KULIAH CALON PARANORMAL
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL (4): ETIKA PARANORMAL DAN CARA MERUQYAH
“Barangsiapa di antara kalian yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah dia melakukannya” (HR Muslim).
Seorang paranormal adalah seseorang yang memberi manfaat kepada para saudara sesama manusia tidak pandang bulu apa agamanya, apa keyakinannya, apakah dia kaya atau miskin, apakah dia bertahta atau tidak, apakah dia perempuan atau laki-laki. Semua yang butuh bantuannya harus ditolong dengan ikhlas dan prinsipnya hanya mengharapkan keridho’an-NYA. Prinsip ini harus dipegang sehingga dia harus menomorsatukan aspek kemanusiaan di atas aspek materi. Paranormal harus sadar bahwa daya linuwih/kesaktiannya tersebut adalah pemberian istimewa dari Allah SWT akibat usahanya untuk mendekatkan diri sedekat dekatnya dengan Gusti Kang Akaryo Jagad ini.
Namun bagaimana bila paranormal menarik bayaran dari para pasiennya? Apakah hal seperti ini diperbolehkan dalam agama? Tentu saja boleh asalkan dalam bertransaksi ada saling pengertian dan sifatnya fair, tidak ada tipu menipu sehingga ada salah satu pihak yang dirugikan.
Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah, sebagaimana yang termuat dalam HR Bukhari no 2276 dan HR Muslim no 2201, ada sebuah riwayat sebagai berikut: Dari Abu Said al Khidri, ia berkata “Beberapa orang dari Sahabat Nabi Muhammad SAW pergi dalam sebuah perjalanan, hingga sampai di sebuah kampung. Lalu mereka bertamu ke penduduk kampung namun tidak diterima. Di saat yang sama, ada kabar kepala kampung disengat binatang berbisa dan sudah dicoba untuk diobati oleh penduduk kampung namun tidak sembuh. Seorang penduduk berkata kepada para sahabat: Apakah kalian memiliki sesuatu untuk mengobati kepala kampung kami yang kena sengat? “Ya, demi Allah, kami bisa meruqyah. Tetapi kami telah meminta bertamu kepada kalian tapi kalian tidak menerima kami. Maka kami tidak akan meruqyah kalian hingga kalian tidak memberikan upah” jawab sahabat Nabi.
Akhirnya penduduk kampung memberi kesempatan kepada para Sahabat untuk menyembuhkan sakit kepala kampung dengan upah yang telah disepakati yaitu segerombolan kambing. Para sahabat Nabi pun bersedia dan segera mendatangi rumah kepala kampung. Sabata nabi meludahi tubuh yang disengat binatang berbisa dan membaca ALHAMDULILAHI RABBAL ALAMIN. Singkatnya, kepala kampung itu langsung sembuh atas ijin Allah SWT. Lalu penduduk kampung memberikan kambing sesuai akad perjanjian awal.
Para sahabat pun membawa kambing hasil pemberian orang kampung kepada nabi untuk menanyakan apakah perbuatan mereka meruqyah dan meminta bayaran itu termasuk diperbolehkan atau dilarang? Nabi Muhammad SAW bersabda: WA MA YUDRIIKA ANNAHA RUQYATUN TSUMMA QALA: QAD ASHABTUM IQSIMUU WADZRIBUU LIIMAAKUM SAHMAN FADHAKHIKANNABIYYU (Siapakah yang memberitahukanmu bahwa ia ruqyah? Kemudian beliau bersabda, Kalian benar, bagilah dan berikan untukku bagian bersama kalian, maka Nabi Muhamma tertawa).
Membaca hadits di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa seorang paranormal tetap diperbolehkan untuk menggunakan cara-cara metafisik untuk menyembuhkan seorang yang membutuhkan bantuan asalkan menggunakan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat atau hukum agama. Cara pengobatan itu dalam agama Islam disebut dengan dengan Ruqyah.
METODE RUQYAH
Ruqyah adalah cara mengobati semua sakit akibat gangguan mental, sakit fisik maupun sakit akibat sihir atau gangguan berbagai macam makhluk halus atau roh-roh jahat yang masuk ke tubuh manusia. Ada banyak cara mengobati sihir, baik dengan cara ilmu-ilmu kebatinan atau cara-cara perdukunan yang lain. Namun mengobati sihir yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah adalah dengan metode ruqyah, yaitu pengobatan yang mujarab dengan menggunakan pengobatan Ilahiah. Metode ruqyah ini dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Seorang paranormal perlu menguasai metode penyembuhan untuk pasien yang sakit akibat gangguan makhluk halus. Salah satu yang dianjurkan adalah dengan ruqyah yang syar’i yaitu ruqyah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA: Nabi Muhammad SAW pernah menyuruh meruryah orang yang kena penyakit ain (HR Muslim).
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa suatu ketika Nabi pernah bertanya kepada Asma’:
“Kenapa aku melihat badan anak-anak saudaraku (maksudnya anak-anak Ja’far) lemah dan loyo? Apakah mereka kurang makan” — “Tidak, tetapi penyakit ain begitu cepat menjangkiti mereka.” Kata Asma’ — Nabi berkata: “Ruqyahlah mereka,” — Asma berkata lalu saya mengusulkan orang lain kepada beliau, tetapi beliau menyuruh saya yang meruqyah mereka (HR Muslim).
Perlu digarisbawahi bahwa ruqyah pada hakikatnya adalah doa kepada Allah SWT. Ruqyah dapat dilakukan oleh setiap orang dan tidak hanya seorang paranormal atau tukang ruqyah saja. Sehingga teknik ruqyah ini sebenarnya perlu diketahui oleh setiap muslim.
Adab dalam Ruqyah tidak boleh bertentangan dengan TAUHID. Kita harus meyakini bahwa tidak ada kesembuhan kecuali dari Allah SWT dan ruqyah hanyalah salah satu teknik atau cara yang merupakan sebab-sebab kesembuhan sebuah penyakit apakah itu penyakit medis, penyakit mental atau penyakit akibat makhluk halus (kerasukan/sihir/tenung dan lain-lain). Adab lain Ruqyah adalah kondisi jiwa dan mental peruqyah harus ikhlas dan pasrah kepada Allah SWT saja. Diharamkan meruqyah dengan bantuan selain Allah SWT dan mengandung unsur syirik sebagaimana sabda Rasulullah SAW: LA BA’SA BIRRUQYA MA LAM YAKUN FIIHI SYIRK (Tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan).
Ruqyah yang sesuai syariat Islam adalah ruqyah yang menggunakan:
1. AYAT-AYAT AL QUR’AN
2. NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH SWT YANG ADA DI DALAM WIRID ASMA’UL HUSNA
3. DOA-DOA YANG DICONTOHKAN OLEH NABI
4. DOA RUQYAH YANG BERBAHASA ARAB ATAU BAHASA LAIN YANG INTINYA TETAP BERMUARA PADA TAUHID
Diharapkan dengan sangat agar peruqyah memahami makna apa yang dibacanya saat berdoa/meruqyah.
Yang juga perlu dipahami bahwa semua penyakit pada dasarnya dapat diruqyah. Sehingga metode terapi ini cukup efektif digunakan sehari-hari.
A. CARA MERUQYAH UNTUK SEMUA PENYAKIT SEBAGAI BERIKUT:
1. Letakkan tangan pada bagian badan/bagian tubuh yang sakit dan bacalah: BISMILLAH, BISMILLAH,BISMILLAH (dengan nama Allah, dengan nama Allah, dengan nama Allah).
2. Selanjutnya baca: A’UDZU BILLAHI WAQUDRATIHI MIN SYARRI MA AJIDU WA UKHADZIRU (Aku berlindung kepada Allah dan kuasaNYA, dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku takutkan) sebanyak 7 kali.
B. CARA MERUQYAH SAAT KITA MENJENGUK ORANG SAKIT SEBAGAI BERIKUT:
Baca doa ini sebanyak 7 kali: AS ALULLAHAL ADZHIIM RABBAL ARSYIL ADZIDM AIYASHFIYAKA (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb Arsy yang Agung, agar Dia menyembuhkanmu)
C. CARA MERUQYAH UNTUK SAKIT AKIBAT GIGITAN ULAR/BINATANG BERBISA:
Baca surat Al Fatihah kemudian ludahkan ke tempat yang tersengat/tergigit binatang berbisa itu.
D. CARA MERUQYAH LUKA TUSUKAN/SAYATAN
Ludahi ujung telunjuk lalu letakkan di tanah kemudian usapkan pada tempat luka sambil membaca: BISMILLAH TURBATU ARDHINA BIRIIQATI BAKDZINA YUSYFA SAQIIMUNA BIIDZNIRABBINA (Dengan menyebut Nama Allah; (Ini) adalah tanah bumi kami, (dan) dengan ludah sebagian kami, orang yang sakit di antara kami akan disembuhkan (Allah) dengan izin Rabb kami)
D. CARA MERUQYAH ORANG YANG KEMASUKAN MAKHLUK HALUS, SANTET/SIHIR/TENUNG
1. Tumbuk tujuh daun bidara hijau dan masukkan ke air yang cukup untuk mandi. Sekitar satu ember.
2. Bacakan pada air itu AUDZUBILLAHIMINASYAITONIRROJIIM lanjutkan dengan Ayat Kursi (QS Al Baqarah ayat 255) —lanjutkan dengan membaca Al A’raf ayat 177-122) lanjutkan dengan QS Yunus 79-82 lanjutkan dengan QS Thaha 65-70 lanjutkan dengan QS Al Kafirun –lanjutkan dengan QS Al Ikhlas –lanjutkan dengan QS Al Falaq – lanjutkan dengan QS An Nas.
3. Usai membaca ayat-ayat di atas, minumkan air sebanyak 3 teguk dan sisa air digunakan untuk mandi, sampai penyakitnya hilang total.
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL (3): MEMAHAMI DAYA LINUWIH MANUSIA
Paranormal berasal dari kata: para dan normal. Para artinya berdekatan/berdampingan/ beriringan sehingga paranormal bisa diartikan manusia normal meskipun diakui memiliki sedikit kelebihan dibanding manusia yang lain. Oleh orang lain, dia diakui memiliki daya linuwih yang membuatnya disebut dengan kaum paranormal.
Kata lain paranormal adalah supranatural. Menurut kodrat alamiah/naturalnya manusia yang ditutup matanya tidak bisa melihat apa yang ada di depannya. Namun faktanya ada seseorang yang bisa melihat apa yang ada di depannya. Orang biasanya tidak tahu peristiwa yang akan terjadi namun kenyataannya ada juga orang yang “mengerti sak durunge winarah” atau “tahu apa yang akan terjadi”. Demikian pula, normalnya orang tidak akan bisa mendengar suara orang lain bila telinganya ditutup, namun faktanya ada pula yang bisa mendengar orang lain ngerasani atau bahkan bisa mendengar percakapan orang lain meskipun jaraknya puluhan bahkan ratusan kilometer dari posisi orang tersebut. Ada pula orang yang bisa mendeteksi sumber-sumber air di bawah tanah tanpa menggunakan alat-alat canggih dan hanya menggunakan sebuah ranting kayu yang ujungnya bercabang dan sebagainya.
Kaum paranormal kerap dimintai bantuan orang lain. Orang merasa butuh bantuannya untuk memecahkan berbagai masalah dan problem-problem kehidupan yang memang selalu saja datang. Selagi orang itu hidup, problem memang selalu saja ada. Pantas bila dalam filsafat, manusia itu dikatakan tidak hanya mengandung MISTERE namun juga PROBLEME. Kehidupan manusia itu sendiri adalah sebuah misteri yang perlu dipecahkan, sekaligus bahwa hidup dan kehidupan sebuah problem atau masalah. Hewan/binatang/tumbuhan tidak bermasalah. Hanya manusia yang ribut dengan masalah-masalahnya yang menggunung. Kenapa? Itu karena manusia diberi akal dan kesadaran untuk merenungkan nilai-nilai. Nilai tersebut adalah benar-salah, baik-buruk, indah-jelek. Sebenarnya tidak hanya manusia, namun jin juga diberi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai ini. Dan makhluk yang dikaruniai kemampuan mempertimbangkan nilai-nilai ini nantinya akan diadili di hadapan sang Khalik.
Bila kita renung-renungkan, setiap manusia diberi kemampuan paranormal oleh Tuhan Sang Pencipta. Namun, sayangnya manusia tidak menyadari betapa lengkap kemampuannya untuk melampaui keterbatasannya masing-masing. Kemampuan paranormal ini akan keluar bila kita berada di dalam keadaan yang mendesak. Contohnya, bila kita tiba-tiba dikejar anjing galak maka kita akan mengeluarkan tenaga dalam tersembunyi yang selama ini tidak pernah kita bayangkan sebelumnya sehingga kita mampu melompat sungai yang lebarnya 4 meter. Nah, dari penjelasan sederhana ini bisa kita ambil satu kesimpulan bahwa UNTUK MENGELUARKAN DAYA LINUWIH/DAYA KESAKTIAN DI DALAM DIRI KITA MAKA KITA HARUS BERADA DI DALAM KONDISI YANG MENDESAK, MERASA HARUS DAN TERPAKSA. Sebab dalam kondisi normal dan biasa-biasa saja, maka kita tidak akan mampu mengeluarkan kemampuan cadangan yang manusiawi tersebut.
Dari mana daya kesaktian itu bermula? Daya kesaktian setiap manusia berasal dari TUHAN, SUMBER SEMUA SUMBER DAYA yang kemudian diberikan langsung kepada alam semesta dan dari alam semesta menurun kepada manusia. Daya manusia dibagi menjadi daya normal dan daya linuwih (ekstrasensory). Daya linuwih ini terdiri dari dua yaitu kemampuan persepsi (paragnosis) dan kemampuan motorik (paregi). Paragnosis ini dibadi tiga: Clairvoyance (kesurupan), Telepati dan Rasiestesia. Sementara Ekstrasensory terdiri dari kemampuan dematerialisasi/levitasi, Psikokinesis/telekinesis dan Poltergeist.
Tadi sudah disebutkan bahwa UNTUK MENGELUARKAN DAYA LINUWIH/DAYA KESAKTIAN DI DALAM DIRI KITA MAKA KITA HARUS BERADA DI DALAM KONDISI YANG MENDESAK, MERASA HARUS DAN TERPAKSA. Dalam keterpaksaan itu, kita jalani proses dengan normal dan sabar menempuh tahap-tahap yang semestinya harus dilakukan. Sebagaimana saat kita dikejar anjing maka yang perlu dilakukan untuk mengeluarkan daya kesaktian adalah:
(1). JANGAN BERPIKIR DAN MERENUNG
(2). LANGSUNG BERGERAK BERDASARKAN INTUISI
(3). INTUISI AKAN MENUNTUN KITA MENGELUARKAN KESAKTIAN
Begitulah sebenarnya proses mengeluarkan kesaktian tersebut. Proses mengeluarkan daya linuwih tersebut bisa karena keadaan yang memaksa dan ada pula yang diniatkan untuk menjalani latihan menjalani proses-proses keterpaksaan. Dari penjelasan ini, maka paranormal dibagi menjadi dua: ada yang memang sudah bakat sejak lahir mudah mengeluarkan daya linuwih/kesaktian dari dalam dirinya namun ada pula yang perlu dilatih dan diniatkan secara sadar. Di antara kedua jenis paranormal ini, tidak bisa dikatakan mana yang lebih unggul sebab sebenarnya daya linuwih itu ada pada setiap diri manusia tanpa terkecuali. Bila tubuh manusia ada yang besar-kecil, cerdas-bodoh, kaya miskin, maka Tuhan Yang Maha Kuasa Maha Adil dengan memberi keadilan yaitu kesamaan bahwa setiap manusia memiliki daya linuwih/kesaktian yang sama apakah itu kaya miskin, cerdas bodoh, besar-kecil. Daya linuwih ini adalah wujud kemampuan manusia untuk berkesadaran ruhani sehingga manusia bisa bertakwa. Bukankah istimewa atau tidaknya manusia ukurannya hanya ketakwaannya pada Gusti Allah?
SAAT MENERIMA WANGSIT PARANORMAL
Paranormal bekerja berdasarkan intuisi. Intuisi adalag gerakan refleks yang tanpa dipikir atau direnung-renungkan. Intuisi harus terus menerus dilatih agar tetap tajam. Orang yang kebanyakan mikir dan merenung, susah untuk mengeluarkan daya kesaktian di dalam dirinya. Para profesor dan kaum cerdik cendekia akan sulit mengeluarkan daya linuwihnya karena kebanyakan menggunakan otaknya untuk berpikir. Otak adalah kesadaran fisik, sementara yang dibutuhkan untuk mengakses dan memunculkan daya linuwih adalah kesadaran metafisik. Jadi tidak memakai otak.
Untuk memperjelas bagaimana proses awal mengeluarkan daya linuwih kaum paranormal, berikut dipaparkan pengalaman beberapa kaum paranormal saat mereka menerima “WANGSIT” DAYA LINUWIH/KESAKTIAN:
Agung Yulianto alias Ki Joko Bodo: “Sejak kecil saya punya kebiasaan aneh-aneh. Mendatangi tempat-tempat keramat untuk semedi (bertapa) dan tirakat hingga dapat banyak ilmu gaib”
Mbok Bawok (60), dukun bayi sejak usia 32 tahun: “saya mendapatkan wangsit saat duduk sendiri di tengah malam untuk menjadi dukun bayi”
Wongsorejo (40), paranormal di Ngestiharjo, Jogja: “Saat muda dulu saya sering didatangi bintang, bulan dan orang tua gaib di siang hari, saat dewasa kemampuan itu muncul sendiri”
Robert (48), paranormal khusus pengobatan alternatif menggunakan pisau bedah dari Ambon: “Saya mimpi diberi sebuah pisau. Saat saya bangun di bawah bantal ada pisau dan saya pakai membedah, ternyata setelah daging disayat akan kembali seperti semula”
Mbah Anwar, (65) paranormal di Kongkang, Kotesan, Jl Jogja Klaten: “Saya rajin ikut kungkum di Kali Opak, digembleng Mbah Marhaen. Lalu berguru ke RMP Panji Mloyo, banyak sowan ke tokoh-tokoh spiritual dan rajin mengunjungi tempat-tempat sakral”
Romo Sapto, paranormal: “Sejak kecil digembleng bapak, di gua Jepang di Taman Jurug saya berpuasa 40 hari 40 malam dibimbing bapak. Pernah disuruh berjalan ke timur berbekal 100 biji sawo kecil tanpa uang sangu. Tiap biji sawo kecik ditebar tiap pagi selama 100 hari. Saya tidak boleh meminta-minta tapi hanya jika diberi boleh makan. Sampai hari terakhir, saya sudah boleh mencari uang dengan menyembuhkan orang sakit. Eh orangnya sembuh. Sejak itu saya jadi paranormal”
Romo Hong Djoe, pendeta Budha berkemampuan paranormal: “Sejak kecil saya punya bakat. Saat sembahyang di vihara, mereka yang sering kami sembah banyak memberi pelajaran melalui kontak batin dan komunikasi”
Ki Pugeri Ismoyo, paranormal menguasai Ilmu Sejati Wahyu Ningrat: “Saat usia anak-anak pernah memegang orang sakit dengan tangan. Lima mehit kemudian dia sembuh. Pernah tirakat di Gua Bribin, saat selesai semedi keluar gua ada tiga harimau namun tidak menyerang saya…dan banyak tirakat lain di tempat-tempat wingit”
Dari pengakuan berbagai paranormal itu, ada benang merah yang bisa kita tarik yaitu bahwa mereka menyadari adanya bakat terpendam pada diri kita dan kemudian diteruskan dengan melakukan banyak MESU RAGA. Yaitu menjalani laku tirakat agar RAGA/TUBUH/KESADARAN OTAK ini melemah dan menuruti hati nurani yang bisa untuk mengeluarkan INSTINK SECARA CEPAT sebagai dasar mengeluarkan kekuatan metafisik/daya linuwih tadi.
Kesadaran fisik/Otak harus dikalahkan oleh kesadaran Jiwa yang dituntun oleh kesadaran diri sejati/aku sejati/guru sejati yaitu kesadaran RUH. Bentuk mesu raga itu banyak macamnya: ada puasa mutih, puasa pati geni, puasa dawud, puasa senin kamis, puasa hari lahir, puasa ngrowot, puasa ngalong, dan lain-lain. Diteruskan untuk mencari pengetahuan/kawruh tentang dunia supranatural dari berbagai sumber sebagai informasi pembanding, mencocokkan laku yang telah dijalani dan sebagainya. Yang juga biasa dilakukan paranormal adalah kebiasaan untuk melakukan ritual di banyak tempat yang dianggap keramat. Sebab di tempat-tempat yang dikeramatkan ini, energi purba yang meruap dari dalam tanah dan bangunan-bangunannya mampu membuat daya linuwih seseorang akan semakin meningkat.
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL (2). MEMBUKA JALUR KEGAIBAN ILAHI
Jangan berharap akan mendapatkan keajaiban bila ego kita masih dominan. Pemaksaan diri dan konsentasi malah membuat jalur komunikasi kita dengan kegaiban tertutup rapat. Kondisi jiwa harus rileks dan santai saat mengamalkan ilmu gaib.
Untuk menjadi seorang paranormal, kita jelas perlu memiliki satu, beberapa atau banyak kelebihan atau kemampuan supranatural. Memang ada yang berpendapat, kita hanya perlu memiliki satu kemampuan saja namun benar-benar ahli dan mumpuni. Namun ada pula yang berpendapat, kita perlu memiliki banyak kemampuan sehingga apapun problem bisa kita pecahkan. Faktanya, sangat sedikit paranormal yang hanya memiliki satu amalan/ajian saja. Kebiasaan kaum paranormal adalah menjalani laku tirakat sehingga mereka memiliki banyak amalan/ajian yang membuat mereka dianggap sakti oleh masyarakat.
Maka, langkah pertama untuk menjadi paranormal adalah memiliki kemampuan supranatural/gaib yaitu dengan cara menguasai ajian. Ini sepertinya syarat yang mutlak dimiliki oleh paranormal. Memang lebih enak bila kita memiliki guru yang bisa mengajari kita secara langsung. Guru tersebut bisa orang lain yang tidak ada hubungan keluarga dengan kita, namun banyak pula guru tersebut adalah kakek, nenek, paman, atau kerabat kita sendiri. Guru yang masih keturunan dengan kita tersebut memang biasanya lebih serius menurunkan ilmu kepada kita karena mereka biasanya lebih ikhlas daripada guru yang tidak ada hubungan keluarga dengan kita.
Bagaimana kita bisa mendapatkan guru yang mengajari kita ilmu-ilmu gaib? Sekarang ini, apalagi di kota-kota besar sudah sangat jarang orang yang dengan sukarela mengajari ilmu-ilmu gaib peninggalan para leluhur. Kalaupun ada, kayaknya kita harus membayar mahar sekian rupiah untuk belajar. Proses belajar mengajarpun lebih banyak “pamrih”nya daripada “sepi ing pamrih”. Sehingga kewaskitaan seorang guru sudah sedemikian pudar dan terkena erosi materialisme dan keikhlasan menularkan kawruh ilmu-ilmu juga perlu dipertanyakan.
Dulu, saya punya pengalaman bertemu banyak guru yang siap mengajari saya ilmu-ilmu gaib. Namun akhirnya, saya memutuskan untuk tidak sungguh-sungguh belajar dan mengamalkan ajaran mereka karena saya menyadari bahwa jalan hidup dan jalan spiritual saya berbeda dari para guru tersebut. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk belajar otodidak karena bagi saya lebih memuaskan. Terus terang, hingga sekarang…. usia saya saat ini hampir 40 tahun, tidak pernah sekalipun berniat total untuk belajar serius ilmu-ilmu gaib dari seorang guru. Namun, saya gemar menuntut ilmu apapun termasuk belajar ilmu kebatinan dan olah rasa.
Namun, jangan dikira belajar otodidak itu tidak punya guru. Orang belajar sendiri itu tetap punya guru. Gurunya adalah pengalaman dan ujiannya adalah fakta-fakta yang ada di depan mata. Minat saya belajar ilmu-ilmu gaib bermula saat saya memasuki usia sekolah.
Suatu ketika saat memasuki bangku SMA sekitar tahun 1987, saya ditinggal orang tua merantau ke pulau seberang. Saat itu ayah hanya berpesan: “Nak, jaga rumah ya dan rajin belajar. Masa depan ada di tanganmu sendiri…” Tercatat tiga tahun atau 1000 hari lebih saya “bertapa” di rumah yang ada di blok U nomor 24 tersebut.
Saya pun tinggal sendiri di sebuah rumah kontrakan yang sepi dan sunyi di sebuah perumahan yang masih lengang. Jadi karena keadaan atau orang jawa menyebut “kahanan” yang penuh deritalah yang membuat hidup saya menjadi orang yang awalnya dipaksa menyukai dunia dalam, inner world, dunia kebatinan, dunia rahsa, dunia aku sejati.
Di rumah yang terletak di ujung perumahan tersebut, yang saya lakukan adalah menjalani aktivitas rutin sebagaimana anak sekolah biasa. Belajar, makan-minum, tidur dan lain-lain. Satu televisi dan satu radio yang sudah butut tidak pernah saya nyalakan karena rasa-rasanya hati ini tidak terhibur oleh tayangan-tayangan informasi-informasi yang disediakan. Mulailah saya mencari-cari jawaban untuk apa sebenarnya manusia itu hidup, siapa yang menciptakan manusia, kenapa Sang Pencipta menciptakan saya, dan seterusnya… Pertanyaan-pertanyaan itu begitu mengganggu saya saat itu, sehingga saya pun mencari-cari jawaban tanpa guru.
Hampir setiap malam, saya berjalan kaki sekitar 500 meter ke gapura depan perumahan untuk sekedar menghibur diri, duduk di sebuah taman rumput tanpa agenda apa-apa. Suatu ketika, pada suatu malam minggu, saya berjalan ke tengah pertokoan dan langkah kaki berhenti di sebuah toko buku dan melongok-longok buku-buku agama. Tertariklah saya pada buku kecil yang judulnya TASWAUF karangan Dr Mir Valiudin. Sejak membeli buku itulah, saya semakin intensif mendalami dan mengamalkan tasawuf sebagai bagian spiritualitas sehari-hari termasuk juga hizib, wirid, doa dan sebagainya.
Bila orang yang mendalami tasawuf kebanyakan dengan membaca atau berguru ke guru tarekat, namun saya malah hanya sedikit tentang teorinya namun sungguh-sungguh menjalani dengan keyakinan penuh satu dimensi rasa/kebatinan yang sebenarnya medupakan sendi agama tersebut. Berbagai wirid dan hizib saya amalkan hingga mendarah daging hingga saat ini.
Bila dalam teori disebutkan bahwa untuk menjalani amalan tertentu memerlukan laku tirakat seperti puasa mutih, puasa ngalong, puasa ngrowot, puasa ngebleng maka saya malah sama sekali tidak melakukan tirakat yang seperti itu. Kenapa? Sebab saya menyadari inti dari berbagai macam laku tirakat itu pada hakekatnya adalah mengendalikan ego atau nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia. Manusia harus siap menderita, siap lapar, siap lemas, siap miskin, siap tidak menggerutu, siap tidak mengomel, dan siap hidup dan siap pula mati, lahir maupun batin. Pasrah, sumarah, sumeleh pada Iradat/Kehendak Tuhan Maha Pencipta. Itu saja. Sementara tanpa niat puasa pun saya sudah puasa betulan karena memang tidak ada yang bisa dimakan selain daun-daunan ketela di belakang rumah dan air satu dua teguk dari sumur.
Kata orang tua, sejak kecil saya dikatakan telah memiliki bakat supranatural. Misalnya, pada suatu hari orang tua saya mengeluh tidak punya uang untuk makan. Apalagi orang tua punya hutang ke tetangga kanan kiri. Hati saya sedih bukan kepalang merasakan penderitaan tersebut. Dalam hati saya memohon agar Tuhan berkenan menolong keluarga. Eh, saat pulang dari sekolah di jok belakang kendaraan umum saya temukan sebuah kalung yang mirip kalung mainan. Karena tidak ada satupun penumpang selain saya, seketika itu kalung tersebut saya masukkan ke tas dan kalung saya berikan ke orang tua. Betapa kagetnya, orang tua ternyata kalung yang disangka mainan tersebut setelah dibawa ke toko emas ternyata benar-benar kalung emas dengan berat sekitar 22 gram.
Contoh kejadian lain adalah saat rumah kami tiba-tiba dijadikan markas setan. Meskipun masih usia SD, saya berhasil mengusir setan-setan dari rumah dengan cara melakukan wirid surat-surat yang ada dalam kitab suci.
Ya, belajar dari berbagai pengalaman gaib tersebut melakukan tes uji amalan ilmu gaib memang menjadi wajib hukumnya. Tidak masuk akal kita menjalani amalan tapi takut melakukan pengujian. Misalnya, bila Anda mengamalkan ajian ilmu kebal, maka ajian itu harus Anda buktikan dan jangan hanya berangan-angan sudah kebal. Ibarat tentara yang sudah menguasai ilmu menembak, namun tidak pernah memegang senjata dan menarik pelatuk maka kita belum bisa dikatakan memiliki ilmu menembak. Sebab teori sangat berbeda dengan praktek. Membaca buku teknik naik sepeda tidak sama dengan praktek naik sepeda, bukan?
Yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin menguasai ilmu gaib dan kemudian mengamalkan salah satu ajian. Perlu kita mengetahui apa yang masuk ke tubuh kita? Apakah itu jin? Apakah itu setan? Apakah itu malaikat? Perlu kiranya dijelaskan hal ini agar tidak salah sangka dan keblasuk ke pemahaman yang aneh-aneh.
Yang masuk ke tubuh kita saat mengamalkan ajian sebenanya adalah energi ilmu yang telah kita amalkan tadi. Orang menyebutnya khodam. Jadi tidak benar orang belajar ilmu gaib lalu dalam tubuhnya dimasuki jin, setan, malaikat dan sebagainya. Itu pemahaman yang salah dan menyesatkan. Sepanjang pengamalan saya, saya tidak pernah merasa diintervensi makhluk asing agar masuk ke tubuh saya dan menguasai kesadaran saya kalau saya memang tidak membuka jalur atau membuka pintu gerbang agar kesadaran diri saya dimasuki makhluk gaibYang benar adalah saat kita melakukan tirakat, puasa yang diniatkan untuk menguasai ajian tertentu maka yang terjadi adalah energi batin kita sendirilah yang mengumpul karena amalan kita tadi.
Energi batin kita akan memunculkan kekuatan karena kita menduplikasi energi gaib yang tersimpan di gudang data alam semesta. Jadi misalnya, Anda mengamalkan ajian KULHU SUNGSANG maka itu karena energi batin kita mengcopy kekuatan yang tersimpan di alam semesta yang telah terformulasikan sedemikian rupa dalam bentuk ajian tersebut. Saya lupa, amalan apa pertama kali saya kuasai. Saya sudah tidak ingat lagi karena itu terjadi sekian puluh tahun yang lalu. Yang saya ingat, saat itu saya mengamalkan wirid rutin milik tarekat Naqsabandriyah hingga hapal di luar kepala. Saya selalu melantunkan dalam hati wirid tersebut mulai bangun tidur sampai saat berada di dalam keadaan tertidur dan bermimpi saya juga masih dalam kondisi wirid.
Hijab atau tirai penghalang ruhani akan terbuka secara otomatis bila kita melakukan wirid rutin. Tersingkapnya hijab ini tanpa disangka-sangka dan bagi orang yang mengalaminya, sepertinya hal tersebut wajar-wajar saja. Bagi orang yang menjalani wirid, maka hal yang gaib itu tidak terasa sebagai hal yang gaib dan sepertinya sebuah gejala normal. Sementara bagi orang yang tidak berada pada gelombang ruhani yang sama akan mengatakan ganjil dan gaib. Ini terjadi saat saya hampir setiap malam sunyi melihat bola-bola api beterbangan di angkasa. Bola-bola api itu tidak terlihat oleh mata teman-teman saya. Sementara saya melihat dengan jelas dan tidak merasa melihat hal yang gaib. Bola-bola api itu ternyata adalah bola api yang dilontarkan oleh para dukun santet. Maklum, pada tahun 1980-1990 an, santet sangat marak di Jawa Timur. Termasuk di Sidoarjo, kota tempat saya tinggal, hampir setiap hari ada saja orang terkena santet.
Pada suatu ketika, sebuah bola api berwarna merah menghantam sebuah bangunan yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah saya. Saya pun berlari mengejar bola api itu, yang ternyata sasarannya adalah sebuah gedung pengadilan di Jalan Jaksa Agung R Suprapto. Saat sudah berada di depan pengadilan, dan dalam keadaan nafas yang ngos-ngosan.. saya melihat sesosok bayangan gelap tinggi besar sedang duduk di atas bangunan yang ternyata sosok itu adalah gendruwo yang memegang bola api santet. Saat saya datang, gendruwo itu juga memandang saya dan tiba-tiba dia melontarkan bola apinya ke arah saya.
Refleks, saya melantunkan wirid pendek dalam hati dan bola api itu pun melesat kembali ke arah gendruwo si pelempar. Dia pun terjatuh dari atas gedung dan bergelimpangan di tanah terkena bola apinya sendiri. Tubuhnya gosong. Ia mengerang kesakitan hingga akhirnya mati mengenaskan. Astaghfirullah….
Sebelum saya menutup artikel ini, saya berpesan pada diri saya sendiri dan juga kepada para sedulur/saudaraku semua yang sempat membaca blog ini: Kuasai dan kendalikanlah ego yang penuh nafsu itu. Jangan biarkan ego mendominasi diri kita dan menuntun langkah kita. Kita tidak perlu ngotot dalam meraih kesaktian karena ngotot adalah tanda kita melakukan pemaksaan diri yang justeru membuat jalur komunikasi kita dengan kegaiban tertutup rapat. Santai dan rileks saat mengamalkan ilmu gaib adalah tanda kita sudah mampu menguasai ego kita. Bila kondisi kejiwaan kita santai dan ego sudah terkendali, ayo kita melakukan wirid ASMA-UL HUSNA atau wirid lain yang tujuannya adalah untuk merasakan cinta dan kasih sayang pada Tuhan, satu-satunya Dzat yang wajib kita sembah. Maka kegaiban akan otomatis datang pada diri kita. Jadi KESAKTIAN tidak perlu dijadikan tujuan. Namun hadiah atau penghargaan dari buah amalan kita untuk manembah dan memperturutkan iradat-NYA.
Jangan pula menyembah nabi, menyembah malaikat, menyembah iblis, menyembah kyai, menyembah orang pintar, menyembah guru spiritual, apalagi menyembah keakuan/ego sendiri, menyembah uang, menyembah isteri atau suami, menyembah keluarga, menyembah pohon, menyembah kecantikan, menyembah kekayaan, menyembah kedudukan tahta dan derajat karena itu semua adalah BERHALA dan itu berarti kita telah SYIRIK/MUSYRIK. Tidak perlu juga mempraktekkan sihir apalagi menjadikannya sebagai tujuan. Sebab belum tentu kekayaan dan kesuksesan yang Anda inginkan dengan sihir itu akan membawa Anda kepada kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat.
Sebagaimana junjungan dan suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang “ummi”, yang tidak bisa baca tulis namun hanya mampu pasrah pada iradat-Nya, kemudian berniat melakukan upaya penyucian batin dengan semedi di Gua Hira. Tanpa diduga dan diniatkan sebelumnya, dia ditemui kegaiban: hadirnya malaikat Jibril dan diminta untuk MEMBACA DENGAN DASAR BAHWA SEMUA YANG ADA INI HARUSLAH MEMILIKI DASAR PIJAKAN YAITU “ATAS NAMA TUHAN”
Untuk yang terkasih.. Muhammad Rasulullah SAW, selamat ulang tahun. Semoga kita mampu memantulkan kembali pancaran kasihmu kepada kita ke seluruh lorong dan sudut di jagad raya.
@wongalus,2010
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL: MEMANFAATKAN JEJAK REKAM METAFISIS
Artikel ini saya tujukan khusus untuk mereka yang ingin menjadi paranormal dan menekuni dunia supranatural. Ini pengetahuan dasar tentang ketrampilan teknis/tata cara mengamalkan ilmu gaib. Jadi bagi yang tidak berkepentingan, kami mohon maaf karena bisa jadi mengganggu keyakinan Anda. (wongalus)
Ada sebuah buku yang mengisahkan kebiasaan berbagai bangsa di dunia dalam hubungannya dengan ilmu gaib yaitu THE GOLDEN BOUGHT, A STUDY IN MAGIC AND RELIGION karya penulis Sir James George Frazer. Dalam bukunya itu, Frazer membagi prinsip-prinsip magic (sihir) menjadi dua macam.
Pertama, ilmu gaib diperoleh dengan melakukan kontak atau hubungan dengan benda-benda yang terkait dengan orang yang menjadi sasaran atau sumber ilmu gaib itu. Misalnya, di suatu komunitas masyarakat kalau orang ingin agar seorang wanita jatuh hati padanya alias melakukan pelet pengasihan maka diambillah sesuatu benda yang pernah disentuh oleh wanita itu. Frazer menyebutnya LAW OF CONTACT sedangkan Ilmu Gaibnya disebut dengan CONTAGINUS MAGIC.
Kedua, ilmu gaib yang berdasarkan hukum kesamaan (LAW OF SIMILARITY) dan ilmu gaibnya disebut IMITATIVE MAGIC. Jika kita menginginkan sesuatu dengan kekuatan gaib, maka kita menggunakan sesuatu yang mirip dengan apa yang kita inginkan. Kalau kita ingin menginginkan kekuatan dari angin, maka kita bisa melakukan dengan bersiul. Bersiul itu sama dengan datangnya angin. Kebiasaan ini ternyata dilakukan hampir di seluruh bangsa di dunia.
Tidak hanya tradisi asli suku-suku bangda yang menggunakan dua cara magic sebagaimana yang dipaparkan Frazer, para penganut agama-agama besar di dunia pun juga menggunakan dua hukum itu yang mengakui adanya hubungan antara kekuatan gaib yang kita peroleh dari sentuhan benda dan sumber yang mempunyai kekuatan energi itu. Misalnya, para sahabat dulu mengambil berkah dari apa saja yang pernah disentuh oleh Rasulullah SAW, seakan-akan teori magic itu mendapatkan pembenaran agama.
Kita ingat, bagaimana seorang paranormal dari kalangan Yahudi menyihir Rasulullah SAW. Dia menggunakan sisir rambut Rasulullah (barang yang pernah disentuh Rasulullah) untuk diserap energi gaibnya dan kemudian dilakukan upaya sihir. Secara metafisis, sebuah sentuhan tangan kita ke benda akan meninggalkan jejak gaib yang tidak pernah lagi bisa dihapuskan. Jejak gaib itu adalah laku perbuatan kita yang terus akan terhubung hubungan dengan roh kita. Jadi sangat masuk akal bila nanti di pengadilan akhir saat diri kita diadili oleh Tuhan, maka mulut kita tidak perlu lagi berkata-kata. Sebab tangan, kaki, dan semua tubuh kita lah yang akan menjadi bukti telah meninggalkan jejak di benda-benda.
Jadi laku perbuatan kita sekecil apapun yang ada hubungannya dengan menyentuh benda-benda maka di situlah kita membuat sebuah JEJAK REKAM METAFISIS yang tidak akan pernah bisa dihapus lagi untuk selama-lamanya. Di dalam jejak tersebut akan tercecer catatan baik atau buruk amal perbuatan kita. Di dalam jejak rekam metafisis itu termuat sebuah mikrochip dari roh kita yang tetap hidup.
Seorang paranormal melakukan upaya sihir dengan prinsip LAW OF CONTACT. Dia mengambil benda-benda calon korban karena benda-benda yang telah disentuh korban tersebut sebenarnya sudah ada mikrochip dari roh korban. Paranormal memperlakukan benda-benda milik korban seakan-akan benda-benda itu adalah tubuh si korban. Dia menusuk-nusuk, mengikat, memutar-mutar, menyentuh dengan sentuhan lembut kepada benda-benda milik korban yang tak lain tubuh korban itu sendiri. Paranormal juga melakukan perbuatan yang berdasarkan hukum LAW OF SIMILARITY, yaitu membuat sebuah upacara ritual kecil-kecilan yaitu sebuah pesta pora yang dihadiri oleh roh-roh lainnya. Kemudian bersama-sama roh-roh yang hadir di upacara ritual itu siap untuk menyakiti, membunuh dan membingungkan roh korban.
Seorang yang belajar ilmu-ilmu gaib perlu memahami HUKUM KONTAK DAN HUKUM PERSAMAAN ini. Sedangkan mantra digunakan sebagai media untuk mengumpulkan dan mengakses energi atau kekuatan yang tersembunyi di dalam sebuah ilmu gaib. Untuk memahami hal ini saya mencontohkan AJI PELET PENGASIHAN JARAN GOYANG.
Suatu ketika Anda ingin memiliki ajian Pelet Pengasihan Jaran Goyang dan kemudian benar-benar menjalani laku tirakat seperti puasa mutih, puasa ngalong, puasa ngrowot dan lain-lain. Anda juga sudah membaca mantra sekian ratus kali dengan ritual yang unik dan aneh. Namun bagaimana caranya mengecek ajian tersebut, apakah Anda sudah menguasai ajian ini? Untuk mengecek penguasaan sebuah ajian, tidak bisa tidak Anda perlu mencobanya.
Caranya mencoba Pelet Pengasihan Jaran Goyang sebagai berikut. Pertama, sediakan benda-benda milik seseorang yang akan Anda pelet (tentu saja secara sembunyi-sembunyi). Kedua, pegang benda tersebut dan mulailah matek ajian dengan membaca mantra: “AJIKU SI JARAN GOYANG, CEMETIKU SODO LANANG, TAK SABETAKE SEGARA ASAT, TAK SABETAKE GUNUNG JUGRUG, TAK SABETAKE ATINE SI JABANG BAYI………(nama korban) MATI TAN URIP YEN ORA INGSUN ….. (nama klien yang kita bantu) KANG KARYA JAMPI”
Remas, goyangkan, putar-putar benda tersebut seperti anda meremas, menggoyang dan memutar hatinya korban….
Disini, hukum kontaknya adalah”memegang benda-benda milik korban” karena sebenarnya benda-benda tersebut adalah bagian ROH KORBAN dan hukum persamaannya adalah menyamakan jiwa/sukma korban dengan benda yang sebenarnya bersifat gaib menjadi benda fisik yang bisa disabet dengan lidi.
Ketiga, kekuatan membayangkan (visualisasi) tersebut menentukan berhasil tidaknya ajian Anda. Semakin kuat Anda mampu membayangkan fakta yang seolah-olah tersebut menjadi fakta yang sebenarnya maka disitulah ajian kita semakin kuat. Itu salah satu sebab kenapa disyaratkan agar seseorang melakukan laku prihatin seperti puasa karena sebenarnya dengan laku prihatin itu, kita akan dengan mudah melakukan visualisasi karena panca indera melemah dan diganti dengan indera yang lain yaitu indera keenam.
Keempat, kita menunggu hasil pelet yang telah kita jalankan tersebut. Lamanya menunggu tidak ada jangka waktu yang pasti karena tergantung pada kekuatan energi yang Anda miliki untuk menarik roh korban. Korban akan merasa kangen yang tidak terkendali dan muncul rasa ingin bertemu yang luar biasa pada diri pemelet/klien yang minta dipeletkan. Bila energi supranatural Anda cukup besar maka hasilnya segera tampak namun bila energi Anda masih lemah maka tarikannya juga lemah dan memakan waktu yang lebih lama.
Selain itu, yang menentukan berhasil tidaknya pelet Anda adalah kekuatan spiritual mental korban. Sangat cepat memelet korban yang jarang melaksanakan olah batin namun kita akan mendapatkan kesulitan bila ternyata korban sasaran kita adalah mereka yang gemar olah batin/olah rasa. Mereka akan dengan mudah mendeteksi lontaran pelet pengasihan kita waspadai serangan baliknya. Bila kita tidak waspada dan hati-hati, kita sendiri yang akan dibuat celaka oleh mereka.
Terakhir, saya berpesan kepada saudara-saudara. Belajar ilmu gaib tidak seperti pertunjukan sulap. Ilmu sulap hanya mengelabui mata dan hanya digunakan untuk mengundang decak kagum penonton di panggung. Sementara bekerjanya ilmu gaib itu misterius, pelan dan sembunyi-sembunyi. Anda adalah prajurit bayangan yang duduk diam di kegelapan siap membidikkan senapan menunggu korban untuk lengah.
“Barangsiapa di antara kalian yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah dia melakukannya” (HR Muslim).
Seorang paranormal adalah seseorang yang memberi manfaat kepada para saudara sesama manusia tidak pandang bulu apa agamanya, apa keyakinannya, apakah dia kaya atau miskin, apakah dia bertahta atau tidak, apakah dia perempuan atau laki-laki. Semua yang butuh bantuannya harus ditolong dengan ikhlas dan prinsipnya hanya mengharapkan keridho’an-NYA. Prinsip ini harus dipegang sehingga dia harus menomorsatukan aspek kemanusiaan di atas aspek materi. Paranormal harus sadar bahwa daya linuwih/kesaktiannya tersebut adalah pemberian istimewa dari Allah SWT akibat usahanya untuk mendekatkan diri sedekat dekatnya dengan Gusti Kang Akaryo Jagad ini.
Namun bagaimana bila paranormal menarik bayaran dari para pasiennya? Apakah hal seperti ini diperbolehkan dalam agama? Tentu saja boleh asalkan dalam bertransaksi ada saling pengertian dan sifatnya fair, tidak ada tipu menipu sehingga ada salah satu pihak yang dirugikan.
Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah, sebagaimana yang termuat dalam HR Bukhari no 2276 dan HR Muslim no 2201, ada sebuah riwayat sebagai berikut: Dari Abu Said al Khidri, ia berkata “Beberapa orang dari Sahabat Nabi Muhammad SAW pergi dalam sebuah perjalanan, hingga sampai di sebuah kampung. Lalu mereka bertamu ke penduduk kampung namun tidak diterima. Di saat yang sama, ada kabar kepala kampung disengat binatang berbisa dan sudah dicoba untuk diobati oleh penduduk kampung namun tidak sembuh. Seorang penduduk berkata kepada para sahabat: Apakah kalian memiliki sesuatu untuk mengobati kepala kampung kami yang kena sengat? “Ya, demi Allah, kami bisa meruqyah. Tetapi kami telah meminta bertamu kepada kalian tapi kalian tidak menerima kami. Maka kami tidak akan meruqyah kalian hingga kalian tidak memberikan upah” jawab sahabat Nabi.
Akhirnya penduduk kampung memberi kesempatan kepada para Sahabat untuk menyembuhkan sakit kepala kampung dengan upah yang telah disepakati yaitu segerombolan kambing. Para sahabat Nabi pun bersedia dan segera mendatangi rumah kepala kampung. Sabata nabi meludahi tubuh yang disengat binatang berbisa dan membaca ALHAMDULILAHI RABBAL ALAMIN. Singkatnya, kepala kampung itu langsung sembuh atas ijin Allah SWT. Lalu penduduk kampung memberikan kambing sesuai akad perjanjian awal.
Para sahabat pun membawa kambing hasil pemberian orang kampung kepada nabi untuk menanyakan apakah perbuatan mereka meruqyah dan meminta bayaran itu termasuk diperbolehkan atau dilarang? Nabi Muhammad SAW bersabda: WA MA YUDRIIKA ANNAHA RUQYATUN TSUMMA QALA: QAD ASHABTUM IQSIMUU WADZRIBUU LIIMAAKUM SAHMAN FADHAKHIKANNABIYYU (Siapakah yang memberitahukanmu bahwa ia ruqyah? Kemudian beliau bersabda, Kalian benar, bagilah dan berikan untukku bagian bersama kalian, maka Nabi Muhamma tertawa).
Membaca hadits di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa seorang paranormal tetap diperbolehkan untuk menggunakan cara-cara metafisik untuk menyembuhkan seorang yang membutuhkan bantuan asalkan menggunakan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat atau hukum agama. Cara pengobatan itu dalam agama Islam disebut dengan dengan Ruqyah.
METODE RUQYAH
Ruqyah adalah cara mengobati semua sakit akibat gangguan mental, sakit fisik maupun sakit akibat sihir atau gangguan berbagai macam makhluk halus atau roh-roh jahat yang masuk ke tubuh manusia. Ada banyak cara mengobati sihir, baik dengan cara ilmu-ilmu kebatinan atau cara-cara perdukunan yang lain. Namun mengobati sihir yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah adalah dengan metode ruqyah, yaitu pengobatan yang mujarab dengan menggunakan pengobatan Ilahiah. Metode ruqyah ini dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Seorang paranormal perlu menguasai metode penyembuhan untuk pasien yang sakit akibat gangguan makhluk halus. Salah satu yang dianjurkan adalah dengan ruqyah yang syar’i yaitu ruqyah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA: Nabi Muhammad SAW pernah menyuruh meruryah orang yang kena penyakit ain (HR Muslim).
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa suatu ketika Nabi pernah bertanya kepada Asma’:
“Kenapa aku melihat badan anak-anak saudaraku (maksudnya anak-anak Ja’far) lemah dan loyo? Apakah mereka kurang makan” — “Tidak, tetapi penyakit ain begitu cepat menjangkiti mereka.” Kata Asma’ — Nabi berkata: “Ruqyahlah mereka,” — Asma berkata lalu saya mengusulkan orang lain kepada beliau, tetapi beliau menyuruh saya yang meruqyah mereka (HR Muslim).
Perlu digarisbawahi bahwa ruqyah pada hakikatnya adalah doa kepada Allah SWT. Ruqyah dapat dilakukan oleh setiap orang dan tidak hanya seorang paranormal atau tukang ruqyah saja. Sehingga teknik ruqyah ini sebenarnya perlu diketahui oleh setiap muslim.
Adab dalam Ruqyah tidak boleh bertentangan dengan TAUHID. Kita harus meyakini bahwa tidak ada kesembuhan kecuali dari Allah SWT dan ruqyah hanyalah salah satu teknik atau cara yang merupakan sebab-sebab kesembuhan sebuah penyakit apakah itu penyakit medis, penyakit mental atau penyakit akibat makhluk halus (kerasukan/sihir/tenung dan lain-lain). Adab lain Ruqyah adalah kondisi jiwa dan mental peruqyah harus ikhlas dan pasrah kepada Allah SWT saja. Diharamkan meruqyah dengan bantuan selain Allah SWT dan mengandung unsur syirik sebagaimana sabda Rasulullah SAW: LA BA’SA BIRRUQYA MA LAM YAKUN FIIHI SYIRK (Tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan).
Ruqyah yang sesuai syariat Islam adalah ruqyah yang menggunakan:
1. AYAT-AYAT AL QUR’AN
2. NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH SWT YANG ADA DI DALAM WIRID ASMA’UL HUSNA
3. DOA-DOA YANG DICONTOHKAN OLEH NABI
4. DOA RUQYAH YANG BERBAHASA ARAB ATAU BAHASA LAIN YANG INTINYA TETAP BERMUARA PADA TAUHID
Diharapkan dengan sangat agar peruqyah memahami makna apa yang dibacanya saat berdoa/meruqyah.
Yang juga perlu dipahami bahwa semua penyakit pada dasarnya dapat diruqyah. Sehingga metode terapi ini cukup efektif digunakan sehari-hari.
A. CARA MERUQYAH UNTUK SEMUA PENYAKIT SEBAGAI BERIKUT:
1. Letakkan tangan pada bagian badan/bagian tubuh yang sakit dan bacalah: BISMILLAH, BISMILLAH,BISMILLAH (dengan nama Allah, dengan nama Allah, dengan nama Allah).
2. Selanjutnya baca: A’UDZU BILLAHI WAQUDRATIHI MIN SYARRI MA AJIDU WA UKHADZIRU (Aku berlindung kepada Allah dan kuasaNYA, dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku takutkan) sebanyak 7 kali.
B. CARA MERUQYAH SAAT KITA MENJENGUK ORANG SAKIT SEBAGAI BERIKUT:
Baca doa ini sebanyak 7 kali: AS ALULLAHAL ADZHIIM RABBAL ARSYIL ADZIDM AIYASHFIYAKA (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb Arsy yang Agung, agar Dia menyembuhkanmu)
C. CARA MERUQYAH UNTUK SAKIT AKIBAT GIGITAN ULAR/BINATANG BERBISA:
Baca surat Al Fatihah kemudian ludahkan ke tempat yang tersengat/tergigit binatang berbisa itu.
D. CARA MERUQYAH LUKA TUSUKAN/SAYATAN
Ludahi ujung telunjuk lalu letakkan di tanah kemudian usapkan pada tempat luka sambil membaca: BISMILLAH TURBATU ARDHINA BIRIIQATI BAKDZINA YUSYFA SAQIIMUNA BIIDZNIRABBINA (Dengan menyebut Nama Allah; (Ini) adalah tanah bumi kami, (dan) dengan ludah sebagian kami, orang yang sakit di antara kami akan disembuhkan (Allah) dengan izin Rabb kami)
D. CARA MERUQYAH ORANG YANG KEMASUKAN MAKHLUK HALUS, SANTET/SIHIR/TENUNG
1. Tumbuk tujuh daun bidara hijau dan masukkan ke air yang cukup untuk mandi. Sekitar satu ember.
2. Bacakan pada air itu AUDZUBILLAHIMINASYAITONIRROJIIM lanjutkan dengan Ayat Kursi (QS Al Baqarah ayat 255) —lanjutkan dengan membaca Al A’raf ayat 177-122) lanjutkan dengan QS Yunus 79-82 lanjutkan dengan QS Thaha 65-70 lanjutkan dengan QS Al Kafirun –lanjutkan dengan QS Al Ikhlas –lanjutkan dengan QS Al Falaq – lanjutkan dengan QS An Nas.
3. Usai membaca ayat-ayat di atas, minumkan air sebanyak 3 teguk dan sisa air digunakan untuk mandi, sampai penyakitnya hilang total.
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL (3): MEMAHAMI DAYA LINUWIH MANUSIA
Paranormal berasal dari kata: para dan normal. Para artinya berdekatan/berdampingan/ beriringan sehingga paranormal bisa diartikan manusia normal meskipun diakui memiliki sedikit kelebihan dibanding manusia yang lain. Oleh orang lain, dia diakui memiliki daya linuwih yang membuatnya disebut dengan kaum paranormal.
Kata lain paranormal adalah supranatural. Menurut kodrat alamiah/naturalnya manusia yang ditutup matanya tidak bisa melihat apa yang ada di depannya. Namun faktanya ada seseorang yang bisa melihat apa yang ada di depannya. Orang biasanya tidak tahu peristiwa yang akan terjadi namun kenyataannya ada juga orang yang “mengerti sak durunge winarah” atau “tahu apa yang akan terjadi”. Demikian pula, normalnya orang tidak akan bisa mendengar suara orang lain bila telinganya ditutup, namun faktanya ada pula yang bisa mendengar orang lain ngerasani atau bahkan bisa mendengar percakapan orang lain meskipun jaraknya puluhan bahkan ratusan kilometer dari posisi orang tersebut. Ada pula orang yang bisa mendeteksi sumber-sumber air di bawah tanah tanpa menggunakan alat-alat canggih dan hanya menggunakan sebuah ranting kayu yang ujungnya bercabang dan sebagainya.
Kaum paranormal kerap dimintai bantuan orang lain. Orang merasa butuh bantuannya untuk memecahkan berbagai masalah dan problem-problem kehidupan yang memang selalu saja datang. Selagi orang itu hidup, problem memang selalu saja ada. Pantas bila dalam filsafat, manusia itu dikatakan tidak hanya mengandung MISTERE namun juga PROBLEME. Kehidupan manusia itu sendiri adalah sebuah misteri yang perlu dipecahkan, sekaligus bahwa hidup dan kehidupan sebuah problem atau masalah. Hewan/binatang/tumbuhan tidak bermasalah. Hanya manusia yang ribut dengan masalah-masalahnya yang menggunung. Kenapa? Itu karena manusia diberi akal dan kesadaran untuk merenungkan nilai-nilai. Nilai tersebut adalah benar-salah, baik-buruk, indah-jelek. Sebenarnya tidak hanya manusia, namun jin juga diberi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai ini. Dan makhluk yang dikaruniai kemampuan mempertimbangkan nilai-nilai ini nantinya akan diadili di hadapan sang Khalik.
Bila kita renung-renungkan, setiap manusia diberi kemampuan paranormal oleh Tuhan Sang Pencipta. Namun, sayangnya manusia tidak menyadari betapa lengkap kemampuannya untuk melampaui keterbatasannya masing-masing. Kemampuan paranormal ini akan keluar bila kita berada di dalam keadaan yang mendesak. Contohnya, bila kita tiba-tiba dikejar anjing galak maka kita akan mengeluarkan tenaga dalam tersembunyi yang selama ini tidak pernah kita bayangkan sebelumnya sehingga kita mampu melompat sungai yang lebarnya 4 meter. Nah, dari penjelasan sederhana ini bisa kita ambil satu kesimpulan bahwa UNTUK MENGELUARKAN DAYA LINUWIH/DAYA KESAKTIAN DI DALAM DIRI KITA MAKA KITA HARUS BERADA DI DALAM KONDISI YANG MENDESAK, MERASA HARUS DAN TERPAKSA. Sebab dalam kondisi normal dan biasa-biasa saja, maka kita tidak akan mampu mengeluarkan kemampuan cadangan yang manusiawi tersebut.
Dari mana daya kesaktian itu bermula? Daya kesaktian setiap manusia berasal dari TUHAN, SUMBER SEMUA SUMBER DAYA yang kemudian diberikan langsung kepada alam semesta dan dari alam semesta menurun kepada manusia. Daya manusia dibagi menjadi daya normal dan daya linuwih (ekstrasensory). Daya linuwih ini terdiri dari dua yaitu kemampuan persepsi (paragnosis) dan kemampuan motorik (paregi). Paragnosis ini dibadi tiga: Clairvoyance (kesurupan), Telepati dan Rasiestesia. Sementara Ekstrasensory terdiri dari kemampuan dematerialisasi/levitasi, Psikokinesis/telekinesis dan Poltergeist.
Tadi sudah disebutkan bahwa UNTUK MENGELUARKAN DAYA LINUWIH/DAYA KESAKTIAN DI DALAM DIRI KITA MAKA KITA HARUS BERADA DI DALAM KONDISI YANG MENDESAK, MERASA HARUS DAN TERPAKSA. Dalam keterpaksaan itu, kita jalani proses dengan normal dan sabar menempuh tahap-tahap yang semestinya harus dilakukan. Sebagaimana saat kita dikejar anjing maka yang perlu dilakukan untuk mengeluarkan daya kesaktian adalah:
(1). JANGAN BERPIKIR DAN MERENUNG
(2). LANGSUNG BERGERAK BERDASARKAN INTUISI
(3). INTUISI AKAN MENUNTUN KITA MENGELUARKAN KESAKTIAN
Begitulah sebenarnya proses mengeluarkan kesaktian tersebut. Proses mengeluarkan daya linuwih tersebut bisa karena keadaan yang memaksa dan ada pula yang diniatkan untuk menjalani latihan menjalani proses-proses keterpaksaan. Dari penjelasan ini, maka paranormal dibagi menjadi dua: ada yang memang sudah bakat sejak lahir mudah mengeluarkan daya linuwih/kesaktian dari dalam dirinya namun ada pula yang perlu dilatih dan diniatkan secara sadar. Di antara kedua jenis paranormal ini, tidak bisa dikatakan mana yang lebih unggul sebab sebenarnya daya linuwih itu ada pada setiap diri manusia tanpa terkecuali. Bila tubuh manusia ada yang besar-kecil, cerdas-bodoh, kaya miskin, maka Tuhan Yang Maha Kuasa Maha Adil dengan memberi keadilan yaitu kesamaan bahwa setiap manusia memiliki daya linuwih/kesaktian yang sama apakah itu kaya miskin, cerdas bodoh, besar-kecil. Daya linuwih ini adalah wujud kemampuan manusia untuk berkesadaran ruhani sehingga manusia bisa bertakwa. Bukankah istimewa atau tidaknya manusia ukurannya hanya ketakwaannya pada Gusti Allah?
SAAT MENERIMA WANGSIT PARANORMAL
Paranormal bekerja berdasarkan intuisi. Intuisi adalag gerakan refleks yang tanpa dipikir atau direnung-renungkan. Intuisi harus terus menerus dilatih agar tetap tajam. Orang yang kebanyakan mikir dan merenung, susah untuk mengeluarkan daya kesaktian di dalam dirinya. Para profesor dan kaum cerdik cendekia akan sulit mengeluarkan daya linuwihnya karena kebanyakan menggunakan otaknya untuk berpikir. Otak adalah kesadaran fisik, sementara yang dibutuhkan untuk mengakses dan memunculkan daya linuwih adalah kesadaran metafisik. Jadi tidak memakai otak.
Untuk memperjelas bagaimana proses awal mengeluarkan daya linuwih kaum paranormal, berikut dipaparkan pengalaman beberapa kaum paranormal saat mereka menerima “WANGSIT” DAYA LINUWIH/KESAKTIAN:
Agung Yulianto alias Ki Joko Bodo: “Sejak kecil saya punya kebiasaan aneh-aneh. Mendatangi tempat-tempat keramat untuk semedi (bertapa) dan tirakat hingga dapat banyak ilmu gaib”
Mbok Bawok (60), dukun bayi sejak usia 32 tahun: “saya mendapatkan wangsit saat duduk sendiri di tengah malam untuk menjadi dukun bayi”
Wongsorejo (40), paranormal di Ngestiharjo, Jogja: “Saat muda dulu saya sering didatangi bintang, bulan dan orang tua gaib di siang hari, saat dewasa kemampuan itu muncul sendiri”
Robert (48), paranormal khusus pengobatan alternatif menggunakan pisau bedah dari Ambon: “Saya mimpi diberi sebuah pisau. Saat saya bangun di bawah bantal ada pisau dan saya pakai membedah, ternyata setelah daging disayat akan kembali seperti semula”
Mbah Anwar, (65) paranormal di Kongkang, Kotesan, Jl Jogja Klaten: “Saya rajin ikut kungkum di Kali Opak, digembleng Mbah Marhaen. Lalu berguru ke RMP Panji Mloyo, banyak sowan ke tokoh-tokoh spiritual dan rajin mengunjungi tempat-tempat sakral”
Romo Sapto, paranormal: “Sejak kecil digembleng bapak, di gua Jepang di Taman Jurug saya berpuasa 40 hari 40 malam dibimbing bapak. Pernah disuruh berjalan ke timur berbekal 100 biji sawo kecil tanpa uang sangu. Tiap biji sawo kecik ditebar tiap pagi selama 100 hari. Saya tidak boleh meminta-minta tapi hanya jika diberi boleh makan. Sampai hari terakhir, saya sudah boleh mencari uang dengan menyembuhkan orang sakit. Eh orangnya sembuh. Sejak itu saya jadi paranormal”
Romo Hong Djoe, pendeta Budha berkemampuan paranormal: “Sejak kecil saya punya bakat. Saat sembahyang di vihara, mereka yang sering kami sembah banyak memberi pelajaran melalui kontak batin dan komunikasi”
Ki Pugeri Ismoyo, paranormal menguasai Ilmu Sejati Wahyu Ningrat: “Saat usia anak-anak pernah memegang orang sakit dengan tangan. Lima mehit kemudian dia sembuh. Pernah tirakat di Gua Bribin, saat selesai semedi keluar gua ada tiga harimau namun tidak menyerang saya…dan banyak tirakat lain di tempat-tempat wingit”
Dari pengakuan berbagai paranormal itu, ada benang merah yang bisa kita tarik yaitu bahwa mereka menyadari adanya bakat terpendam pada diri kita dan kemudian diteruskan dengan melakukan banyak MESU RAGA. Yaitu menjalani laku tirakat agar RAGA/TUBUH/KESADARAN OTAK ini melemah dan menuruti hati nurani yang bisa untuk mengeluarkan INSTINK SECARA CEPAT sebagai dasar mengeluarkan kekuatan metafisik/daya linuwih tadi.
Kesadaran fisik/Otak harus dikalahkan oleh kesadaran Jiwa yang dituntun oleh kesadaran diri sejati/aku sejati/guru sejati yaitu kesadaran RUH. Bentuk mesu raga itu banyak macamnya: ada puasa mutih, puasa pati geni, puasa dawud, puasa senin kamis, puasa hari lahir, puasa ngrowot, puasa ngalong, dan lain-lain. Diteruskan untuk mencari pengetahuan/kawruh tentang dunia supranatural dari berbagai sumber sebagai informasi pembanding, mencocokkan laku yang telah dijalani dan sebagainya. Yang juga biasa dilakukan paranormal adalah kebiasaan untuk melakukan ritual di banyak tempat yang dianggap keramat. Sebab di tempat-tempat yang dikeramatkan ini, energi purba yang meruap dari dalam tanah dan bangunan-bangunannya mampu membuat daya linuwih seseorang akan semakin meningkat.
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL (2). MEMBUKA JALUR KEGAIBAN ILAHI
Jangan berharap akan mendapatkan keajaiban bila ego kita masih dominan. Pemaksaan diri dan konsentasi malah membuat jalur komunikasi kita dengan kegaiban tertutup rapat. Kondisi jiwa harus rileks dan santai saat mengamalkan ilmu gaib.
Untuk menjadi seorang paranormal, kita jelas perlu memiliki satu, beberapa atau banyak kelebihan atau kemampuan supranatural. Memang ada yang berpendapat, kita hanya perlu memiliki satu kemampuan saja namun benar-benar ahli dan mumpuni. Namun ada pula yang berpendapat, kita perlu memiliki banyak kemampuan sehingga apapun problem bisa kita pecahkan. Faktanya, sangat sedikit paranormal yang hanya memiliki satu amalan/ajian saja. Kebiasaan kaum paranormal adalah menjalani laku tirakat sehingga mereka memiliki banyak amalan/ajian yang membuat mereka dianggap sakti oleh masyarakat.
Maka, langkah pertama untuk menjadi paranormal adalah memiliki kemampuan supranatural/gaib yaitu dengan cara menguasai ajian. Ini sepertinya syarat yang mutlak dimiliki oleh paranormal. Memang lebih enak bila kita memiliki guru yang bisa mengajari kita secara langsung. Guru tersebut bisa orang lain yang tidak ada hubungan keluarga dengan kita, namun banyak pula guru tersebut adalah kakek, nenek, paman, atau kerabat kita sendiri. Guru yang masih keturunan dengan kita tersebut memang biasanya lebih serius menurunkan ilmu kepada kita karena mereka biasanya lebih ikhlas daripada guru yang tidak ada hubungan keluarga dengan kita.
Bagaimana kita bisa mendapatkan guru yang mengajari kita ilmu-ilmu gaib? Sekarang ini, apalagi di kota-kota besar sudah sangat jarang orang yang dengan sukarela mengajari ilmu-ilmu gaib peninggalan para leluhur. Kalaupun ada, kayaknya kita harus membayar mahar sekian rupiah untuk belajar. Proses belajar mengajarpun lebih banyak “pamrih”nya daripada “sepi ing pamrih”. Sehingga kewaskitaan seorang guru sudah sedemikian pudar dan terkena erosi materialisme dan keikhlasan menularkan kawruh ilmu-ilmu juga perlu dipertanyakan.
Dulu, saya punya pengalaman bertemu banyak guru yang siap mengajari saya ilmu-ilmu gaib. Namun akhirnya, saya memutuskan untuk tidak sungguh-sungguh belajar dan mengamalkan ajaran mereka karena saya menyadari bahwa jalan hidup dan jalan spiritual saya berbeda dari para guru tersebut. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk belajar otodidak karena bagi saya lebih memuaskan. Terus terang, hingga sekarang…. usia saya saat ini hampir 40 tahun, tidak pernah sekalipun berniat total untuk belajar serius ilmu-ilmu gaib dari seorang guru. Namun, saya gemar menuntut ilmu apapun termasuk belajar ilmu kebatinan dan olah rasa.
Namun, jangan dikira belajar otodidak itu tidak punya guru. Orang belajar sendiri itu tetap punya guru. Gurunya adalah pengalaman dan ujiannya adalah fakta-fakta yang ada di depan mata. Minat saya belajar ilmu-ilmu gaib bermula saat saya memasuki usia sekolah.
Suatu ketika saat memasuki bangku SMA sekitar tahun 1987, saya ditinggal orang tua merantau ke pulau seberang. Saat itu ayah hanya berpesan: “Nak, jaga rumah ya dan rajin belajar. Masa depan ada di tanganmu sendiri…” Tercatat tiga tahun atau 1000 hari lebih saya “bertapa” di rumah yang ada di blok U nomor 24 tersebut.
Saya pun tinggal sendiri di sebuah rumah kontrakan yang sepi dan sunyi di sebuah perumahan yang masih lengang. Jadi karena keadaan atau orang jawa menyebut “kahanan” yang penuh deritalah yang membuat hidup saya menjadi orang yang awalnya dipaksa menyukai dunia dalam, inner world, dunia kebatinan, dunia rahsa, dunia aku sejati.
Di rumah yang terletak di ujung perumahan tersebut, yang saya lakukan adalah menjalani aktivitas rutin sebagaimana anak sekolah biasa. Belajar, makan-minum, tidur dan lain-lain. Satu televisi dan satu radio yang sudah butut tidak pernah saya nyalakan karena rasa-rasanya hati ini tidak terhibur oleh tayangan-tayangan informasi-informasi yang disediakan. Mulailah saya mencari-cari jawaban untuk apa sebenarnya manusia itu hidup, siapa yang menciptakan manusia, kenapa Sang Pencipta menciptakan saya, dan seterusnya… Pertanyaan-pertanyaan itu begitu mengganggu saya saat itu, sehingga saya pun mencari-cari jawaban tanpa guru.
Hampir setiap malam, saya berjalan kaki sekitar 500 meter ke gapura depan perumahan untuk sekedar menghibur diri, duduk di sebuah taman rumput tanpa agenda apa-apa. Suatu ketika, pada suatu malam minggu, saya berjalan ke tengah pertokoan dan langkah kaki berhenti di sebuah toko buku dan melongok-longok buku-buku agama. Tertariklah saya pada buku kecil yang judulnya TASWAUF karangan Dr Mir Valiudin. Sejak membeli buku itulah, saya semakin intensif mendalami dan mengamalkan tasawuf sebagai bagian spiritualitas sehari-hari termasuk juga hizib, wirid, doa dan sebagainya.
Bila orang yang mendalami tasawuf kebanyakan dengan membaca atau berguru ke guru tarekat, namun saya malah hanya sedikit tentang teorinya namun sungguh-sungguh menjalani dengan keyakinan penuh satu dimensi rasa/kebatinan yang sebenarnya medupakan sendi agama tersebut. Berbagai wirid dan hizib saya amalkan hingga mendarah daging hingga saat ini.
Bila dalam teori disebutkan bahwa untuk menjalani amalan tertentu memerlukan laku tirakat seperti puasa mutih, puasa ngalong, puasa ngrowot, puasa ngebleng maka saya malah sama sekali tidak melakukan tirakat yang seperti itu. Kenapa? Sebab saya menyadari inti dari berbagai macam laku tirakat itu pada hakekatnya adalah mengendalikan ego atau nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia. Manusia harus siap menderita, siap lapar, siap lemas, siap miskin, siap tidak menggerutu, siap tidak mengomel, dan siap hidup dan siap pula mati, lahir maupun batin. Pasrah, sumarah, sumeleh pada Iradat/Kehendak Tuhan Maha Pencipta. Itu saja. Sementara tanpa niat puasa pun saya sudah puasa betulan karena memang tidak ada yang bisa dimakan selain daun-daunan ketela di belakang rumah dan air satu dua teguk dari sumur.
Kata orang tua, sejak kecil saya dikatakan telah memiliki bakat supranatural. Misalnya, pada suatu hari orang tua saya mengeluh tidak punya uang untuk makan. Apalagi orang tua punya hutang ke tetangga kanan kiri. Hati saya sedih bukan kepalang merasakan penderitaan tersebut. Dalam hati saya memohon agar Tuhan berkenan menolong keluarga. Eh, saat pulang dari sekolah di jok belakang kendaraan umum saya temukan sebuah kalung yang mirip kalung mainan. Karena tidak ada satupun penumpang selain saya, seketika itu kalung tersebut saya masukkan ke tas dan kalung saya berikan ke orang tua. Betapa kagetnya, orang tua ternyata kalung yang disangka mainan tersebut setelah dibawa ke toko emas ternyata benar-benar kalung emas dengan berat sekitar 22 gram.
Contoh kejadian lain adalah saat rumah kami tiba-tiba dijadikan markas setan. Meskipun masih usia SD, saya berhasil mengusir setan-setan dari rumah dengan cara melakukan wirid surat-surat yang ada dalam kitab suci.
Ya, belajar dari berbagai pengalaman gaib tersebut melakukan tes uji amalan ilmu gaib memang menjadi wajib hukumnya. Tidak masuk akal kita menjalani amalan tapi takut melakukan pengujian. Misalnya, bila Anda mengamalkan ajian ilmu kebal, maka ajian itu harus Anda buktikan dan jangan hanya berangan-angan sudah kebal. Ibarat tentara yang sudah menguasai ilmu menembak, namun tidak pernah memegang senjata dan menarik pelatuk maka kita belum bisa dikatakan memiliki ilmu menembak. Sebab teori sangat berbeda dengan praktek. Membaca buku teknik naik sepeda tidak sama dengan praktek naik sepeda, bukan?
Yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin menguasai ilmu gaib dan kemudian mengamalkan salah satu ajian. Perlu kita mengetahui apa yang masuk ke tubuh kita? Apakah itu jin? Apakah itu setan? Apakah itu malaikat? Perlu kiranya dijelaskan hal ini agar tidak salah sangka dan keblasuk ke pemahaman yang aneh-aneh.
Yang masuk ke tubuh kita saat mengamalkan ajian sebenanya adalah energi ilmu yang telah kita amalkan tadi. Orang menyebutnya khodam. Jadi tidak benar orang belajar ilmu gaib lalu dalam tubuhnya dimasuki jin, setan, malaikat dan sebagainya. Itu pemahaman yang salah dan menyesatkan. Sepanjang pengamalan saya, saya tidak pernah merasa diintervensi makhluk asing agar masuk ke tubuh saya dan menguasai kesadaran saya kalau saya memang tidak membuka jalur atau membuka pintu gerbang agar kesadaran diri saya dimasuki makhluk gaibYang benar adalah saat kita melakukan tirakat, puasa yang diniatkan untuk menguasai ajian tertentu maka yang terjadi adalah energi batin kita sendirilah yang mengumpul karena amalan kita tadi.
Energi batin kita akan memunculkan kekuatan karena kita menduplikasi energi gaib yang tersimpan di gudang data alam semesta. Jadi misalnya, Anda mengamalkan ajian KULHU SUNGSANG maka itu karena energi batin kita mengcopy kekuatan yang tersimpan di alam semesta yang telah terformulasikan sedemikian rupa dalam bentuk ajian tersebut. Saya lupa, amalan apa pertama kali saya kuasai. Saya sudah tidak ingat lagi karena itu terjadi sekian puluh tahun yang lalu. Yang saya ingat, saat itu saya mengamalkan wirid rutin milik tarekat Naqsabandriyah hingga hapal di luar kepala. Saya selalu melantunkan dalam hati wirid tersebut mulai bangun tidur sampai saat berada di dalam keadaan tertidur dan bermimpi saya juga masih dalam kondisi wirid.
Hijab atau tirai penghalang ruhani akan terbuka secara otomatis bila kita melakukan wirid rutin. Tersingkapnya hijab ini tanpa disangka-sangka dan bagi orang yang mengalaminya, sepertinya hal tersebut wajar-wajar saja. Bagi orang yang menjalani wirid, maka hal yang gaib itu tidak terasa sebagai hal yang gaib dan sepertinya sebuah gejala normal. Sementara bagi orang yang tidak berada pada gelombang ruhani yang sama akan mengatakan ganjil dan gaib. Ini terjadi saat saya hampir setiap malam sunyi melihat bola-bola api beterbangan di angkasa. Bola-bola api itu tidak terlihat oleh mata teman-teman saya. Sementara saya melihat dengan jelas dan tidak merasa melihat hal yang gaib. Bola-bola api itu ternyata adalah bola api yang dilontarkan oleh para dukun santet. Maklum, pada tahun 1980-1990 an, santet sangat marak di Jawa Timur. Termasuk di Sidoarjo, kota tempat saya tinggal, hampir setiap hari ada saja orang terkena santet.
Pada suatu ketika, sebuah bola api berwarna merah menghantam sebuah bangunan yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah saya. Saya pun berlari mengejar bola api itu, yang ternyata sasarannya adalah sebuah gedung pengadilan di Jalan Jaksa Agung R Suprapto. Saat sudah berada di depan pengadilan, dan dalam keadaan nafas yang ngos-ngosan.. saya melihat sesosok bayangan gelap tinggi besar sedang duduk di atas bangunan yang ternyata sosok itu adalah gendruwo yang memegang bola api santet. Saat saya datang, gendruwo itu juga memandang saya dan tiba-tiba dia melontarkan bola apinya ke arah saya.
Refleks, saya melantunkan wirid pendek dalam hati dan bola api itu pun melesat kembali ke arah gendruwo si pelempar. Dia pun terjatuh dari atas gedung dan bergelimpangan di tanah terkena bola apinya sendiri. Tubuhnya gosong. Ia mengerang kesakitan hingga akhirnya mati mengenaskan. Astaghfirullah….
Sebelum saya menutup artikel ini, saya berpesan pada diri saya sendiri dan juga kepada para sedulur/saudaraku semua yang sempat membaca blog ini: Kuasai dan kendalikanlah ego yang penuh nafsu itu. Jangan biarkan ego mendominasi diri kita dan menuntun langkah kita. Kita tidak perlu ngotot dalam meraih kesaktian karena ngotot adalah tanda kita melakukan pemaksaan diri yang justeru membuat jalur komunikasi kita dengan kegaiban tertutup rapat. Santai dan rileks saat mengamalkan ilmu gaib adalah tanda kita sudah mampu menguasai ego kita. Bila kondisi kejiwaan kita santai dan ego sudah terkendali, ayo kita melakukan wirid ASMA-UL HUSNA atau wirid lain yang tujuannya adalah untuk merasakan cinta dan kasih sayang pada Tuhan, satu-satunya Dzat yang wajib kita sembah. Maka kegaiban akan otomatis datang pada diri kita. Jadi KESAKTIAN tidak perlu dijadikan tujuan. Namun hadiah atau penghargaan dari buah amalan kita untuk manembah dan memperturutkan iradat-NYA.
Jangan pula menyembah nabi, menyembah malaikat, menyembah iblis, menyembah kyai, menyembah orang pintar, menyembah guru spiritual, apalagi menyembah keakuan/ego sendiri, menyembah uang, menyembah isteri atau suami, menyembah keluarga, menyembah pohon, menyembah kecantikan, menyembah kekayaan, menyembah kedudukan tahta dan derajat karena itu semua adalah BERHALA dan itu berarti kita telah SYIRIK/MUSYRIK. Tidak perlu juga mempraktekkan sihir apalagi menjadikannya sebagai tujuan. Sebab belum tentu kekayaan dan kesuksesan yang Anda inginkan dengan sihir itu akan membawa Anda kepada kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat.
Sebagaimana junjungan dan suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang “ummi”, yang tidak bisa baca tulis namun hanya mampu pasrah pada iradat-Nya, kemudian berniat melakukan upaya penyucian batin dengan semedi di Gua Hira. Tanpa diduga dan diniatkan sebelumnya, dia ditemui kegaiban: hadirnya malaikat Jibril dan diminta untuk MEMBACA DENGAN DASAR BAHWA SEMUA YANG ADA INI HARUSLAH MEMILIKI DASAR PIJAKAN YAITU “ATAS NAMA TUHAN”
Untuk yang terkasih.. Muhammad Rasulullah SAW, selamat ulang tahun. Semoga kita mampu memantulkan kembali pancaran kasihmu kepada kita ke seluruh lorong dan sudut di jagad raya.
@wongalus,2010
KULIAH UNTUK CALON PARANORMAL: MEMANFAATKAN JEJAK REKAM METAFISIS
Artikel ini saya tujukan khusus untuk mereka yang ingin menjadi paranormal dan menekuni dunia supranatural. Ini pengetahuan dasar tentang ketrampilan teknis/tata cara mengamalkan ilmu gaib. Jadi bagi yang tidak berkepentingan, kami mohon maaf karena bisa jadi mengganggu keyakinan Anda. (wongalus)
Ada sebuah buku yang mengisahkan kebiasaan berbagai bangsa di dunia dalam hubungannya dengan ilmu gaib yaitu THE GOLDEN BOUGHT, A STUDY IN MAGIC AND RELIGION karya penulis Sir James George Frazer. Dalam bukunya itu, Frazer membagi prinsip-prinsip magic (sihir) menjadi dua macam.
Pertama, ilmu gaib diperoleh dengan melakukan kontak atau hubungan dengan benda-benda yang terkait dengan orang yang menjadi sasaran atau sumber ilmu gaib itu. Misalnya, di suatu komunitas masyarakat kalau orang ingin agar seorang wanita jatuh hati padanya alias melakukan pelet pengasihan maka diambillah sesuatu benda yang pernah disentuh oleh wanita itu. Frazer menyebutnya LAW OF CONTACT sedangkan Ilmu Gaibnya disebut dengan CONTAGINUS MAGIC.
Kedua, ilmu gaib yang berdasarkan hukum kesamaan (LAW OF SIMILARITY) dan ilmu gaibnya disebut IMITATIVE MAGIC. Jika kita menginginkan sesuatu dengan kekuatan gaib, maka kita menggunakan sesuatu yang mirip dengan apa yang kita inginkan. Kalau kita ingin menginginkan kekuatan dari angin, maka kita bisa melakukan dengan bersiul. Bersiul itu sama dengan datangnya angin. Kebiasaan ini ternyata dilakukan hampir di seluruh bangsa di dunia.
Tidak hanya tradisi asli suku-suku bangda yang menggunakan dua cara magic sebagaimana yang dipaparkan Frazer, para penganut agama-agama besar di dunia pun juga menggunakan dua hukum itu yang mengakui adanya hubungan antara kekuatan gaib yang kita peroleh dari sentuhan benda dan sumber yang mempunyai kekuatan energi itu. Misalnya, para sahabat dulu mengambil berkah dari apa saja yang pernah disentuh oleh Rasulullah SAW, seakan-akan teori magic itu mendapatkan pembenaran agama.
Kita ingat, bagaimana seorang paranormal dari kalangan Yahudi menyihir Rasulullah SAW. Dia menggunakan sisir rambut Rasulullah (barang yang pernah disentuh Rasulullah) untuk diserap energi gaibnya dan kemudian dilakukan upaya sihir. Secara metafisis, sebuah sentuhan tangan kita ke benda akan meninggalkan jejak gaib yang tidak pernah lagi bisa dihapuskan. Jejak gaib itu adalah laku perbuatan kita yang terus akan terhubung hubungan dengan roh kita. Jadi sangat masuk akal bila nanti di pengadilan akhir saat diri kita diadili oleh Tuhan, maka mulut kita tidak perlu lagi berkata-kata. Sebab tangan, kaki, dan semua tubuh kita lah yang akan menjadi bukti telah meninggalkan jejak di benda-benda.
Jadi laku perbuatan kita sekecil apapun yang ada hubungannya dengan menyentuh benda-benda maka di situlah kita membuat sebuah JEJAK REKAM METAFISIS yang tidak akan pernah bisa dihapus lagi untuk selama-lamanya. Di dalam jejak tersebut akan tercecer catatan baik atau buruk amal perbuatan kita. Di dalam jejak rekam metafisis itu termuat sebuah mikrochip dari roh kita yang tetap hidup.
Seorang paranormal melakukan upaya sihir dengan prinsip LAW OF CONTACT. Dia mengambil benda-benda calon korban karena benda-benda yang telah disentuh korban tersebut sebenarnya sudah ada mikrochip dari roh korban. Paranormal memperlakukan benda-benda milik korban seakan-akan benda-benda itu adalah tubuh si korban. Dia menusuk-nusuk, mengikat, memutar-mutar, menyentuh dengan sentuhan lembut kepada benda-benda milik korban yang tak lain tubuh korban itu sendiri. Paranormal juga melakukan perbuatan yang berdasarkan hukum LAW OF SIMILARITY, yaitu membuat sebuah upacara ritual kecil-kecilan yaitu sebuah pesta pora yang dihadiri oleh roh-roh lainnya. Kemudian bersama-sama roh-roh yang hadir di upacara ritual itu siap untuk menyakiti, membunuh dan membingungkan roh korban.
Seorang yang belajar ilmu-ilmu gaib perlu memahami HUKUM KONTAK DAN HUKUM PERSAMAAN ini. Sedangkan mantra digunakan sebagai media untuk mengumpulkan dan mengakses energi atau kekuatan yang tersembunyi di dalam sebuah ilmu gaib. Untuk memahami hal ini saya mencontohkan AJI PELET PENGASIHAN JARAN GOYANG.
Suatu ketika Anda ingin memiliki ajian Pelet Pengasihan Jaran Goyang dan kemudian benar-benar menjalani laku tirakat seperti puasa mutih, puasa ngalong, puasa ngrowot dan lain-lain. Anda juga sudah membaca mantra sekian ratus kali dengan ritual yang unik dan aneh. Namun bagaimana caranya mengecek ajian tersebut, apakah Anda sudah menguasai ajian ini? Untuk mengecek penguasaan sebuah ajian, tidak bisa tidak Anda perlu mencobanya.
Caranya mencoba Pelet Pengasihan Jaran Goyang sebagai berikut. Pertama, sediakan benda-benda milik seseorang yang akan Anda pelet (tentu saja secara sembunyi-sembunyi). Kedua, pegang benda tersebut dan mulailah matek ajian dengan membaca mantra: “AJIKU SI JARAN GOYANG, CEMETIKU SODO LANANG, TAK SABETAKE SEGARA ASAT, TAK SABETAKE GUNUNG JUGRUG, TAK SABETAKE ATINE SI JABANG BAYI………(nama korban) MATI TAN URIP YEN ORA INGSUN ….. (nama klien yang kita bantu) KANG KARYA JAMPI”
Remas, goyangkan, putar-putar benda tersebut seperti anda meremas, menggoyang dan memutar hatinya korban….
Disini, hukum kontaknya adalah”memegang benda-benda milik korban” karena sebenarnya benda-benda tersebut adalah bagian ROH KORBAN dan hukum persamaannya adalah menyamakan jiwa/sukma korban dengan benda yang sebenarnya bersifat gaib menjadi benda fisik yang bisa disabet dengan lidi.
Ketiga, kekuatan membayangkan (visualisasi) tersebut menentukan berhasil tidaknya ajian Anda. Semakin kuat Anda mampu membayangkan fakta yang seolah-olah tersebut menjadi fakta yang sebenarnya maka disitulah ajian kita semakin kuat. Itu salah satu sebab kenapa disyaratkan agar seseorang melakukan laku prihatin seperti puasa karena sebenarnya dengan laku prihatin itu, kita akan dengan mudah melakukan visualisasi karena panca indera melemah dan diganti dengan indera yang lain yaitu indera keenam.
Keempat, kita menunggu hasil pelet yang telah kita jalankan tersebut. Lamanya menunggu tidak ada jangka waktu yang pasti karena tergantung pada kekuatan energi yang Anda miliki untuk menarik roh korban. Korban akan merasa kangen yang tidak terkendali dan muncul rasa ingin bertemu yang luar biasa pada diri pemelet/klien yang minta dipeletkan. Bila energi supranatural Anda cukup besar maka hasilnya segera tampak namun bila energi Anda masih lemah maka tarikannya juga lemah dan memakan waktu yang lebih lama.
Selain itu, yang menentukan berhasil tidaknya pelet Anda adalah kekuatan spiritual mental korban. Sangat cepat memelet korban yang jarang melaksanakan olah batin namun kita akan mendapatkan kesulitan bila ternyata korban sasaran kita adalah mereka yang gemar olah batin/olah rasa. Mereka akan dengan mudah mendeteksi lontaran pelet pengasihan kita waspadai serangan baliknya. Bila kita tidak waspada dan hati-hati, kita sendiri yang akan dibuat celaka oleh mereka.
Terakhir, saya berpesan kepada saudara-saudara. Belajar ilmu gaib tidak seperti pertunjukan sulap. Ilmu sulap hanya mengelabui mata dan hanya digunakan untuk mengundang decak kagum penonton di panggung. Sementara bekerjanya ilmu gaib itu misterius, pelan dan sembunyi-sembunyi. Anda adalah prajurit bayangan yang duduk diam di kegelapan siap membidikkan senapan menunggu korban untuk lengah.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..