Kejadian Kejadian Mistik
KISAH MISTIK
Cerita
sederhana ini saya dapatkan dari Mbah Kandar, panggilan akrab saya
kepada simbah saya, Iskandar bin Abdullah. Beliau seorang pejuang
kemerdekaan yang tergabung dalam laskar hisbullah yang gigih melawan
Partai Komunis. Pada saat terjadi pemberontakan PKI di Madiun tahun
1948, lereng Gunung Lawu dijadikan markas pemberontak PKI untuk
melumpuhkan NKRI yang baru saja merdeka. Gerakan PKI yang dikenal dengan
MERAPI MERBABU COMPLEX (MMC) itu sangat mengerikan karena PKI
melancarkan pembersihan lawan-lawan politiknya di wilayah Jatim, Jateng
dan sekitarnya. Termasuk mengakibatkan tewasnya Gubernur Jawa Timur,
Soerjo. Tercatat ribuan rakyat yang tidak tergabung dalam PKI dibantai
secara sadis dan mengenaskan.
Rumah simbah terletak di
Kecamatan Sine, Kab Ngawi Jatim sebuah wilayah dataran tinggi di kaki
Gunung Lawu. Rumah –yang kemudian menjadi markas Divisi Siliwangi,
Divisi TNI yang didatangkan dari Jawa Barat atas perintah Presiden
Soekarno untuk menumpas Pemberontakan PKI– itu didatangi dan digeledah
warga PKI, namun simbah tidak ditemukan.
Walhasil warga PKI pun meluapkan
amarah mereka dengan membabi buta. Berliter liter minyak tanah
ditumpahkan mengelilingi rumah. Korek api disulut namun atas kuasa Allah
SWT, rumah kayu arsitektur Jogjo Jawa itu sama sekali tidak terbakar.
Warga PKI bersenjata melemparkan granat ke atap rumah. Satu, dua, tiga
hingga tujuh granat dilemparkan dan lagi lagi kuasa Allah SWT berkata
lain. Tidak ada satu pun granat meledak.
Ternyata, simbah sudah melarikan
diri di sebuah perbukitan yang ada di Gunung Lawu. Orang-orang
memanggilnya dengan “Gunung Tangis.” Konon pada tiap malam tertentu,
kita akan bisa mendengarkan tangisan orang bila berada di sekitar
perbukitan kecil ini. Di perbukitan ini ada sebuah gua kecil. Di sinilah
Mbah Kandar bersembunyi menghindari ancaman dari orang-orang komunis.
Kepada saya, Simbah Kandar
menceritakan pengalamannya hidup di dalam gua. Pertama dia merasa
didatangi sepasukan tentara berbaju merah dan memerintahkan turun.
Simbah tidak mau, dan akhirnya mereka menghilang. Ketahuanlah bahwa
mereka adalah para jin yang menyamar jadi tentara. Kedua, datang
seseorang petani yang membujuk Simbah agar keluar dari gua dan bilang
bahwa Simbah putri sakit. Simbah Kandar tidak bersedia, dan sang petani
yang tak lain jin ini pun kemudian menghilang. Ketiga, akhirnya di
tersibaklah pemandangan yang sebenarnya dalam gua.
“Seperti sebuah kelambu tipis
yang terbuka pelan pelan…. Terlihat sebuah keluarga, suami isteri dan
seorang anak balita. Suami isteri dari golongan jin ini mengatakan sejak
saya masuk ke dalam gua, anak mereka jatuh sakit badannya panas tiada
kunjung reda,” kata Simbah Kandar menceriterakan awal terbukanya hijab
dunia gaib.
Saat itulah, kata Simbah Kandar,
dirinya merasa kasihan. Ternyata kehadirannya mengakibatkan keluarga jin
terganggu, sakit karena kepanasan akibat wirid dan dzikir yang
didawamkan oleh Simbah. Setelah terlibat pembicaraan dengan jin
penunggu gua, Simbah Kandar pun memutuskan keluar dari gua. Namun
sebelumnya sang jin berjanji menjadi pendamping dan siap membantu Simbah
Kandar dan anak turunnya yang berkeinginan berjuang menegakkan agama
Islam.
Sang jin memberikan kepada simbah
cara langsung untuk memanggilnya yaitu: “BISMILLAHIRROHMANIRROHIM,
SIRAP.. SIRAP .. SIRAP.. (menghentakkan kaki 3 x) SOKO KERSANING GUSTI
ALLAH AKU NYUWUN TULUNG KOWE KANGGO…
Atau bila yang memanggil bukan
simbah (orang lain), maka tata lakunya sebagai berikut:
“BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, SIRAP.. SIRAP .. SIRAP.. (menghentakkan kaki 3
x) KANG MBANTU SIMBAH ISKANDAR BINTI ABDULLAH KANG JUMENENG ING TLATAH
KUNIRAN, SINE, NGAWI, SOKO KERSANING GUSTI ALLAH AKU NYUWUN TULUNG
KOWE KANGGO ….
Jin yang sudah hadir kemudian
dimintai bantuan untuk hajat yang mendatangkan manfaat. Misalnya untuk
membantu pengobatan, membantu membangun masjid, membantu kurang tenaga,
membantu orang lain. Dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan dan digaris
bawahi: SEMUA PERTOLONGAN HAKEKATNYA SEMATA-MATA BERASAL DARI ALLAH
SWT. Ini perlu diingat agar terhindar dari perbuatan syirik/musyrik,
atau sikap keliru karena mempersekutukan-NYA. Tanda-tanda jin hadir
beragam, misalnya tiba-tiba angin semilir dan tengkuk terasa merinding.
Punggung terasa ditepuk dan tanda lainnya.
Itulah sedikit cerita sederhana
dari kaki Gunung Lawu. Kepada takmir dan pengurus Masjid Jannatul
Khoifien yang sampai sekarang berkenan untuk menghidupkan masjid
peninggalan Simbah tersebut diucapkan terima kasih dan salam
paseduluran.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..