Ciri Ciri Menusia Iblis
MOHON MAAF SEDULUR
@Abah
R: rekan sedulur semua diwong alus dan khususnya kiwong alus bilamana
sy ada kata2 yg tak berkenan sy minta maaf.dan juga buat kiwong alus
bila amalan yg sy tuliskan membawa banyak kesalah fahaman pendapat lebih
baik amalan sy dihapus saja.akhirul kalam.salam silahturahmi buat
semuanya.wassalam….
+++maju terus abah.. masih banyak saudara
kita yang membutuhkan pencerahan dan bimbingan. Kalaulah ada kerikil
yang mengganjal perjalanan tidak perlu membuat langkah kaki kita
berhenti.. kita perlu terus berjalan dengan istiqomah. Insya allah,
kerikil tersebut nantinya akan hilang dengan sendirinya. Tidak terhitung
berapa puluh atau mungkin ribuan kali saya dicap sesat dan kafir, dan
saya akui saya memang sesat dan kafir.. ribuan kali saya dianggap bodoh
dan tidak berilmu dan saya akui saya memang bodoh dan tidak berilmu,
ribuan kali pula saya dianggap gila alias gendeng namun saya akui saya
memang gendeng.. tapi saya hingga detik ini tetap bisa tersenyum dan
ngopi bareng karena hidup memang harus terus berjalan. Baik di mata
manusia, belum tentu baik di “mata”NYA, buruk di mata manusia belum
tentu buruk di “Mata”-NYA. Jadi saya santai saja, sambil sesekali
berharap agar suatu saat saya berubah menjadi lebih baik dan lebih
mulia. Monggo abah, dilanjut mewedar ilmu-ilmunya… nuwun.
Ini adalah salah satu komentar dari abah R
yang kemudian saya tanggapi dengan komentar yang sama di blog wong
alus. Saya terus terang saja terenyuh dengan komentar-komentar para
penulis artikel semacam ini yang berniat menghentikan pengiriman artikel
gara-gara ada sekelumit sedulur yang berkomentar tidak bijaksana.
Kadang saya geregetan dengan komentar yang kritiknya kebablasan, alias
tanpa rem lagi. Komentar yang sudah tanpa rem alias remnya blog, sungguh
bisa membuat orang lain yang mendengarkan atau membaca bisa langsung
marah…
Para sedulur yang berkomentar tidak
bijaksana ini umumnya masih muda usianya. Sekitar belasan tahun hingga
tiga puluh tahun. Mereka adalah anak-anak muda dan baru saja menginjak
usia dewasa. Belum mengenal bagaimana ‘menep’nya hati. Mereka masih
ingin menguji dan mengasah ilmu-ilmunya, menantang duel, ingin
mengalahkan orang lain. Bila ada orang lain yang ingin berbagi keilmuan,
dia tidak terima dan merasa ilmunya lebih unggul. Biasanya mereka
adalah pendekar-pendekar kampung yang baru saja turun gunung dan merasa
ilmunya nomor satu.
Bila ada sedulur pembaca yang merasa
punya perilaku semacam ini, mohon dapatnya diubah. Tidak bisa frontal
tidak apa-apa, yang penting ada niat langkah untuk berubah. Saya tahu,
anda memiliki ilmu dan banyak amalan. Namun ilmu yang anda
bangga-banggakan itu sesungguhnya tidak ada apa-apanya kok.
Setinggi-tingginya ilmu-ilmu ‘karang’ (hasil karang-karangan) semacam
itu akan dengan sangat mudah dikalahkan oleh orang yang berbudi luhur.
Maka, beranilah untuk mengalah maka derajat anda akan lebih tinggi. Anda
akan jadi pemenang…. Ingat rumus pemenang??? Menang adalah tidak
mengalahkan orang lain, namun mampu membuat orang lain menang dan anda
harus berani mengalah…. “Wani Ngalah Dhuwur Wekasane”
Komentar yang anda sampaikan kepada orang
lain itu membuktikan bahwa diri anda sendirilah yang seperti itu…
Padahal anda yang anda sampaikan itu adalah diri anda yang palsu. Kenapa
palsu? Karena sesungguhnya kodrat manusia itu baik. Tuhan tidak pernah
mentakdirkan seseorang itu menjadi penjahat. Yang menjadikan penjahat
seseorang itu dirinya sendiri. Maka mumpung masih ada waktu, saatnya
bertobat dan memohon maaf kepada orang-orang yang pernah anda sakiti.
Saya rasa, siapapun orangnya apakah itu
sesepuh atau bukan pasti marah bila kritik yang disampaikan sudah
keterlaluan. Kritik yang tidak etis dan tidak sopan akan membuat bunga
api permusuhan kian membesar dan itu akan membuat kontraproduktif. Hidup
yang dipenuhi dengan bara api permusuhan tidak akan membuat bahagia.
Nah, si penyulut api permusuhan tersebut biasanya memang hidup tidak
bahagia. Bisa jadi dia kaya harta, kaya ilmu, kaya kedudukan, kaya
pangkat dan derajat… namun dia miskin dengan kebijaksanaan dan ini akan
membuat dia kehilangan kebahagiaan. Kebahagiaan sejati bisa diraih bila
kita tidak punya setitik api permusuhan di dalam dada. Dada yang bersih
dari niat jahat dan buruk, yang selalu pasrah dan ikhlas menerima
ketentuan-NYA, dada yang selalu memohon ampun kepada-NYA, akan
senantiasa merasa lapang dan jembar…..
Saya wong alus, dengan ini menghimbau
kepada para sedulur yang berkomentar tidak bijaksana dan menyulut
permusuhan..mohon kiranya anda memohon maaf pada yang anda musuhi.
Mumpung masih ada kesempatan. Hidup hanya sekelebat bayangan… Lalu kita
semua mati terkubur tanah kotor.
Terus terang saya, para sesepuh, para
sedulur di Kampus Wong Alus memang bukan orang-orang suci dan bukan
orang baik. Saya apalagi… orang yang paling banyak berdosa, tidak tahu
agama alias goblok soal syariat tarekat hakikat makrifat…. iblis laknat
intipe neroko jahanam… Bajingan Bangsat paling bobrok di Jagad Raya….
Dan pada kesempatan kali ini ijinkanlah kami memohon maaf bila ada
perbuatan dan perilaku yang salah kepada anda. Matur nuwun.
Comments
Post a Comment
tuliskan komentar anda untuk tanya jawab seputar ilmu di atas dan juga silakan menjawab komentar sedulur yang kira2 bisa menjawab isi komentar yang sudah ada.
terima kasih..