Tatacara Amalan Untuk Menyaksikan Allah SWT
MENYAKSIKAN ALLAH
Assalamu’alaikum
Wr. Wb. Salam hormat untuk para sedulur dan sesepuh KWA. Bahasan ini
adalah kelanjutan dari pembahasan sebelumnya yaitu “Urutan Ilmu Hikmah
dan Sufi”. Tiada maksud apa-apa dalam pembahasan ini selain sekedar
share dan memohon karunia Allah SWT. Karena minimnya dan terbatasnya
pengetahuan saya jadi mohon maaf jika ada yg kurang dan tidak berkenan.
Mohon dikoreksi. Karena hanya Allah SWT saja samudra ilmu dan
sebenar-benarnya pemilik kebenaran. Pada Bahasan yg lalu saya menulis
tentang kunci pembuka tarikah/tarekat untuk memasuki setiap tingkat.
Kunci itu ada 2 yaitu : Syahadat dan Istinja.
Saya akan membahas kunci pertama (Syahadat) :
Bismillahir Rahmanir Rahim. Syahadat adalah sebuah kalimat inti dari segala inti adanya mahluk di alam ini. Dalam kalimat ini terdapat sebuah pengakuan tentang siapa Tuhan kita dan siapa yg mengabarkannya. Kita semua pasti tahu apa Syahadat itu yaitu “ Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah Rasul Allah”
Bismillahir Rahmanir Rahim. Syahadat adalah sebuah kalimat inti dari segala inti adanya mahluk di alam ini. Dalam kalimat ini terdapat sebuah pengakuan tentang siapa Tuhan kita dan siapa yg mengabarkannya. Kita semua pasti tahu apa Syahadat itu yaitu “ Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah Rasul Allah”
Tapi apa
kita tahu sebenarnya mengapa Syahadat itu menjadi kunci dari segala
kunci keimanan kita kepada Allah, Menjadi kunci dari setiap tingkat iman
kita kepada Allah, Kunci setiap ruang tingkat dalam hati kita. Sehingga
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: ((فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ
حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ يَبْتَغِي
بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ))
“Sesungguhnya
Alloh mengharamkan atas neraka terhadap orang yang mengucapkan Laa
ilaaha illa Allah, dia mencari wajah Allah dengan (perkataan) nya.”
[Hadits Shohih Riwayat Bukhari no: 425, 667, 686, 6423, 7938; Muslim no:
33, 657; dari ‘Itban bin Malik]
Orang yang
bersyahadat harus disertai ilmu. Maka orang yang mengikrarkan
syahadatain wajib mengetahui makna syahadatain dengan sebenarnya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: {فَاعْلَمْ أَنَّهُ لآإِلَهَ إِلاَّاللهُ
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ
يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ}
Maka
ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu’min, laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat
tinggalmu. [QS. Muhammad (47): 19]
Sekarang
kita harus menyadari makna sebenarnya dari dua Kalimat Syahadat tersebut
mengapa menjadi kunci dari segala kunci kehidupan kita. Untuk membuka
Ruang demi ruang yang ada di hati kita menuju Makrifatullah.
Syahadat
Kunci Ruang Pertama (Syariat): Bismillahir Rahman Nirahim. Hanya Allah
yg tahu. Saya coba mengulas dengan keterbatasan saya.
Pada Ruang
pertama ini / level pertama dari ruang hati (Syariat). Syahadat ini
adalah penentu ke Islaman Mahluk Allah. Pada ruang ini manusia
bersyahadat sering kali hanya sekadar lisan / jasad tanpa mengetahui apa
sebenarnya di balik kalimat yg menentukan hidup kita. Kita hanya tahu
tiada Ilah selain Allah dan Muhammad adlah Rasul Nya. Sehingga ada
istilah Islam tapi tidak mukmin. Islam tapi tidak Salam (memberi
kedamaian). Karena hanya sebatas bibir saja. Islam saya yg benar, islam
kamu salah. Itu dosa, itu bidah. Mudah bagi kita mengkafirkan orang lain
dan mendosakan orang lain. Sesungguh dalam kita bersyahadat itu ada
ilmunya yaitu kenali dirimu maka kamu akan mengenali siapa Tuhanmu. Ada
yang hal kunci Sirr yang kita lupakan dari Syahadat itu yaitu Kalimat ‘
Saya bersaksi…’ bagaimana kita bersaksi jika kita tidak melihat Allah.
Bagaimana kita melihat Allah jika kita tidak mengetahui caranya dan
tidak mencari pengetahuannya. Mungkinkah kita melihat Allah..jawabnya
adalah Pasti. Lho bagaiman bisa, kita hanya manusia biasa kok bisa
melihat Allah. Bahkan ada yg mengatakan itu mustahil dan dosa..(Masya
Allah) bagaimana kita bisa bersaksi jika kita tidak melihat..kita lupa
kepada Ayat Allah yang berbunyi dalam surah Al Baqarah ayat 45,46 yang
artinya
“Dan
Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat.dan sholat itu
sesungguhnya berat kecuali bagi orang yang khusuk”, kemudian “Yaitu
mereka yang yakin akan menemui Tuhan Nya dan bahwa mereka akan kembali
pada Nya” .
Arti menemui
Tuhan pada kalimat tersebut tidak mengatakan pada saat kita sudah
Meninggal karena disambung dengan kalimat bahwa mereka akan kembali pada
Nya.. Nah baru pada akhir surat tersebut kita menunjukan keyakinan kita
akan kembali / meninggal.
Pada manusia
yang penuh dengan karat di hati maka hijab itu menutupi kita untuk
melihat Allah. Sesungguhnya melihat Allah itu bisa dilakukan dengan
jalan Melihat alam ini melihat kebesar ciptaan Nya.
Rasulullah
SAW bersabda : “Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat
bulan purnama. Baginda berkata, “Sungguh kamu akan melihat Rabb
(Allah), sebagaimana kamu melihat bulan yang tidak terhalang dalam
memandangnya. Apabila kamu mampu, janganlah kamu menyerah dalam
melakukan solat sebelum terbit matahari dan solat sebelum terbenam
matahari. Maka lakukanlah.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Oleh
karena itu marilah kita bersama-sama berusaha jangan menyerah karna itu
sudah dijanjikan oleh Allah.
Syahadat Pada Tingkat Kedua / Hakikat : Ya Allah Ampuni Hamba, hanya Engkau lah yg Maha Tahu. Bismillahir Rahmanir Rahim
Pada tahap
ini maka kita bersyahadat bukan hanya bibir tapi juga hati. Dan meyakini
dengan sebenar-benarnya yakin. Kita menjadi sedikit tahu bahwa semua di
dunia ini Kuasa Allah dan kita tiada daya ‘La Hawla wala Quwatah ila
Billah”. Pada tahap ini Kita Bersaksi dengan dibenarkan oleh Hati kita
melihat dengan Hati. Bahwa semua ada Allah di balik sesuatu. Kita
bersaksi karena kita merasakan kuasa Nya. Kita dapat tahu bahwa yang
Genap itu ada Ganjilnya :
Kita melihat
diri kita sendiri (Kanali diri maka akan mengenali Tuhan Mu) 2 = 1+1 , 2
Untuk Manusia 1 untuk Allah : (maaf jika kadang saya sulit
menjelaskannya, karena terbatasnya pengetahuan saya), saya akan coba.. 2
= Untuk Mahluk. apa yang 2 itu adalah diberikan kepada Mahluk Allah
(Manusia dan Jin) : Adz Zariat 56. : laki-laki dan perempuan, sorga
neraka, 2 Mata, 2 tangan, 2 kaki, 2 paru-paru, 2 ginjal, 2 buah zakar, 2
ovarium, apa-apa yang dua gunanya untuk Hablum Minanas, untuk
regenerasi, apa-apa yang genap jika dikurangi satu maka akan tetap hidup
karena 2-1 = 1 ( Masih ada Nyawa / Hayun ) tangan di amputasi masih
tetap hidup. Artinya segala yang bepasangan adalah untuk Hablum Minanas.
1 = Al Wahid
/ Allah di berikan karena adanya Roh: dari bawah : Anus , Kemaluan,
hati, jantung, otak, membentuk susunan lurus Alif, Satu menuju Allah.
Jika dihilangkan maka hilang pula Nyawa kita. Kemaluan kita ditutup maka
kita akan mati, anus ditutup sama, demikian juga dengan Jantung.
Hati : Jika
rusak maka rusak juga tubuh kita/ perbuatan kita. Oleh karena itu
mengapa kita kadang sulit mencari adanya Allah padahal ditubuh kita
terdapat kebesar Nya. Demikianlah tanda-tanda bagi orang yang beriman.
Kita harus
menyadari bahwa sesungguhnya badan ini bukan punya kita maka sebagai yg
diamanahkan hendaklah menjaga. Allah itu Maha Rahman dan Rahim. Sesuatu
yg haram bukan karena Allah membenci hambanya tetapi karena sayangnya.
Khamar haram karena merusak. Syahadat pada tahap ini adalah Syahadat
Jasad dan Ruh. Kita menyaksikan Allah lewat Anggota tubuh kita sendiri.
Syahadat
pada Tingkat ketiga Makrifatullah. Ya Allah Ampuni Hamba Mu ini. Saya
tidak dapat menerangkan tingkat ini dengan sebaik-baiknya karena memang
saya kurang sekali pengetahuannya. Namun saya mencoba dengan sedikitnya
ilmu saya yang saya ketahui, apabila ada yang kurang harap ditambahi dan
apabila ada yg salah harap dikoreksi. Karena yang Maha Benar adl Allah
SWT.
Bismillahir
Rahmanir Rahim. Syahadat pada level ini bukan lagi dibibir dan dijasad
tapi sudah beriring dan bahkan utk Wali-wali sampai terucap ‘Tiada Tuhan
selain Aku, dan Muhammad utusan KU’ : Ibnu Arabi / Al Halaj dan syeh
Siti Jenar. Sehingga pendapat tsb dianggap menyesatkan dan dihukum. Tapi
saya tidak ada kuasa untuk menyalahkan atau membenarkan hal tsb. Karena
sekali lagi saya tidak ada kemampuan.
Hanya saja
saya berpendapat bisa saja hal itu terjadi karena Saking dekatnya Hamba
dengan Allah. Seperti dalam Ayat Al Quran yang dikatakana : “Jika
hambaku bertanya tentang Ku maka katakan saja bahwa aku lebih dekat dari
pada urat nadi dilehermu” seperti jika kita sudah akrab sekali kadang
kita mengatakan kalau ada perlu sesuatu bilang aja sama saya. Nanti saya
sampaikan. Sama aja kok….nah mungkin seperti itu.
Sedangkan
Untuk Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW. Syahadat itu memang menyaksikan
secara lahir dan batin sewaktu Beliau Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Bahkan
pada Mi’raj tersebut Nabi Muhammad di beri Salam oleh Allah SWT.
(Bacaan duduk Tahiyat). Oleh karena itu untuk menyaksikan Allah bagi
Hamba Nya yaitu Sholat lah Khusuk. Karena kita akan Mi’raj dan
menyaksikan Allah SWT.
“Sungguh
kamu akan melihat Rabb (Allah), sebagaimana kamu melihat bulan yang
tidak terhalang dalam memandangnya. Apabila kamu mampu, janganlah kamu
menyerah dalam melakukan solat sebelum terbit matahari dan solat sebelum
terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (Hadis riwayat Bukhari dan
Muslim).
Gapailah
dengan Ilmu. Semoga jangan sampai kita jadi orang yg dibutakan oleh
Allah. Seperti dalam surah al-Israa’ [17] ayat 72 disebutkan: “dan
barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan
buta, dan lebih sesat lagi jalannya”.
Maafkan Saya sesungguhnya hanya Allah yg Tahu. Yg benar dari Allah yg salah tentu dari saya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..