbol kejahatan musuh Sri Rama, penjelmaan Dewa
Wisnu simbol kebaikan. Ia Raja Alengka yang berjenis raksasa yang
digambarkan memiliki sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki
banyak pengetahuan duniai serta kebijaksanaan. Karena punya sepuluh
kepala ia diberi nama “Dasamukha” (bermuka sepuluh), “Dasagriva”
(berleher sepuluh) dan “Dasakanta” (berkerongkongan sepuluh). Ia juga
memiliki dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak
terbatas.
Dalam sastra Hindu Ramayana, dipaparkan
Ibu Rahwana bernama Kaikesi, seorang puteri Raja Detya bernama Sumali.
Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan
para raja dunia. Sumali berpesan kepada kaikesi agar ia menikah dengan
orang yang istimewa di dunia. Di antara para resi, kaikesi memilih
Wisrawa sebagai pasangannya. Wisrawa memperingati kaikesi bahwa bercinta
di waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, namun
kaikesi menerimanya meskipun diperingatkan demikian. Akhirnya, Rahwana
lahir dengan kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat
lahir, Rahwana diberi nama “Dasanana” atau “Dasagriwa”, dan memiliki
sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala
tersebut adalah pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya
sewaktu lahir, atau ada yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut
adalah simbol bahwa Rahwana memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu.
Saat masih muda, suatu ketika Rahwana
bertapa memuja Dewa Brahma selama bertahun-tahun. Karena berkenan dengan
pemujaannya, brahma muncul dan mempersilakan Rahwana mengajukan
permohonan. Mendapat kesempatan tersebut, Rahwana memohon agar ia hidup
abadi, namun permohonan tersebut ditolak oleh Brahma. Sebagai gantinya,
Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala serangan dan selalu unggul
di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa, detya, danawa, segala
naga dan makhluk buas. Karena menganggap remeh manusia, ia tidak memohon
agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut, Brahma
mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan
ilmu sihir.
Dengan kekuatan yang diperolehnya,
Rahwana melakukan penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk
jahat (asura – rakshasa – detya – danawa), dan makhluk surgawi. Setelah
menaklukkan Patala (dunia bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai
raja. Rahwana sendiri menguasai ras asura di tiga dunia. Karena tidak
mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan Kalakeya, ia menjalin
persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja dunia, ia
mengadakan upacara yang layak dan dirinya diangkat sebagai Maharaja.
Oleh karena Kubera telah menghina tindakan Rahwana yang kejam dan tamak,
Rahwana mengerahkan pasukannya menyerbu kediaman para dewa, dan
menaklukkan banyak dewa. Lalu ia mencari Kubera dan menyiksanya secara
khusus.
Dengan kekuatannya, ia menaklukkan banyak
dewa, makhluk surgawi, dan bangsa naga. Selain terkenal sebagai
penakluk tiga dunia, Rahwana juga terkenal akan petualangannya
menaklukkan para wanita. Rahwana memiliki banyak istri, yang paling
terkenal adalah Mandodari, putera Mayasura dengan seorang bidadari
bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi
oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam
Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa
beruntung apabila Rahwana menikahinya. Dua legenda terkenal menceritakan
kisah pertemuan Rahwana dengan wanita istimewa. Wanita istimewa pertama
adalah Wedawati, seorang pertapa wanita.
Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan
Wisnu agar ia diterima menjadi istrinya. Ketika Rahwana melihat
kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan ingin menikahinya. Ia meminta
Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu Wedawati agar
bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak, Rahwana mencoba
untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir
kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian,
Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya.
Bertahun-tahun kemudian ia bereinkarnasi sebagai Sita, yang diculik oleh
Rahwana sehingga Rama turun tangan dan membunuh Rahwana.
Tindakan Rahwana mengundang kemarahan
Rama. Dengan bantuan dari raja wanara bernama Sugriwa, Rama menggempur
Alengka. Untuk mengantisipasi serangan Rama, Rahwana mengirimkan pasukan
terbaiknya yang dipimpin oleh raksasa-raksasa kuat. Serangan pertama
dilakukan oleh Hanoman pada saat ia datang ke Alengka sebagai mata-mata
untuk menemui Sita. Dalam pertempuran tersebut, putera Rahwana yang
bernama Aksayakumara gugur. Dalam pertempuran selanjutnya, para menteri
dan kerabat Rahwana gugur satu persatu, termasuk Indrajit putera Rahwana
dan Kumbakarna adik Rahwana.
Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana
maju ke medan perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang
ditarik delapan ekor kuda terpilih. Ketika ia keluar dari Alengka,
langit menjadi gelap oleh gerhana matahari yang tak terduga. Beberapa
orang berkata bahwa itu merupakan pertanda buruk bagi Rahwana yang tidak
menghiraukannya sama sekali. Pertempuran terakhir antara Rama dengan
Rahwana berlangsung dengan sengit. Pada pertempuran itu, Rama menaiki
kereta Indra dari sorga, yang dikemudikan oleh Matali. Setiap Rama
mengirimkan senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut
selalu dapat bangkit kembali sehingga membuat Rama kewalahan.
Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama
menggunakan senjata Brahmastra yang tidak biasa. Senjata tersebut
menembus dada Rahwana dan merenggut nyawanya seketika. Dalam mitologi
Ramayana, diceriterakan bahwa Rahwana tidak mampu dibunuh meski badannya
dihancurkan sekalipun, sebab ia menguasai ajian Rawarontek serta
Pancasona. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata
sakti yang dapat berbicara bernama Kyai Dangu. Senjata tersebut
mengikuti kemana pun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah
Rahwana tersiksa oleh serangan Kyai Dangu, ia memutuskan untuk
bersembunyi di antara dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi,
perlahan-lahan kedua gunung itu menghimpit badan Rahwana sehingga raja
raksasa itu tidak berkutik.
Menurut cerita, kedua gunung tersebut
adalah kepala dari Sondara dan Sondari, yaitu putera kembar Rahwana yang
dibunuh untuk mengelabui Sita. Demikian sedikit kisah kesaktian
Rahwana. Sebagaimana ajian lainnya yang sudah mengalami modifikasi dari
era Hindu ke era Islam, ajian pancasona juga mendapat sentuhan nafas
Islam.
Syarat lakunya: Puasa sunnah Senin dan
Kamis selama 7 bulan. Setelah selesai 3 hari berikutnya dilanjutkan
puasa sunnah 40 hari. Malam terakhirnya hari ke 41-nya patigeni sehari
semalam (tidak makan, tidak tidur) dalam keadaan suci dari hadats besar
dan kecil. Selama puasa setiap selesai sholat fardhu ajian dibaca 21
kali. Malamnya melakukan sholat sunat hajat, memohon ajian ini. Setelah
selesai ajiannya dibaca sebanyak 75 kali. Sebelum mengerjakan sholat
sunat hajat diwajibkan mandi keramas yang airnya sudah diberi mantra
keramas 21 kali. Setelah selesai mengerjakan puasa, setiap hari sehabis
sholat mantranya dibaca 3 kali. Mantranya sebagai berikut:
“BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM, NIYAT INGSUN
AMATEK AJIKU AJI PANCASONA, ANA WIYAT JRONING BUMI, SURYA MURUB ING
BANTALA, BUMI SAP PITU, ANELAHI SABUWANA, RAHINA TAN KENA WENGI, URIP
TAN KENANING PATI, INGSUN PANGAWAK JAGAD, MATI ORA MATI, TLINCENG GENI
TANPA KUKUS, CENG, CLELENG 2X KASANGGA IBU PERTIWI, TANGKI DEWE, URIP
DEWE ANING JAGAD, MUSTIKA LANANGING, JAYA, HEM, AKU SI PANCASONA, RATUNE
NYAWA SAKALIR.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..