Wujud Orang Bunian Ketika Ngamen
WONGALUS PENGAMEN
Ya
hayyu hiina laa hayya, yaa hayyu muhyil mautaa. ya hayyu laa illaaha
illaa anta, allaahumma maddidnaa waj’alnaa min kulli hammin makhrajan wa
farajan
Semesta
ini bersifat aktif. Bukan pasif. Ia senantiasa dinamis berdasarkan atas
hukum internal yang sudah dicangkokkan ke dalam masing-masing hal.
Ketika seseorang meniadakan prinsip aktifnya diri ini, dan kemudian
melepaskan kewajiban tersebut yang terjadi adalah kemalasan. Malas
bekerja, malas membanting tulang, suka berkhayal, melamun dan akhirnya
lamunan ini menjurus ke hal-hal yang bertentangan dengan aku sejatinya.
Aku sejati bisa dikenali dengan cara menggerakkan akal nurani dan tangan
serta kaki untuk bekerja.
Sejak tahun 1999 saya berprofesi
sebagai jurnalis. Saya mencari penghasilan dari bertualang, berpikir,
merenung dan kemudian menumpahkan hasil renungan tersebut pada komputer.
Saya memandang kehidupan ini sedemikian sederhana dan meskipun kadang
menurut beberapa orang pikiran saya ini dianggap bercabang-cabang,
njlimet dan ruwet.
Sebelum menjadi jurnalis, saya
merintis menjadi penulis lepas di Yogya untuk sebuah harian yang terbit
di Jakarta. Saat itu saya berusaha untuk profesional. Tidak ada yang
memerintah dan tidak ada atasan tidak membuat saya lantas ‘nglokro’ atau
malas bekerja. Justeru sebaliknya, energi hidup terasa sedemikian
tinggi hingga tiada kata lain selain harus menulis. Dan ini artinya saya
bekerja.
Bekerja tidak harus punya
kantor. Tidak harus punya atasan. Tidak harus berada di satu perusahaan.
Tidak harus menerima slip gaji setiap bulan. Buktinya, banyak orang
yang bekerja secara mandiri dengan kemampuannya, ia mendapatkan banyak
penghasilan. Dan karena dulu saya tidak punya modal uang, maka saya
hanya bisa memanfaatkan satu modal bawaan dari Tuhan yaitu Sumber Daya
Manusia. Inilah modal pengamen…..
Saya merasakan bekerja sebagai
penulis itu sangat gampang. Cukup seonggok mesin ketik butut, lalu
menggerakkan jari dan menulis, lantas dimuat di majalah. Modal mesin
ketik itu pun saya dapatkan secara gratis hasil pemberian seorang teman.
Tetapi harus diingat punya mesin ketik belum tentu merupakan jalan
keluar bagi sukses menjadi seorang penulis. Menjadi penulis membutuhkan
olah laku penghayatan kehidupan merenungi masalah-masalah, peka terhadap
nilai-nilai, kerja keras dengan otak, akal budi, perasaan dan hati
nurani.
Terkait dengan hal-hal teknis,
misalnya harus punya komputer, punya laptop, punya mesin ketik, maka
sebenarnya itu hal yang sekunder. Saya tidak pernah berpikir serius
soal-soal teknis karena itu soal paling gampang. Bisa nunut di kantor,
di tetangga, di rumah pacar kalau punya pacar. Yang lebih esensial
adalah berjuang agar bisa tekun dan menghargai proses mulai dari satu
kata. Ini adalah soal-soal yang kualitatif sifatnya.
Penulis itu seperti pengamen.
Meski ada perbedaannya, Namur kesamaannya terletak pada kalau menjadi
pengamen profesional maka dia akan menyanyi lagu yang indah diiringi
dengan musik yang indah agar pendengarnya suka. Penulis juga begitu,
tulislah dengan sebaik-baiknya agar pembacamu menyukainya.
Pesan pribadi saya kepada
patriot pemburu masa depan: berapa jam kerjamu dalam sehari-hari? Saya
kini berusia 40 tahun lebih, dan justru karena itu saya tidur setelah
subuh, kemudian pukul 07.00 pagi sudah siap ngamen: perang lagi dengan
konsep, kalimat dan kata-kata.
Kalau direnung-renungkan secara
lebih mendalam lagi modal saya menjadi penulis dan mencari nafkah
sebenarnya hanyalah sebagai berikut: saya ada karena anugerah Allah.
Menyukai belajar dan bekerja keras. Dan keikhlasan Ibu saya dan Anda
semua. Dengan tiga hal ini maka diri ini berkembang menyesuaikan dengan
irama alam semesta.
Ada apa dengan alam semesta? Kita
ketahui, semesta ini adalah medan energi yang sangat besar, medan
energi inilah yang membuat alam terus bergerak, planet dan bulan
melakukan rotasi dan revolusi, begitu juga dengan komet dan asteroid.
Terjadi gravitasi antar partikel sehingga alam semesta ini terus menerus
berkembang pesat.
Hidup adalah alam semesta itu
sendiri. Hidup adalah berkembang, berubah dan terus berubah menyesuaikan
dengan luapan energi yang hadir dari mana mana. Ia harus menampung
semua yang ada di langit, planet, bintang, satelit, komet yang tersusun
dalam galaksi-galaksi yang terus mengembang dalam satu tempat atau wadah
yang jauh lebih besar dari pada langit yang mampu menampung langit itu
sendiri.
Hidup memang tidak terdefinisikan
sampai kapanpun. Sebagaimana kita yang tiada akan mampu memaknai diri
dan hidup kita sendiri secara holistik dan sempurna. Imajinasi dan
angan-angan kita tidak akan pernah berhenti. Seperti langit yang
demikian luasnya yang tidak terhitung berapa banyak bintang di alam
semesta ini dan banyak galaksi-galaksi yang belum ditemukan dan diberi
nama?
Ahaiii.. apa ini artinya? Untuk
hidup kita perlu bekerja. Bekerja bisa apa saja. Kebetulan saya memilih
menjadi penulis. Menjadi penulis, mungkin juga menjadi apapun memerlukan
etos kerja. Yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan kejam kepada diri
sendiri. Kreatif dengan sanggup bekerja maksimal dalam kondisi dan
fasilitas yang minimal.
Maka, ijinkan saya akan terus
ngamen ngamen dan ngamen. Saya tidak perduli apa kata anda apakah lagu
saya serak atau fals. Yang penting saya akan terus melangkahkan kaki
untuk bekerja keras dan yang terbaik untuk hidup. Saya akan memanfaatkan
semua yang saya miliki untuk mencari penghasilan. Bukankah Rasulullah
secara simbolis mengajurkan kita untuk bekerja keras? ”Pergilah ke
hutan, carilah kayu bakar. Itu lebih mulia daripada menjadi
peminta-minta….”
Karena Rasulullah sudah
mengajurkan agar kita perlu masuk hutan ini maka kita tidak perlu ragu
mencari rezeki yang halal yang diberikan Allah SWT kepada kita. Jadilah
pejuang bagi dirinya sendiri dan lingkungan kita, sebab tidak ada
perjuangan yang titik tujuan atau hasilnya bisa dipastikan.
Kalau Rasulullah yang menyuruh
masuk hutan, kita tidak perlu memastikan dulu apakah di dalamnya ada
buah yang dicari, ada harimau atau ular yang rnengancam atau tidak.
Tidak perlu riset dulu berapa luas hutan, jenis tanahnya, atau ada
warung atau tidak, ada pentas dangdut dan metal atau tidak. Kalau sudah
jelas semuanya, baru melangkahkan kaki masuk hutan. Jangan seperti itu.
Cukup ucapkan BISMILLAHIRROHMANIRROHIM dan langkahkan kaki untuk mencari
rezeki yang halal. Insya alloh kita akan selamat!
Saya percaya Tuhan Maha
Pelindung. DIA pun tidak sedang bermain dadu dalam penciptaan alam
semesta termasuk mencipta diri saya. Semua sudah diletakkan pas dengan
ukurannya.
Apakah kita akan takut mati
gara-gara di hutan ada harimau? Apakah saya khawatir beriklan di blog
milik sendiri nanti lantas dianggap komersialisasi idealisme sebagai
manusia yang berjiwa sosial? Siapakah dirimu yang menakar dengan berani
dan menilai dengan separuh mata itu? Bukankah itu sebentuk iri dengan
proses yang sedang berjalan ini? Oh, manusia….setitik partikel yang
tidak berarti di alam semesta karena dalam dadamu menyembul ujub riya
iri dengki dan sombong.. Kemudian merasa mampu menilai Kebesaran Tuhan
dan mengadili manusia …..Subhanallah….
Sudah ah, mohon undur diri dulu
sedulur… pengamen mau bekerja…..kulangkahkah kakiku yang rapuh…
tinggalkan kota asalku…. jrennggg jrenggg jrengggg….
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..