Resep Herbal Untuk Segala Macam Penyakit
KLINIK HERBAL DHANDANGGULO
Aura rumah bernuansa
Jawa itu tiba-tiba berubah. Semula sepi. Namun kini tamu yang datang
bisa mencapai puluhan khususnya pada hari-hari tertentu. Mereka datang
dengan tujuan mendapatkan pengobatan gratis dengan sarana jamu-jamu
tradisional. Itulah rumah Ki Camat Krian sekarang. Dia merelakan rumah
bagian belakang dipakai sebagai Klinik Herbal. Namanya Klinik Herbal
Dhandanggulo yang punya motto “Menambah Paseduluran Sarono Jamu alias
Gratis.”
Kalau kita kebetulan
ada waktu dan mampirlah di Klinik Herbal yang berlokasi Desa Prasung,
Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Kita akan mendapati suasana yang lebih
mirip padepokan. Ada joglo kecil yang dikelilingi pepohonan rimbun, ada
ruang praktek lesehan, ada tungku-tungku pembuatan jamu dengan memakai
bahan bakar kayu. Ada kotak-kotak tempat bahan jamu dan lain sebagainya.
“Senang rasanya banyak
sedulur dan kita bisa belajar banyak menjalani hidup bersama sedulur
lainnya. Hidup terasa penuh arti,” papar sesepuh Kampus Wong Alus yang
akrab disapa Ki Camat.
Bermula dari rasa
prihatin dengan banyaknya sedulur kita yang miskin yang mengurus Surat
Keterangan Tidak Mampu di kantor kecamatan. Surat itu intinya meminta
keringanan biaya untuk dipakai saat berobat di Rumah Sakit Umum Daerah.
“Kebetulan saya yang menandatangani surat tersebut” ujar pria yang
sehari-hari berdinas sebagai Camat di Kecamatan Krian dan pernah juga di
Kecamatan Krembung Sidoarjo, Jawa Timur.
Keprihatinan Ki Camat
ini kemudian tersimpan dalam hati sanubarinya. Ide itu kemudian
didiskusikan dengan beberapa sedulur yang punya keprihatinan yang sama.
Dan pada suatu ketika, Tuhan memberikan jalan dan petunjuk. Datanglah
seorang pekerja bengkel yang punya jiwa sosial yang tinggi dan punya
keahlian khusus untuk memberi pengobatan dengan sarana jamu-jamu
tradisional, sebut saja namanya CAK RUL. Karena punya keprihatinan dan
visi yang sama untuk berbagi untuk sedulur yang tidak mampu ini, Cak Rul
dan Ki Camat pun sepakat untuk membentuk wadah pengobatan bersama.
Klinik Pengobatan
Herbal Dhandanggulo tidak hanya melayani pengobatan gratis dengan
racikan jamu-jamu tradisional saja, namun juga memberikan pembelajaran
gratis soal jamu-jamuan. Perminggu dijadwalkan kuliah bersama pada
malam-malam tertentu. Cak Rul sang dosen membeberkan kawruh dan siswanya
mencatat. Tidak hanya teori yang diajarkan namun sekaligus juga praktek
membuat jamu-jamu herbal sekaligus tata cara pengobatan kepada pasien.
Menurut Ki Camat yang
juga ahli hipnosis dan Master Rei Ki, belajar menjadi juru sembuh
tradisional di klinik ini tidak ubahnya belajar di kampus kedokteran.
Ada perkuliahan dan ada juga ujiannya. “Belajar tidak hanya teori-teori
namun juga dilengkapi dengan laku mengamalkan puasa, puasa biasanya tiga
hari atau lebih” ujar ayah tiga anak ini.
Saat datang pertama
kali, tamu yang butuh pengobatan langsung disambut dengan sapaan hangat
oleh seorang siswa paling senior, Cak Kamek dan dipersilahkan lesehan di
tempat praktek. Tamu kemudian didiagnosa penyakitnya —kebanyakan tamu
sudah tahu pengakitnya setelah berobat ke dokter—dan kemudian diberikan
petunjuk oleh Cak Rul tentang ramuan jamu tradisional apa yang harus
dikonsumsi perhari. Karena ramu-ramuan herbal hampir sama dengan obat,
maka juga diperlukan dosis yang tepat untuk dikonsumsi. Tamu juga
mendapatkan penjelasan tentang cara bikin ramuan beserta petunjuk dimana
tempat mencari bahan-bahannya.
Tamu mendapatkan ramuan
tradisioal yang siap dikonsumsi di tempat setelah menunggu beberapa
saat. Ini karena ramuan harus diracik dan dibikin sesuai kebutuhan tamu.
“Setiap tamu, ramuannya kan beda, jadi harus sabar menunggu karena
tempat bikin jamu kita terbatas. Bahkan tamu juga membawa pulang
jamu-jamuan tersebut,” ujar ki Camat –yang di kalangan birokrasi di
Sidoarjo dikenal camat berprestasi dan namanya sudah tidak asing lagi
karena ide-ide kreatifnya seperti “Realisasi pembuatan KTP Gratis jemput
bola lima menit”, “Internet gratis untuk semua desa/kelurahan”,
“Pendirian Radio Komunitas Citra FM”, “Sekolah Gratis S2PS2” dan lain
sebagainya.
Tamu yang datang ke
klinik punya keluhan sakit yang beragam. Ada yang sakit ringan sampai
berat seperti kanker dan sebagainya. Banyak sudah tamu yang datang ke
klinik dan merasakan manfaatnya secara langsung. “Insyaallah, penyakit
apapun ada obatnya dan mungkin ini cara Allah SWT meringankan beban kaum
yang kurang mampu untuk mendapatkan pengobatan secara gratis,” papar Ki
Camat yang sejak kecil gemar puasa bilaruhin (tidak makan makanan yang
bernyawa).
Untuk menghidupi klinik
tentu butuh biaya. Dari mana biayanya? “Semuanya sudah ada yang
mengatur. Tuhan memberikan rezeki kepada siapapun yang dengan suka rela
berbagi dengan sesamanya. Jangan pernah takut kekurangan rezeki kalau
kita siap untuk menjadi penyalur rezeki orang lain. Kalau prinsip
kapitalis adalah HEMAT PANGKAL KAYA, maka prinsip sedulur disini adalah
MEMBANTU YANG MEMBUTUHKAN ADALAH PANGKAL TIDAK PERNAH KEKURANGAN,”
ungkap sesepuh KWA, Ki Camat Krian yang bernama asli H. Bahrul Amig
S.Sos, MM.
Ini artinya, semua dana
manajemen klinik berasal dari pribadinya Ki Camat. Menurut pria
kelahiran Desember 1970 ini, klinik punya motto MENAMBAH PASEDULURAN
SARONO JAMU ALIAS GRATIS. “Moto tidak perlu muluk-muluk dan berlebihan.
Bisa sebagai sarana pembelajaran bagi kita semua, bahwa siapapun yang
beramal bisa memakai cara dan bahasa apapun. Intinya tetap berbagi untuk
sesama” terang Ki Camat memaparkan dasar nilai yang melatarbelakangi
pendirian Klinik Herbal tersebut.
Tamu didiagnosis dan diterapi di ruang praktek
kunjungan sesepuh KWA Ki Sabdalangit di klinik Herbal Dhandanggulo
Sesepuh KWA ki kumitir sedang mencicipi ramuan herbal
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..