Ajaran Gaib Dalam Suluk Pesisiran


SULUK PESISIRAN


suluk 

Asal kata “suluk” yaitu kata Arab “salaka thoriq” yang berarti menempuh jalan (tasawuf) atau tarikat. Ilmunya sering disebut ilmu suluk . Namun di Jawa, “suluk”  diartikan sebuah ajaran mistik yang diungkapkan dalam bentuk tembang/lagu sedangkan bila diungkapkan dalam bentuk prosa, umumnya dinamakan wirid.
Suluk Pesisiran adalah sebuah buku terjemahan suluk-suluk klasik Jawa yang ditulis dalam bentuk puisi oleh Emha Ainun Nadjib. Kumpulan suluk itu merupakan terjemahan naskah suluk cirebonan berkode LOr 7375. Lor singkatan dari Codese Leidse Orientalis, yakni istilah bagi kumpulan naskah yang berasal dari belahan dunia timur yang masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
Naskah asli Suluk Cirebonan ditulis dalam hurup arab pegon dan huruf Jawa dengan pengarang “anonim”. Naskah suluk cirebonan itu adalah sedikit naskah Islam klasik yang berhasil “dibawa” pulang ke negeri kita setelah sekian lama “tercuri” di Universitas Leiden, Belanda.
Menurut seorang peneliti Islam Klasik Mufti Ali, PhD., hanya 7 % dari 2 juta naskah Islam klasik dalam bahasa Arab maupun Persia yang terdapat di Timur Tengah, Turki, India, dan di beberapa negara yang sudah diedit dan dipublikasikan. 93 % sisanya masih menumpuk di rak-rak penyimpanan naskah.
Naskah islam Klasik itu telah menjadi komoditas yang punya nilai jual tinggi untuk diperjualbelikan. Puluhan juta Euro uang ditransfer dari beberapa perpustakaan di beberapa negeri Teluk, seperti Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab yang kaya minyak, ke beberapa Toko Buku Antik yang menjual naskah-naskah Islam klasik di Belanda.
Berbagai naskah Arab Islam klasik yang unik dan sangat tua, berpindah tangan dari satu kolektor kepada kolektor lain. Karena concern terhadap naskah yang sedemikian tinggi tersebut maka wajar sejumlah perpustakaan dan Museum di Eropa memiliki koleksi naskah yang sangat kaya. Perpustakaan Universitas Leiden saja memiliki lebih dari 50 ribu koleksi naskah Islam klasik yang diakuisisi dalam jangka waktu lebih dari 400 tahun.
Perpustakaan Nasional Jerman di Berlin menyimpan lebih dari 80 ribu naskah Islam klasik. Puluhan ribu naskah Islam klasik lainnya disimpan di beberapa perpustakaan di Prancis, Rusia, Spanyol, Italia, dll. Karena ‘kekayaan’ ini, ribuan peneliti (sejarah) Islam datang dari berbagai negara ke Eropa untuk membaca dan meneliti serta memiliki reproduksi naskah.
Demikian sedikit uraian mengeni naskah Islam Klasik yang menjadi pembuka artikel ini. Berikut beberapa Suluk dalam buku “Suluk Pesisiran” yang mengajarkan ajaran-ajaran mistis yang bernilai sangat tinggi. Termasuk apa dan bagaimana sesungguhnya makrifat itu.
SULUK SELOBRANGTI
Selobrangti terbangun karena kaget
Oleh burung yang bergembira ria
Tegak tubuhnya, memesona pandangan matanya
Seperti telah begitu terlatih hidupnya
Burung itu seolah menegurnya
Menegur birahinya
Kepada Allah yang Agung
Sehingga seperti pendeta raja yang berkelana
Dan tatkala sampai di hutan ia kekang nafsunya
Nyi Selobrangti turun perlahan-lahan
Akan mengambil air sembahyang
Shalat ashar hendak ditegakkan
Nyi Centini mengikuti
Telah diambilnya air pamujan
Mengikutinya bersembahyang
Siap memuja, sajadah dihamparkan
Berdiri dengan bersidekap tangan
Tawajjuh, yang lain disingkirkan
Yang lain tak diperhatikan
Hati terpusat kesatu tujuan
Sempurna berdirinya
Menghadap kiblat
Tatakrama sempurna
Kepada amar dihadapkan hatinya
Menyadari puji-puja
Semoga sembahnya diterima
Tepat sudah niatnya Dipusatkan maksud dan tujuannya
Bersamaan dengan takbirnya
Hanya huruf 8 yang tampak olehnya
Pikiran berhenti pada Nama
Dan Allah yang perkasa
Dekat dengan yang disembah
Sembahnya telah mi’raj tanpa terlihat
Tanpa tertabiri oleh keinginan menyembah
Seucapan rindu nantinya
Akan sebanyak puji yang terbilang-bilang
Itu sebagi sembahnya
Sembah hamba
Tujuan yang sebenarnya
Menyebut diri
Pada dirinya sendiri
Itulah sembah yang menikmatkan
Seperti angin bertiup sepoi
Dalam menyembah dan memuji
Itulah yang disebut tubadil
Adapun maknanya
Ialah sembah berhenti,diganti
Karena tertimpa oleh kasih
Sembah hamba menjadi hilang
Seperti awan dan matahari
Ibaratnya
Ia sama dengan matahari
Namun dalam tidurnya
Awan tak menjadi matahari
Demikianlah sembah utama
Setelah Selobrangti mengucapkan
Bacaan takbir
Mukanyapun dihadapkan
Kepada Mahabesar Tuhan
Yang membuat langit dan bumi
Kemudian sesudahnya
Fatihah wajib dibaca
Ialah yang dimulai dengan menyebut nama
Yang kasih di dunia, kasih kepada mukmin
Kelak di akhirat
Al hamdu segala puji
Dipanjatkan kepada Tuhan
Allah semesta alam
Yang kasih kepada orang mukmin
Yang memberi surga
Ialah Raja
Raja di hari kiamat
Yang disembah dan dimintai tolong
Yang Mahaagung dan senantiasa Santun
Tunjukkan jalan kebenaran
Tuntun ke tempat yang terang
Seperti jalanan
Hamba yang patuh
Orang saleh dan para wali
Dan para Nabi
Jangan Seperti
Langkah orang yang kau benci
Orang yang sesat dan kau murkai
Hendaklah paduka Allah terima ini
Bacaan Fatihah mudah dilakukan
Selobrangti lantas membaca ayat-ayat
Itu sunnat
Kemudian ia be ruku’,wajib
Kemudian Selobrangti duduk
Menenangkan badan
Sambil memenuhi
Menyerah pada perintah Tuhan
Ikhlas dan diberi ampunan
Dan akhirnya ia angkat kepala
Selobrangti tegak dan mengangkat kepala
Hendaklah Allah mendengar
Hatur hamba
Sujud tanpa henti
Pasrah raga untuk mengenali dunia
Yang tujuh macamnya
Dan sungguh-sungguh merendahkan
Anggota badan yang utama
Direndahkan seperti air turun ke dunia
Memasuki samudera
Mengangkat kepala,kemudian duduk
Tenang duduknya
Ikhlas segala tingkah lakunya
Percaya kepada Tuhan
Yang adil dan penuh ampunan
Kemudian sujud yang kedua
Kemudian berdiri,rakaat yang pertama
Lengkap,menuju rakaat kedua
Dengan sunnat dimulainya
Ketahuilah perbuatan sunnah af’al
Yakni tahiyyat awal
Bahwa perbuatan sunnat
Tiga macamnya
Kalau terlupa, sujud sahwi gantinya
Hal ini termuat dalam surat
Hendaklah diketahui denga cermat
Bahwa duduk tahiyyat dan shalawat
Itu yang disebut af’al sejati
Sehingga lengkaplah tiga perkara tadi
Dengan nama-Nya engkau memulai
Rakaat yang semula
Dua rakaat banyaknya
Adapun shalat ashar
Empat rakaat maka jadilah
Empat rakaat, kemudian
Tahiyyat wajib
Rukun enam wajib yaitu
Duduk di antara tahiyyat dan tertib
Salam disertai niat
Selobrangti mengakhiri shalat
Salam memungkasinya
Salam itu wajib kedudukannya.
Adapun bangun pada malamnya
Sunnah,dan sesudah salam akhir
Yakni seusai sembahyang
Memuji dengan lirih
Membaca tasbih,berdo’a
Pengucapan perlahan-lahan
Namun hati penuh gelombang
Itulah sembah utama
Nabi terpilih berkata
Ketahuilah jangan memuji dengan suara
Yang keras bunyinya
Demikianlah tuntunan Rasul duta
Jangan engkau keras-keras memuja
Sedang Allah
Telah mendengarnya
Tuhan mendengar hati bersuara
Bukan lahiriah, Ia mendengar dan mengetahui
Tak pilih kasih, tak jatuh hati
Nyi Centini juga melakukan takbir
Namun hatinya tertutup oleh panca indera
Tampak segala gerak-geriknya
Diikuti oleh hatinya
Niat diulang-ulang
Sedang dalam niat
Dalam ucapan
Mesti bersama dengan takbir
Ihramnya jauh mendahului hatinya
Ia baru shalat ditengah-tengahnya
Sebagian orang melakukan shalat
Tak mengerti sempurnanya sembah
Tak tahu liku-likunya
Salah ucapannya
Sunnah wajib tak dibedakannya
Tak mau bertanya
Batin orang bodoh adanya
Menghadap ke masalah dunia
Tak tahu ditolak sembahnya
Terhalang puja-pujinya
Adapun bagaimana mengelola birahi
Selobrangti menyirnakan keinginan
Yang peluang tumbuhnya tak diberi
Hutan belantara dimasuki
Centini si pembantu mengikuti
Dari belakang selalu mengikuti
Menghilangkan rasa cinta dunia
Mematikan badan sebelum mati
Kepada Allah percaya sekali
Dengan menatap batu di tepian jurang
Nyi Selobrangti bertapa
Di dalam gua istirahatnya
Malam tak tidur
Siang tak makan
Keras berusaha
Memerangi nafsunya
Lupa akan badan dan jiwa
Menjadi lesu raganya
Seperti mayat disiksa
Dengan sungguh-sungguh memusatkan pandang
Pucuk hidung yang kelihatan
Napasnya ditahan
Tak mengetahui keluar masuknya
Tak terasa lagi zikirnya
Tak berhenti pujinya
Hening pikirannya
Empat alam dikuasai
Segala arah menyatu
Itu yang namanya laku
Yang pertama alam nasut
Yakni alam manusia
Syariat tata kramanya
Kedua alam malakut
Yang tinggal hanya satu keinginan yang tak bergeming
Tak menoleh kepada yang lain-lain
Yang ketiga alam jabarut
Itu alamnya ruh utama
Tak lepas dari puja
Yang keempat alam lahut namanya
Orang mati bersemayam padanya
Sudah tak ada tatakrama
Yang dibicarakanpun tak ada
Jiwa, badan, sembah dan puja
Hilang,tatakrama
Tak ada yang dibincangkan
Yang di dalamnya tak dua
Melainkan yang berkuasa juga yang ada
Lesu raganya,gairah tak ada
Seperti mayat bentuk dan warnanya
Tinggal denyut jantung saja
Nyi Centini memandangnya
Hingga amat sedih hatinya
Tuannya mati raga
Tak ada lagi geraknya
Tinggal denyut jantungnya saja
Maka ia sembahlah tuannya
Sambil menangis amat kerasnya
Terbangun Nyi Selobrangti
Mendengar tangis Centini
Terjaga dari tapa
Tersadar karena mendengar suara
Tangis yang terus menerus mendera
Segera ia beri pertolongan
Centini yang hilang kesadaran
Tangannya menjulur menggapai pembantunya
Dan berkata
Pelan dan berbisik kata-katanya
Halus lembut meluncur dari mulutnya
Demikianlah betapa lesu letih ia
Maka halus tuturnya
Jangan menangis wahai Centini
Tak ada gunanya dilakukan
Tak ada gunanya dibicarakan
Inilah memang tujuan sejak permulaan
Nyi Centini memohon kepada tuannya
Agar bersedia pulang ke rumah saja
SULUK PAESAN WAJIB
Maskumambang
1
Cermin wajib dalam melangkah bersama
Dengan kedewasaanmu
Hendaknya pikirkanlah Ia
Yang dipertuhan dan Mahamulia
2
Dipertuhan dengan kata hati
Mempercayai
Tuhan qadim hakiki
Yang wajib ditaati
3
Ditaati dengan hati yang jernih
Penglihatan yang sempurna
Arah tak mendua
Memusat kepada allah yang Maha Kuasa
SULUK GEDHONG
Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati
Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati
Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong olehNya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan ZatNya tampak
Bagi setiap mata yang waspada
Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar
Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihatnya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya
Menempuh jalan, mencari
WajahNya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan
Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempatNya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari
Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatapNya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi
SULUK SYEH MADEKUR
….
Orang yang tiba di gelombang Cinta
Gagap hendak menjelaskannya
Kalau merasa sebagai hamba
Wujud menjadi dua
Kalau merasa sebagai Tuhan
Ia tersekutukan

SULUK GEDHONG
Mijil
1
Sesungguhnya tidaklah ada yang tahu
Bahwa umpamanya Ia bersemayam di gedung itu
Tapi diketahuiNya ia yang tahu
Serta bagaimana segala mahluk berperilaku
Sungguh sebelum terjadi
Ia telah mengerti
2
Ketahuilah Sebelum segalanya terjadi
Ketika jagad kosong tanpa isi
Bahkan sebelum awang-uwung itu sendiri
Yang ada hanya Tuhan Sang Maha Widi
Hanya Ia pula yang mengetahui
Zat Mahaluhur dan Suci
3
Maka dibikinNya semua mahkluk ini
Agar ada yang mengenali
Diciptakannya jagat semesta
Dengan hanya satu sabda
Segalanya mengada seketika :
“Kun”
4
Sempurna tak ada kekurangan
Karena Tuhan yang menciptakan
Ia berkuasa karena DiriNya sendiri
Tanpa kesalahan sama sekali
Demikianlah tatkala semua terjadi
Bertahap menjadi dan menjadi
5
Maka bersabdalah Ia
Kenapa segenap alam yang dijadikanNya nyata
“Sungguh tak Kujadikan Jin dan manusia
Kecuali untuk satu:
Menyembah kepadaKu”
6
Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati
9
Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati
10
Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong olehNya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan ZatNya tampak
Bagi setiap mata yang waspada
11
Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar
12
Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihatnya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya
13
Menempuh jalan, mencari
WajahNya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan
14
Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempatNya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari
15
Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatapNya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi

Comments

Popular posts from this blog

Mantra hipnotis merangsang wanita jarak jauh dan dekat paling ampuh

Mantra mrmbuat Orgasme wanita

Ayat Pucuk APi Neraka Jahanam