Kunci Kunci Menembus Alam Kegaiban
KUNCI-KUNCI KEGAIBAN
DENGAN
MEMAHAMI KUNCI-KUNCI KEGAIBAN, MANUSIA MENJADI MAHLUK YANG BISA
BERKOMUNIKASI DENGAN SELURUH MAKHLUK DI ALAM, BAIK MAKHLUK NYATA MAUPUN
MAKHLUK GAIB.
Manusia
adalah makhluk satu-satunya yang diciptakan Allah SWT dengan dibekali
oleh alat epistemologis untuk mendapatkan pengetahuan dan kebijaksanaan
secara lengkap. Ia dibekali dengan panca indera, akal budi, rasa batin
dan wahyu (petunjuk-Nya), sedemikian hingga manusia bisa melihat dan
merasakan kehadiran yang nyata dan yang gaib. Semua yang gaib di alam
semesta ini (makhluk halus, jin, malaikat) juga bisa diajak
berkomunikasi dengan manusia. Bahkan manusia bisa berkomunikasi dengan
Sumber dari Segala Sumber Yang Gaib yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa. Bukankah di dalam sholat kita sedang berkomunikasi dengan Allah
SWT? Maka manusia adalah mahluk yang sangat luar biasa dan harusnya
dengan kemampuannya ini dia mampu untuk berendah hati, mampu untuk
mengendalikan dirinya, sekaligus bersyukur karena rasa syukur adalah
kunci agar chanelling atau terhubung dengan semua kegaiban di alam
semesta. Maka tanamkan pada diri Anda untuk selalu merasakan syukur.
Rasa syukur adalah gelombang gaib yang ada di samudra energi. Apa
tanggung jawab semua yang ada di alam semesta ini? Pertama, bertasbih
mensucikan Asma-Nya dan yang Kedua, mensyukuri penciptaan dirinya.
Banyak dari
kita yang belum mengerti keunggulan manusia ini. Dianggapnya manusia ini
adalah mahluk yang hanya tahu dari apa yang dilihatnya dan apa yang
dipikirkannya. Tidak banyak yang tahu, apa yang dirasakannya. RASA pun
hanya direduksi dari rasa panas dingin, rasa cinta, rasa sedih, rasa
takut, rasa bahagia. Jarang dari kita tahu, bagaimana mengintensifkan
rasa MENYATU. Apa itu rasa menyatu? Rasa menyatu adalah rasa tidak ada
lagi aku dan engkau, rasa tidak ada lagi dia dan mereka. Yang ada
hanyalah ada-KU. Inilah yang harus disyukuri karena semua yang ada di
alam semesta ini sejatinya adalah SATU. Satu dzat yang diciptakan oleh
Tuhan dari satu sabda: KUN FAYAKUN (Jadilah!!)
Satu sabda
itu akhirnya beranak pinak menjadi banyak benda, banyak hal, banyak
akal, banyak warna. Ada kerikil, ada batu, ada Susilo, ada Obama, ada
Susi, ada gunung, ada buku, ada kucing, ada bahasa, ada pengertian, ada
konsep dan ada-ada yang lain. Namun sesungguhnya satu sabda itu
mengandung satu rasa di dalam satu ruh yang sama. Tidak banyak orang
yang bisa mengalami hal ini kecuali segelintir orang waskita yang telah
mendapatkan percikan bunga api petunjuk-Nya.
Jadi, tidak
ada yang hebat pada diri Nabi Sulaiman AS ketika dia bisa berkomunikasi
dengan binatang. Tidak ada yang hebat pada diri Nabi Isa AS ketika dia
menghidupkan orang mati, tidak ada yang hebat pada diri Muhammad SAW
ketika dia diberi Kitab Suci Al Qur’an. Yang hebat adalah Allah SWT yang
memberikan mereka kelebihan di atas manusia lain. Manusia lain yang
mana? Yaitu manusia yang belum sampai “menjadi” Tuhan. Bagi manusia yang
sudah menyatu dengan Tuhan, maka Tuhan akan menjadi “mata”, “telinga”
“kaki” “tangan” dan “mulut”nya. Manusia yang sudah menyatu/manunggal
dengan Tuhan, maka dia setara dan sederajat dengan para Nabi sepanjang
masa. Para nabi adalah utusan-Nya sebagai contoh atau teladan yang kita.
Namun kesucian para Nabi ini boleh diungguli oleh umat manusia siapapun
juga. Tidak perduli apa profesinya, tidak perduli apa dia dilahirkan di
tengah keluarga yang kaya atau miskin, berkulit putih atau gelap,
bernama Suyadi atau Lao Tse, berjenis kelamin perempuan atau laki-laki.
Semua orang ini berhak untuk menyalip kesucian para nabi!!!
Benar para
nabi diberi kemuliaan sifat-sifat, benar para nabi dicuci hatinya. Namun
tidakkah kita tahu bahwa sifat-sifat kita semua juga mulia dan hati
kita juga dicuci oleh Tuhan setiap detik? Tidakkah kita sadar bahwa
setiap kedipan mata kita untuk melihat sesuatu adalah petunjuk dari-Nya
sehingga tidak perlu kita menunggu datangnya pencerahan apapun karena
sesungguhnya pencerahan jiwa itu sudah sedemikian jelas diberikan Tuhan
kepada kita. Tidakkah kita sadari bahwa setiap rasa yang muncul dan
tenggelam di batin kita sesungguhnya adalah petunjuk ke arah jalan
Tuhan?
Tuhan memang
tidak sembarangan menunjuk manusia untuk mampu mengemban amanah-Nya.
Namun jangan dilupakan bahwa setelah para nabi wafat dan tidak
dilahirkan lagi, maka saat ini, kita semualah utusan-Nya. Kita semua
adalah wakil-NYA. Kita semua inilah yang meneruskan tongkat estafet
kenabian hingga akhir jaman. Tuhan tidak lagi menunjuk ke satu orang
utusan karena sekarang semua orang itulah sesungguhnya utusan-Nya. Bila
dulu kepemimpinan dipegang satu orang, kini kepemimpinan dipegang banyak
orang.
Maka, apa
yang tidak bisa dilakukan oleh manusia sekarang? Kita bisa “menjadi”
Tuhan (menjadi sebagaimana yang Tuhan kehendaki), namun hati-hati, kita
juga sangat gampang tergelincir “menjadi” Iblis, tergantung pada
bagaimana kita mengobyektivasikan subyektivitas kita. Ingat utusan Tuhan
pun juga bisa tergelincir ke dalam kesalahan dan hanya Tuhan juga yang
mampu untuk membersihkan kesalahannya. Ya Tuhanku, ya Tuhanmu, ya Tuhan
kita semua… kau ada demi aku dan aku ada demi kamu. Kita ada demi cinta.
Hanya itu tujuan hidup sejati kita..
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..