Ajian Ling Lung

LING LUNG

Banyak email yang nyasar ke email redaksi rdrkwa@gmail yang rata-rata meminta ijin untuk mengamalkan ilmu di blog ini, namun lebih menarik adalah menjawab pertanyaan dari saudari yang punya email niecmila@gmail.com. Isi emailnya singkat, padat dan langsung masuk ke inti masalah sebagai berikut: “ASS KI WONG ALUS SY MAU TNYA.APA HIJAB ITU HRS DBKAKAN ATO BS BKA SNDRI?KL BKA SNDRI APA AMALAN UNTK BKA HIJAB”
Jawab saya:
YANG BISA MEMBUKA HIJAB ADALAH DIRI SENDIRI. ORANG LAIN TIDAK BISA MEMBUKAKAN HIJAB KITA. AMALAN MEMBUKA HIJAB ADALAH IMAN DAN AMAL SHOLEH.
Sebelum panjang lebar, akan lebih nyaman kiranya dijelaskan tentang hijab. Apa sesungguhnya hakikat hijab itu? Kata hijab awalnya muncul seiring dengan adanya para pejalan spiritual yang ingin untuk mencapai tangga makrifat. Mungkin beberapa puluh tahun atau ratusan tahun setelah Rasulullah SAW wafat.
Para pejalan spiritual yang berusaha menyelami samudra Makrifatullah dengan ragam cara ibadah dengan meniru kebiasaan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dengan tujuan agar Allah SWT memperkenankan sang diri bisa sampai kepada tahap sumeleh, pasrah, nrimo atau Mukhlasin. Yaitu rela dan menerima Allah sebagai satu-satunya Tuhannya. Rela menjalani hidup tanpa mengeluh, menghadapi semua kejadian dengan hati yang lapang serta tanpa pamrih.
Pejalan spiritual ini menghidupkan api cinta kepada Allah, sehingga Allah SWT yang memang sudah mencintai manusia sejak dilahirkan tersebut menjadi semakin cinta. Sebagaimana disampaikan Imam Jafar As Shadiq a.s yang berkata: apabila kecintaan kepada Allah bersinar di hati manusia, maka Allah akan membersihkannya dari segala kesibukan dan segala ingatan kecuali kepada Allah. Mereka yang mencintai Allah bercirikan berbicara benar, setia memenuhi janji, suci kelakuannya, tulus dzikirnya.
CINTA API ILAHI ADALAH API,
APA PUN YANG DILEWATINYA AKAN TERBAKAR
CINTA ILAHI ADALAH CAHAYA
DI MANA PUN IA TERBIT IA AKAN MEMANCAR
CINTA ILAHI ADALAH LANGIT
APA PUN YANG MUNCUL DI BAWAHNYA AKAN DINAUNGI
CINTA ILAHI ADALAH ANGIN
KE MANA PUN BEREMBUS IA AKAN MENGGERAKKANNYA
CINTA ILAHI ADALAH AIR
BUMI TUHAN YANG MENUMBUHKAN SEGALA SESUATU
BARANG SIAPA YANG MENCINTAI ALLAH,
ALLAH AKAN MEMBERIKAN
KEPADANYA SEMUA KERAJAAN DAN KEPEMILIKAN
Hijab sekat atau tembok penghalang jalannya jiwa untuk menemui Sang Khalik. Tembok-tembok itu tiada lain adalah kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja yang terjadi di setiap saat. Kesalahan itu ternilai sebagai “dosa” dimana semakin lama akan semakin memburamkan hati nurani manusia sehingga kita tidak mampu membaca ayat-ayat-NYA yang berupa kalam/firman Ilahi yang aktif didalam diri dan di luar diri manusia. Cahaya Allah yang terpancar ke semua yang ada pun tidak bisa dilihat dan didengar serta tidak merasuk dalam hati sanubari.
Kuncinya: hati sanubari…
Tidak usah jauh-jauh memberi contoh. Saya contohkan diri saya sendiri saja. Beberapa hari terakhir, saya mendapat ujian yang begitu besar setelah membatalkan acara bertema “Silaturahim Nasional KWA ketiga” yang sedianya akan dilangsungkan di Jakarta. Saya menelorkan ide menyelenggarakan acara itu, yang dalam bayangan saya akan dilangsungkan secara besar-besaran dengan melibatkan sedemikian besar pihak yang perduli akan budaya nasional kita yang terpuruk. Pentas seni dan budaya daerah semeriah mungkin dengan kekuatan dan dukungan seluruh sedulur KWA se tanah air.
Karena saya tidak mendapat informasi tentang kerja panitia yang ada di Jakarta, saya merasa terhijab dari panitia. Sekali rapat online yang saya ikuti saya merasa bahwa rapat tersebut tidak profesional dan asal-asalan. Akhirnya yang terjadi adalah ketidaktahuan karena kebodohan saya dan kemudian muncul sangkaan saya yang keliru kepada Panitia. Itu point pertama.
Point kedua. Saya berprasangka buruk terkait dengan independensi KWA. Saya merasa banyak pihak punya “hidden agenda” yaitu punya kepentingan dengan menginginkan komunitas KWA yang terjalin di dunia maya ini agar mengikuti arus dan tujuan mereka. Yang pertama adalah satu ormas di Jakarta yang konon kalau ingin agar acara lancar maka sedulur KWA perlu mendaftar menjadi anggota ormas tersebut.
Terus terang terkait dengan hal ini saya hanya bisa tersenyum. Betapa tidak, sesepuh-sesepuh yang sekian lama saya hormati independensinya ternyata punya agenda semacam itu karena menurut informasi yang saya terima, ormas tersebut sekarang sepi peminat. Bahkan saya mendatangi langsung si bos sesepuh tersebut di Jogja dan dia menawari saya segudang agenda agar saya cepat kaya.
Sejak 1999 saya berprofesi seorang wartawan. Teknik saya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dengan strategi yang mungkin agak kelewatan. Dan akhirnya, setelah mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi saya menuliskan sikap saya menolak mentah-mentah ajakan sesepuh tersebut dengan menulis sikap saya di blog, Tapi apa yang terjadi?
Saya di sms yang intinya banyak sesepuh yang akan meninggalkan KWA setelah artikel tersebut ditempel di blog. Dasar kepala batu, saat itu saya malah timbul rasa jengkel: kalau mau meninggalkan KWA ya silahkan saja… emangnya anda dulu masuk ke KWA yang undang siapa? Anda gabung ke KWA kan atas inisiatif anda sendiri dan kalau pun sekarang anda ingin meninggalkan KWA ya silahkan saja, emangnya gue pikirin?
Saking jengkelnya dengan HIDDEN-HIDDEN AGENDA tercetuslah ide untuk menjual blog KWA… tercatat beberapa sesepuh saya kabari saya akan jual saja blog ini kepada siapa yang ingin memilikinya. Terus terang saya kecewa, betapa perasaan mereka untuk memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya jauh diatas rasa kepemilikan saya atas blog ini…..dan alhamdulillah sampe sekarang menjual blog ini tidak saya lakukan.
Point ketiga. Saya mendengar informasi akan terjadinya chaos pada beberapa bulan mendatang di Jakarta dari beberapa sesepuh. Saya disarankan untuk menunda perhelatan itu. Kenapa mereka menyarankan ke saya? karena saya lah yang paling bertanggungjawab bila nanti acara ini merugikan sedulur-sedulur. Sebab saya yang melahirkan ide dan yang harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan sekaligus harus bertanggungjawab secara menyeluruh atas keberhasilan atau kegagalan acara ini. Bagi saya, pantang untuk tinggal glanggang colong playu alias tidak bertanggungjawab terhadap pelaksanaan acara. Jelek-jelek begini, saya punya mental bonex.. alias bondo nekad….
Namun kali ini lain… Tiba-tiba saya miris dan tegang dengan informasi akan terjadinya chaos ini. Kulihat berita-berita di televisi, kucuri-curi informasi di teman-teman para spiritualis.
Beda dengan dua tahun sebelumnya, amanah bersama menjalin silaturahim dijalankan dengan sebaik-baiknya. Namun kali ini, saya berburuk sangka. Apa iya nanti panitia bisa mengendalikan keadaan bila terjadi suasana tidak mendukung? Tiba-tiba diserang masa lain yang tidak sepaham dan lain sebagainya. Apa masih bisa seberuntung dua kali silaturahim KWA di Jawa Tengah dan DIY?. Dua kali yang sukses dan lancar meskipun tanpa campur tangan saya. Yang kerja keras panitia. Bukan saya. Salam takzim untuk mereka.
HATI MERUPAKAN PUSAT DARI SEGALA KEBRENGSEKAN, KESAMPAHAN, KEMUNAFIKAN, KEMUSYRIKAN, NAMUN JUGA SEBALIKNYA: MERUPAKAN PUSAT DARI APA YANG MEMBUAT SEORANG MANUSIA MENJADI MANUSIAWI. DAN PUSAT INI MERUPAKAN TEMPAT DIMANA MEREKA JUGA BISA “BERTEMU” DAN BERTAMU KE PINTU TUHAN, GUSTI KANG MURBENG DUMADI. HATI INILAH YANG MEMBEDAKAN KITA DENGAN KUDA, LALAT, MAUPUN KALA JENGKING.
Saya bertanya-tanya dalam hati sekaligus mengintrospeksi kenapa hati saya begitu berdebu? Kenapa saya berprasangka buruk dan jahat kepada yang lain? Kenapa saya hanya bisa ngomong tentang pentingnya berprasangka baik sementara saya sendiri justeru berprasangka buruk pada semua hal? Saya salahkan diri saya sendiri, saya blejeti diri saya, saya maki-maki, saya cerca yang namanya Muhammad Wildan ini… Duh guobloknya pikiran saya sumbernya adalah hati saya yang busuk dan penuh borok ini.
Dan parahnya, lha wong sudah saya akui salah eeh… kok saya masih punya bahan untuk membela diri sebagai berikut toh semua bisa salah. Doktor bisa salah, cendekiawan bisa salah, politik pun bisa salah, mahasiswa juga sering salah. Apalagi pemerintah, sangat banyak membuat salah. Maka jika semua yang saya sampaikan ini salah itu karena saya manusia, namun jika benar toh itu kan hanya dari Allah SWT.
Tidak hanya anda, namun saya pun menuduh diri saya sendiri bahwa ya seperti ini kalau hati masih dominan setan… meskipun sudah berusaha keras untuk berubah menjadi baik, ibadah dan berbaik sangka namun perilakuku masih jauh dari jalan yang lurus… Padahal setiap saat inginnya bertaubat .. nah taubat yang begini ini tentu saja bukan taubat nasuha!
Saya menangis menjadi-jadi. Apakah salat saya sudah sebenar-benar salat? Ingatan langsung melayang saat Sunan Bonang ketika berpesan kepada Sunan Kalijaga di Suluk Wujil: Jangan lakukan salat Andai tiada tahu siapa dipuja. Bilamana kaulakukan juga Kau seperti memanah burung tanpa melepas anak panah dari busurnya. Jika kaulakukan akan sia-sia.. Karena yang dipuja wujud khayalmu semata .. Ingatlah Wujil, waspadalah…. Hidup di dunia ini jangan ceroboh dan gegabah. Sadarilah dirimu bukan yang Haqq dan Yang Haqq bukan dirimu… Orang yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhan …. Asal usul semua kejadian dan inilah jalan makrifat sejati.
TIBA-TIBA SAYA MERASA BERADA DI ALAM KEGILAAN…. DUNIA BERPUTAR SEPERTI ANGIN TORNADO… MENGHEMPASKAN NILAI-NILAI DAN MENGHANCURKAN SEMUA ANGGAPAN SAYA KEPADA ANDA….. BAIK DAN BURUK SIAPA YANG MENCIPTAKAN? YANG MENCIPTAKAN ADALAH KONSEP DI PIKIRAN KITA. SEBAB DI DALAM KONSEP SANG KEBENARAN SEJATI, BELUM TENTU ADA YANG NAMANYA BAIK BURUK BENAR DAN SALAH.
Kemarin minggu pagi-pagi saya berangkat ke Makam Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya naik mobil butut saya. Di suatu ruas jalan, mobil berhenti oleh perlintasan kereta api. Ketika melihat kereta api berjalan diatas rel, terbetik pertanyaan. Bagaimana roda-roda yang berat itu bisa bergerak dan lari? Pikiran saya sampai kepada pemikiran tentang alat-alat dan mesin-mesin itulah yang menggerakkan roda yang berat itu. Adakah setelah itu kita dibenarkan jika berpendapat bahwa alat kereta itu sendiri yang menggerakkan kereta tersebut?
Perkaranya tidak semudah itu, sebab masinislah yang mengendalikan mesin. Kemudian ada insinyur yang menciptakan rancangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, maka pada hakekatnya tak ada wujud bagi kereta itu, dan tidaklah mungkin terjadi gerakan dan perputaran pada roda-roda tanpa kerja insinyur. Mesin-mesin itu bukanlah akhir dari cerita sebuah kereta api, akan tetapi hakikat yang paling akhir adalah AKAL yang telah mengadakan mesin itu, kemudian menggerakkan menurut rencana yang telah dipersiapkan.
Melihat realitas kereta api, mulai dari gerbong yang digerakkan oleh roda-roda, kemudian roda-roda digerakkan oleh mesin, mesin digerakkan oleh masinis, dan semua itu direncanakan, oleh yang menciptakan yaitu insinyur. Pertanyaan terakhir saya adalah mungkinkah roda-roda, mesin, dan alat-alat kereta api itu mampu melihat yang menciptakan? Jawabannya adalah insinyur itu sendiri yang mengetahui akan dirinya, sebab kereta api dan insinyur adalah dua hal yang jauh berbeda ….
Singkat kata, untuk bisa memahami Sang Kebenaran Sejati kita harus mengerti keterbatasan-keterbatasan konsepsi kita, karena tak ada yang bisa mengenal Kebenaran kecuali Kebenaran sendiri. Karena itu kita punya pengertian tentang Kebenaran, Kebenaran menurut konsepsi saya dan Kebenaran menurut konsepsi Sang Kebenaran Sejati jelas beda. DIA yang dibicarakan berkaitan dengan konsepsi saya dan DIA yang hakiki tidak bisa kita fahami, baik oleh saya maupun kita semua.
Karena itu kita tidak bisa berbicara tentangnya secara bermakna. bagaimana kita bisa memahami tentang DIA, sedang kata-kata yang ada hanya melemparkan kita keluar dari seluruh konsepsi manusia. Seperti, Dia yang Awal dan yang akhir, Dia yang tampak dan yang tersembunyi, cahaya-Nya tidak di timur dan tidak di barat, tidak laki-laki dan tidak tidak perempuan, tidak serupa dengan ciptaan-Nya dst….
NAH, INI TENTU TIDAK MASUK AKAL DAN TIDAK BISA DIBAYANGKAN.. SEBAB GAMBARAN BAYANGAN DI OTAK KITA KARENA KITA SUDAH MENYAKSIKAN SESUATU YANG KITA BAYANGKAN.. KALAU BELUM MENYAKSIKAN, TENTU TIDAK BISA MEMBAYANGKAN.
Kenyataan Sang Kebenaran Sejati tidak bisa dikenal dan diketahui berasal dari penegasan dasar tauhid `LAA ILAHA ILLALLAH ATAU LAISA KA MISTLIHI SYAI’UN …tidak sama dengan sesuatu. Karena DIA secara mutlak dan tak terbatas benar-benar Dzat Maha Tinggi, sementara kosmos berikut segala isinya hanya secara relatif bersifat hakiki, maka realitas Ilahi berada jauh diluar pemahaman realitas makhluK. Dzat yang Maha Mutlak tidak bisa dijangkau oleh yang relatif.
Kita dan ALAM SEMESTA yang kosmos ini berhubungan melalui sifat-sifat Ilahi yang menampakkan jejak-jejak dan tanda-tandanya di alam. Kita tidak bisa mengenal dan mengetahui DIA dalam dirinya sendiri, tetapi hanya sejauh DIA mengungkapkan diri-Nya melalui sifat, nama, af’al. Sifat, nama, dan af’al, secara relatif yang bisa dirasakan dan difahami maknanya dengan keterbatasan akal. Akan tetapi Dzat tetaplah adalah realitas mutlak dan absolut.
Maka kunci untuk benar-benar memahami secara hakiki barangkali adalah mampu memfanakan diri. Fana adalah keadaan manusia seperti sebelum dilahirkan atau diciptakan…..
NAH, APA YANG KITA RASAKAN SAAT FANA?
PERSIS SAAT KITA BERADA DIDALAM PERUT IBU
ITULAH ALAM KOSONG AWANG UWUNG SUNYARURI
ALAM LING LANG LING LUNG…
TIDAK ADA YANG MENGETAHUI
KECUALI ALLAH SENDIRI…
YANG BISA KITA KETAHUI SEKARANG ADALAH MENATA LAKU
AGAR SESUAI DENGAN PEDOMAN HIDUP SEJATI
YAITU MENGENAL HAKIKAT DIRI
TIDAK BOLEH MELALAIKAN SHALAT YANG KHUSYUK
KARENA
PRIBADI BESAR PASTI SUKA MENCARI HAKIKAT DIRI
AGAR MENGETAHUI MAKNA SEJATI HIDUP
DAN ARTI KEBERADAANNYA DI DUNIA
KARENA ITU SUCIKAN DIRIMU
TINGGALAH DALAM KESUNYIAN PAMRIH
HINDARI KEKERUHAN DAN HIRUK PIKUK
HASRAT DAN KEINGINAN AKAN DUNIA
AKHIRNYA, SIAPA YANG SALAH DARI KEJADIAN TIDAK JADINYA ACARA SILATURAHIM KWA DI JAKARTA?
SAYA SEPAKAT DENGAN ANDA: SAYA LAH YANG BERSALAH DAN SAYA LAH YANG TERHIJAB OLEH KESALAHAN SENDIRI. DAN… ANDA SEMUA LAH YANG  BENAR!
RAHAYU RAHAYU RAHAYU….

Comments

Popular posts from this blog

Mantra hipnotis merangsang wanita jarak jauh dan dekat paling ampuh

Mantra mrmbuat Orgasme wanita

Ayat Pucuk APi Neraka Jahanam